Pertanian Adalah penompang hidup bagi umat manusia laporan penggunaan mulsa | Pertanian

Pages

Sunday 20 April 2014

laporan penggunaan mulsa

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tanam dan pola tanam yang berbeda dapat menentukan tingkat produksi dalam kualitas maupun kuantitas. Ada banyak jenis pola tanam dalam dunia pertanian. Ada yang menguntungkan kita namun merugikan alam, ada juga yang menguntungkan alam namun bagi kita kurang menguntungkan dari segi kualitas maupun kuantitas. Kita harus mengetahui berbagai macam tanam menanam serta polanya yang baik bagi kita namun tidak merusak lingkungan. Dalam mengolah lahan kita perlu mempelajari cara tanam serta pola tanam untuk menempatkan suatu bibit yang
ditanam dengan tepat dan dapat menghasilkan hasil yang memuasan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan seimbang.
Dalam hal ini tanam dan pola tanam serta pemulsaan sangat mempengaruhi dalam hal pertanian. Maka dari itu petani yang baik dan perduli lingkungan serta perduli kesehatan dan keberlangsungan hidup tanaman yang berkualitas maka petani tersebut akan mengikuti kriteria tanam dan pola tanam serta pemulsaan yang baik

1.2  Tujuan
Tujuan dari praktikum tanam dan pola tanam serta pemulsaan yaitu untuk memjadikan mahasiswa yang perduli pertumbuhan tanaman dan perduli tentang kualitas yang terhindar dari penyakit.

1.3  Manfaat
ð  Mengetahui cara penggunaan mulsa yang baik
ð  mengetahui cara perlakuan tanam dan pola tanam yang baik untuk lingkungan serta pertumbuhan tanaman itu sendiri
ð  mengetahui manfaat tanam dan pola tanam serta mulsa bagi tanaman
ð  mengetahui cara menghindari dampak hama dan penyakit






BAB II
TINJAWAN PUSTAKA
2.1  Pengertian Tanam
Tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam baik media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk pola tanam.
(Kumalasari. 2012)
2.2 Pengertian Pola Tanam
Pola tanam adalah susunan tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu tahun. Pola tata tanam yang berlaku pada setiap daerah akan berbeda dengan daerah lain, karena karakteristik setiap daerah juga berbeda
(Wirosoedarmo, 1985).

2.3 Pengertian Pola Tanam Monokultur
Pola Tanam monokultur adalah Penanaman satu jenis tanaman pada suatu bidang lahan.
(modul DBT. 2013)
2.4 Penegertian Pola Tanam Tumpang Sari
Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanamdalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan
(modul DBT. 2013)
2.5 Faktor yang mempengaruhi Pola Tanam
Beberapa faktor yang mempengaruhi pola tanam adalah:
1. Ketersediaan air dalam satu tahun
2. Prasarana yang tersedia dalam lahan tersebut
3. Jenis tanah setempat
4. Kondisi umum daerah tersebut, misal genangan
5. Kebiasaan dan kemampuan petani setempat
(Nur aulia. 2010)





2.6 Faktor yang Harus Diperhatikan Dalam Pemilihan Pola Tanam
            1. lingkukan pertanian
2. bahan yang di tanam
3. unsur-unsur yang di perlukan oleh yang di tanam
(modul DBT. 2013)
2.7 Definisi Mulsa
Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik
(modul DBT. 2013)
Mulsa adalah proses atau praktek yang meliputi tanah / tanah untuk membuat lebih kondisi yang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman, pengembangan dan produksi tanaman yang efisien. 
( Sulkarnain .1990)
Mulch is material intended cover crop cultivation to maintain soil moisture and suppress weed growth and disease so as to make the plants grow well.
Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik.
(Ravael rozky 2012)
2.8 Fungsi Mulsa
fungsi mulsa atau penutup tanah adalah berpengaruh
a.       positif terhadap tanaman maupun tanah itu sendiri, baik diterapkan pada pertanian
organik maupun pertanian biasa.
b.      Dalam peranannya untuk peningkatan kesuburan tanah
c.    Mengurangi penyiraman, karena penguapan air dari tanah menjadi berkurang
d.    Menjaga suhu tanah lebih stabil. suhu di sekitar perakaran tetap sejuk hingga akar bisa bekerja lebih optimal.
e.    Pengendali gulma
f.     Mengurangi erosi air atau angin
g.    Menambah keindahan lahan pertanian



