BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Kata
pengantar
pascapanen pada buah dan sayur merupakan suatu cabang
ilmufisiologitanaman hortikultura. Perkembangannya meningkat karena tingginya
kerusakan,kesalahan penanganan pada pemanenan,distribusi, pemasaran dan
penyimpanan. Produk- produk holtikultura mengalami sebuah proses yang
sudah tidak lazim lagi kitadengar.Proses tersebut adalah respirasi. Respirasi
adalah suatu proses perombakan bahanorganic(karbohidrat, protein, lemak)
menjadi senyawa sederhana, yang prosesnyameggunakanoksigen dan menghasilkan
energi
Pemanenan pada tingkat kemasakan yang tepat adalah suatulangkah penting
untuk memperoleh produksi dengan aseptabilitas tinggi untuk pasar yang
menghendaki barang segar dan juga untuk
tujuan pengolahan. Selama penanganan pasca panen. Buah akan mengalami
proses penatangan yang menuju proses penuan
1.2 Tujuan
Tujuan
dari praktikum ini untuk menambah pengetahuan mahasiswa di bidang paska panen
1.2 Manfaat
ð Mahasiswa
bisa belajar lebih detai cara paska panen
ð Mahasiswa
bisa mengetahui cara penyimpanan yang baik dan benar ketika paska panen
ð Mahasiswa
dapat mengetahui cara penanganan paska panen yang bermutu dan bernilai ekonomis
di pasar dagang.
Bab II
1.3 Panen
Panen adalah suatu proses akhir dan tindakan manusia dalam
hal budidaya tanaman dimana pertumbuhan tanaman biasanya akan terjadi perubahan
secara fisiologis maupun morfologi dari tanaman tersebut
( Setyono,2001 )
Panen adalah pekerjaan budidaya tanaman ( bercocok tanam )
dengan mengumpulkan komoditas dari lahan penanaman, pada taraf kematangan yang
tepat dengan kerusakan minimal, dilakukan secepat mungkin dan dengan biaya
rendah
(
Anonymous,2012 )
Harvest is the result of farming activities to collect from
land cultivation. This term is most commonly used in farming activities and
marking the end of activity in land
Panen adalah hasil dari pertanian kegiatan untuk
mengumpulkan dari pengolahan tanah. Istilah ini paling sering digunakan dalam
kegiatan pertanian dan menandai berakhirnya kegiatan di lahan
(
Rumiati, 1982 )
the harvest is the result of farming and raising of land
cultivation
panen
adalah kegiatan mengumpulkan hasil usaha tani dari lahan budidaya
(ruminten 1982)
1.4 Paska
panen
Penanganan pasca panen adalah tahapan yang dimulai sejak
pemungutan hasil pertanian yang meliputi hasil tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan sampai siap dipasarkan
( Soemardi,
1986 )
Penanganan pasca panen diartikan sebagai berbagai
tindakan/perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai
komoditas berada di tangan konsumen
( Purwadaria,
1994 )
Harvest handing/past harvest commony reffered to as primary
treatment (primary processing ) is a farm used for all treatment ranging
from fiarvesting to comodity can be consumed “ fresh “ or the preparation of
seguent processing
Penanganan pasca panen sering disebut juga sebagai
pengolahan primer-istilah yang digunakan untuk semua perlakuan dari mulai
panen sampai komoditas dapat dikonsumsi “ segar “/persiapan pengolahan
berikutnya
( Rahmat, 1993
)
post-harvest is
activities are farmers after harvesting
pasca
panen adalah kegiatan petani sesudah melakukan panen
(Rumiati.1990)
1.5 Kalimaterik dan non kalimaterik
Kalimaterik
klimaterik mempunyai
peningkatan atau kenaikan laju respirasi sebelum pemasakan,
. ( Rumiati, 1982 )
Buah klimakterik adalah buah yang mengalami lonjakan respirasi dan produksi
etilen setelah dipanen.
(Zulkarnain, 2009)
Non kalimaterik
non klimaterik adalah tidak
menunjukan adanya kenaikan laju respirasi
(
Rumiati, 1982 )
Buah non klimaterik adalah buah yang tidak mengalami lonjakan respirasi
maupun etilen sehingga ketika dipanen buah non klimaterik harus dipanen pada
saat matang utuh.