2.9  Macam-Macam Jenis Mulsa gambar dan contoh
1. Mulsa Organik
            Contoh : jerami
                                                                        Sumber gambar: www.google.com




2. Mulsa anorganik
Contoh : plastik
                                                                        Sumber gambar: www.google.com





2.10 Kelebihan dan Kekurangan Jenis bahan Mulsa
        1.  Mulsa Organik
            Kelebihan
a.              lebih ekonomis (murah),
b.              mudah didapatkan,
c.              dapat terurai sehingga menambah kandungan bahan organik dalam tanah.
d.              Dapat di peroleh secara bebas/gratis
e.               Memiliki efek menurunkan suhu tanah
f.               Mengonservasi tanah dengan menekan erosi
g.              Dapat menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu
h.              Menambah bahan organic tanah karena mudah lapuk setelah rentang waktu
Tertentu
Kekurangan
i.                Tidak tersedia sepanjang musim tanam, tetapi hanya saat musim panen tadi.
j.                 Hanya tersedia di sekitar sentra budidaya padi sehingga daerah yang jauh dari
pusat budidaya padi membutuhkan biya ekstra untuk transportasi.
k.              Tidak dapat digunakan lagi untuk masa tanam berikutnya.

2.  Mulsa anorganik
                                    Kelebihan
a.       Dapat di peroleh setiap saat
b.       Memiliki sifat yang beragam terhadap suhu tanah tergantung plastik
c.       Dapat menekan erosi
d.      Mudah di angkut sehingga dapat digunakan di setiap tempat
e.       Menekan pertumbuhan tanaman pengganggu
f.       Dapat digunakan lebih dari satu musim tanam tergantung perawatan bahan muls

Kekurangan
a.       Harganya mahal
b.      Tidak dapat terurai di dalam tanah


(modul DBT. 2013)



















BAB III
BAHAN DAN METEDOLOGI
3.1 Alat , Bahan dan Fungsi
                        Alat dan fungsi
            Sabit                : Sebagai alat untuk memotong jerami yang ingin dijadikan mulsa.
            Tali rafia          : sebagai alat untuk mengukur atau garis tanam dan pengukur batas
  membuat lubang tanam
Tgal                 : untuk melubangi tanah
           
                        Bahan dan fungsi
            Jerami              : sebagai bahan yang digunakan sebagai mulsa organik
Biji jagung       : sebagai bahan tanam
Ubi jalar          : sebagai bahan tanam
           
3.2 Alur kerja
Siapkan alat dan bahan

Jerami caca dan jerami tanpa di caca

Jerami yang sudah dipotong di tabaur di sekeliling tanaman (1 tanamn )

Di amati sampai panen

Pembersian mulsa

Pemanenan

Paska panen

Penjualan atau bisa di konsumsi senndiri (hasil)




3.3 Analisis Perlakuan mulsa
            Dalam praktikum kali ini perlakuan pada mulsa yang pertam mulsa di caca dan adapulah yang untuh atau tanpa dicacaca jerami yang sudah di caca dan yang tanpa di caca di tebari di sekitar tanaman dengan jarak lima cm per tanam ke batang, sesudah itu tanaman di amati sampai proses panen berlangsung,
            Mulsa membantu sarana produksi perkembangan tanaman mulai dari pertumbuhan sampai pertumbuhan daun. Mulsa juga berperan penting dalam penanganan gulma yang mengganggu jalannya proses foto sintesis dan perkembangan laju pertumbuhan tanaman.

























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
            Hasil dari kelompok I ( satu )
4.1.1        tinggi tanaman
a.       Ubi Jalar
SAMPEL
PANJANG TANAMAN (cm)
21 HST
28 HST
35 HST
42 HST
49 HST
Jerami utuh
20
54
88
96
110
Non mulsa
38
58
78,5
90
99
Jerami cacah
28
48
69
93
106

b.      Jagung
SAMPEL
TINGGI TANAMAN (cm)
21 HST
28 HST
35 HST
42 HST
49 HST
Jagung 1
5
13,4
21,5
36
58
Jagung 2
4,3
12
19,6
25
27,5
Jagung 3
4
10
17,8
26
26

Hasil dari kelompok II  ( dua )
SAMPEL
PANJANG TANAMAN (cm)
14 HST
21 HST
28 HST
35 HST
42 HST
Jerami utuh
46
51
59
65
68

28
32.5
38.5
42
46
Non mulsa
18
24
29.7
34.5
40.5
Jerami cacah
29
44
58
69
71

43
51.3
54
56.5
63

SAMPEL
TINGGI TANAMAN (cm)
14 HST
21 HST
28 HST
35 HST
42 HST
Jagung 1
1.6
3.8
12
13
16
Jagung 2
10
15.9
20.5
26.5
32
Jagung 3
6
49
15
10
14
Jagung 4
11
14
29
32
39

4.2.2             jumlah daun
Hasil dari kelompok I satu
a.       Ubi Jalar
SAMPEL
JUMLAH DAUN
21 HST
28 HST
35 HST
42 HST
49 HST
Jerami utuh
19
35
68
84
117
Non mulsa
30
48
57
73
89
Jerami cacah
24
31
48
68
97

b.      Jagung
SAMPEL
JUMLAH DAUN
21 HST
28 HST
35 HST
42 HST
49 HST
Jagung 1
2
4
4
5
5
Jagung 2
4
3
4
4
6
Jagung 3
2
2
3
3
4

Hasil dari kelompok II ( dua )
SAMPEL
JUMLAH DAUN
14 HST
21 HST
28 HST
35 HST
42 HST
Jerami utuh
87
94
112
122
133

77
80
107
124
136
Non mulsa
28
35
43
54
40.5
Jerami cacah
195
280
322
343
360

103
133
151
177
181

SAMPEL
JUMLAH DAUN
14 HST
21 HST
28 HST
35 HST
42 HST
Jagung 1
2
2
3
3
4
Jagung 2
2
2
3
4
5
Jagung 3
3
5
6
6
6
Jagung 4
4
6
7
8
9




4.2 pembahasan
4.2.1 Tinggi tanaman
 Tinggi tanaman yang yang di proleh pada saat praktikum di dapat tanaman yang menggunakan mulsa tanpa di caca lebih tinggi batangnya itu di karenakan tanaman yang tidak berkopetisi dalam hal merebut makanan dan usur-unsur harapa pada tana.
Perbandingan dengan kelompok lain yang menggunakan sistem tumpang sari
Perbandingannya tanaman yang diproleh lebih tinggih tanam yang menggunakan sistem monokultur dimana tanaman tidak berebutan dan tanaman monokultur lebih baik dalam hal pengambilan unsur haran dan cahaya matahari.
4.2.2 Jumlah laun
Jumlah daun yang di peroleh pada praktikum ini lebih banya yang menggunakan perlakuan pemulsaan dimana mulsa membantu tanaman utama secara utuh menyerap sinar matahari tanpa ada kompetisi dengan tanaman yang lain atau keseluruhan di ambil oleh tanaman yang kita budidayakan dengan penggunaan mulsa.
Perbandingan dengan kelompok lain yang menggunakan sistem tumpang sari
Perbandingannya tanaman monokultur dengan tanaman sistem tumpang sari lebih banyak tanaman tumpang sari di segalah hal yang di teliti  dikarenakan tanaman monokultur bisa saling membantu dalam hal pengasupan energi atau usur-usur hara atau juga bisa di bilang saling membantu dalam hal pemanfaatan energi.
            Perbandingan dengan literatur di literatur menunjukan bahwa hasil dari pengamatan dan praktikum sesuai atau hampir mendekati sama dengan yang di tulis oleh                              dan literatur tersebut terlampir.
4.2.3 Efektifitas perlakuan mulsa pada ubi jalar dan jagung
                 Mulsa utuh
Efektifitasnya pada ubi jalar dan jagung yaitu pada tanaman lebih membantu dan peranannya sangat baik untuk pertumbujan dan pencegahan mulsa disekitar tanama yang berkopetinssi dalam perebutan unsurhara dan cahaya matahari.
Mulsa cacah
Efektifitasnya pada ubi jalar dan jagung yaitu pada tanaman peranannya sedikit menurun dikarenakan pada saat penyebaran mulsa kerapatannya lebih rendah dibandingkan mulsa jerami yang tanpa di caca. Tetapi  peranannya sangat baik untuk pertumbujan dan pencegahan mulsa disekitar tanama yang

Tanpa mulsa
Efektifitasnya pada ubi jalar dan jagung yaitu pada tanaman peranannya tidak ada peranannya dikarenakan jika tidak menggunakan mulsa tanama penganggu atau gulma akan cepat berkembang dan unsur hara dalam tanah dan cahaya matahari untuk fotosintesis akan berkompetisi sangat banyak seingga perkembangan tanaman budidaya jangung dan ubi akan menurun produktifitasnya.