(Nurlaela, 1996)
1.6 Kriteria
Panen
Untuk Menentukan waktu panen yang tepat yaitu menentukan
kematangan yang tepat saat panen yang sesuai dapat dilakukan dengan cara, yaitu
:
ð Cara visual :
Melihat warna kulit, bentuk buah, ukuran,perubahan
bagian tanaman
seperti daun mengering
ð Cara
Fisik :
Perabaan, buah lunak, umbi keras, buah mudah dipetik
ð Cara
Komputasi : Menghitung umur tanaman sejak
tanam/umur buah dari
mulai mekar
ð Cara
Kimia
: Melakukan pengukuran/analisis kandungan zat atau
senyawa yang ada dalam komoditas seperti kadar
gula, kadar tepung, kadar asam, aroma
(modul
DBT.2013)
1.7 Tahapan
Penanganan Pasca Panen Produk Sayuran dan Tujuan Tahapan
ð Sorting
biasanya dilakukan untuk mengeliminasi produk yang luka, busuk/cacat lainnya
sebelum pendinginan/penanganan berikutnya. Sorting juga akan menghemat tenaga
karena produk cacat tidak ikut tertangani. Tujuan adalah memisahkan
produk-produk yang busuk agar terhindar dari penyebaran infeksi ke produk yang
masih bagus
ð Pembersihan
( Cleaning ) Membersihkan dari kotoran/benda asing lain, mengambil
bagian-bagian yang tidak di kehendaki seperti daun, tangkai/akar yang tidak
diinginkan
ð Pencucian
( Washing )Dilakukan pada sayuran daun yang tumbuh dekat tanah untuk
membersihkan kotoran yang menempel dan memberi kesegaran.Selain itu dengan
pencucian juga dapat mengurangi residu pestisida dan hama penyakit yang terbawa
ð Pengeringan
( Drying ) Bertujuan untuk mengurangi kadar air dari komoditas. Pada
biji-bijian pengeringan dilakukan sampai kadar air tertentu agar dapat disimpan
lama. Pada bawang merah, pengeringan hanya dilakukan sampai kulit mengering
ð Pelapisan
lilin Melapisi permukaan sayur dengan bahan dapat menekan laju respirasi maupun
menekan laju transpirasi sayur selama penyimpanan/pemasaran. Pelapisan juga
bertujuan untuk menambah perlindungan bagi sayuran terhadap pengaruh luar.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa pelapisan dapat memperpanjang masa simpan
dan menjaga kesegaran
ð Pengemasan
( Packing ) Hal ini dilakukan pada sayuran yang ditujukan untuk konsumen.
Pengemasan dilakukan dengan cara membungkus sayur dengan plastik ataupun bahan
lain yang kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang lebih besar
ð Pengangkutan
umumnya diartikan sebagai penyimpanan berjalan. Semua kondisi penyimpanan pada
komoditas yang diangkut harus diterapkan.
( Rahmat, 1993 )
2.6 Perubahan Fisiologis Selama Masa Penyimpanan
ð Penurunan
berat sayur/buah lebih cepat terjadi terutama disebabkan oleh penguapan air
ð Warna
dan penampakan, biasanya jika buah/sayuran disimpan lebih lama akan mengalami
perubahan warna menjadi kuning/kecoklatan
ð Tekstur
sayur/buah mengalami penurunan tekstur selama masa penyimpanan pada semua
perlakuan
ð Cita
rasa. Selama masa penyimpanan buah/sayur mengalami perubahan rasa pada semua
perlakuan penyimpanan
ð Vitamin.
Selama masa penyimpanan vitamin yang terkandung dalam buah dan sayur akan
berkurang
( Rumiat,
1990 )
2.7 Faktor
Penyebab Kerusakan Produk Sayuran
Internal
ð Kerusakan
Fisiologis
Terjadi karena perubahan fisik seperti perubahan warna,
bentuk, ukuran, lunak, keras, alat keriput. Juga bisa timbul aroma, perubahan
rasa, peningkatan zat-zat tertentu dalam hasil tanaman tersebut
ð Kerusakan
Mekanis Disebabkan benturan, gesekan, tekanan, tusukan, baik antar hasil
tanaman tersebut/dengan benda lain. Kerusakan ini umumnya disebabkan tindakan
manusia baik sengaja maupun tidak sengaja
ð Kerusakan
Biologis
Penyebab kerusakan biologis dari dalam tanaman yaitu
pengaruh etilen dan penyebab kerusakan biologis dari luar yaitu hama dan
penyakit
Eksternal
ð Karena
serangan jamur