4.2.4 Analisis pertumbuhan gulma pada tiap perlakuan pada komoditas jagung dan  ubi   
    Jalar
Presentasi gulama pada tanaman yang menggunakan mulsa yaitu mulsa jerami untuh tanpa di cacach, untuk gulma yang terdapat tidak ada. Sedangkan presentasi untuk mulsa yang menggunaka jerami cacahan, gulma yang di dapat sedikit, sedangakan pada tanaman yang tidak menggunakan mulsa, gulma yangterdapat sangat pesat dan banyak.
4.2.5 Faktor fisiologis yang terjadi pada tiap perlakuan mulsa pada komoditas  jagung  dan   
 ubi jalar
tanpa mulsa
Jangung           :  jumlah daunya sedit dibanding yang lain dan pada tinggi relatif    
   serdang dibandinkang dengan perlakuan yang lain.
            Ubu jalar         : jumlah daun paling sedikit dibanding perlakuan yang lai dan tinggi
   juga lebih pendek dibanding perlakuan yang lain
mulsa jerami utuh
Jangung           :  jumlah daunya banyak dibanding yang lain dan pada tinggi relatif    
   Tinggi  dibandinkang dengan perlakuan yang lain.
            Ubu jalar         : jumlah daun paling banyak  dibanding perlakuan yang lai dan tinggi
   juga lebih panjang dibanding perlakuan yang lain
mulsa jerami caca
Jangung           :  jumlah daunya sedang dibanding yang lain dan pada tinggi relatif    
   serdang dibandinkang dengan perlakuan yang lain.
            Ubu jalar         : jumlah daun sedang dibanding perlakuan yang lai dan tinggi
   juga sedang  dibanding perlakuan yang lain



4.2.6 Rekomendasi penggunaan mulsa yang baik pada komoditas jagung dan ubi  jalar
Rekomendasi pada tanaman jagung, mulsa yang digunakan sebaiknya yaitu mulsa jerami yang di caca karna pada jerami yang di caca oksigen untuk agak masih bisa berjalan dan perkembangan pada gula relatif sedikit.
Rekomendasi pada tanaman ubi jalar, mulsa yang digunakan sebaiknya yaitu mulsa jerami yang tanpa di caca atau utuh.. karena mulsa jerami yg untuh membantu lebih terhadap pengendalian gulma yang relatif pesat perkembangnya di tanamn ubi jalar.


























BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil praktikum tanam dan pola tanam serta pemulsaan di peroleh kesimpulan tinggi dan jumla daun yang relatif berbeda, dimana tanaman yang di lakukan pemulsaan tinggi tanamannya lebih tinggi dan jumlah daunnya juga lebih banyak, itu dikarenakan bahwa tanamn tidak berkompetisi dengan tanaman lain terutama gulma. jadi jika ingin memperoleh hasil yang baik maka para pelaku pertanian  harus mengikuti sistem tanam dan pola tanam serta pemulsaan yang baik

5.2 KERITIK DAN SARAN
      5.2.1 KRITIK
Kalau disuru untuk ngritik saya sendiri kurang bisa tapi saya Cuma bisa ngasik saran saja soalnya saya yakin asisten semuanya lebih mengerti dari saya mana yang baik dan mana yang tidak baik.
      5.2.2 SARAN
a. saran untuk praktikum
            saran untuk paraktikum dalah pelaksanaan praktikum sebaiknya di maksmalkan praktikumnya pagi hari semuanya dimana jika praktikum pola tanam  dan tanam serta pemulsaan di laksanakan di pagi hari hasilnya akan lebih baik.
b. saran untuk asisten
saran untuk asisten tetap semangat dan berikan yang terbaik untuk para peraktikan











DAPUS
Nur aulia. 2010.devinisi. Faktor yang mempengaruhi Pola Tanam.IPB. Bogor

Ravael rozky 2012 http://apeptea.wordpress.com/2012/05/18/mulsa/ diakses tanggal 30 mei
2013

Tim dosen. modul Dasar budidaya pertanian . 2013. Universitas brawijaya fakultas pertanian

Wirosoedarmo. 1985. dasar dasar irigasi pertanian. universitas brawijaya: malang

 Kumalasari, Devy. 2012. Tanam dan Pola Tanam. Kanisius . Yokyakarta

Sulkarnain .1990.devinisi mulsa dan perlakuan.kanisius.Yokyakarta


1 comments: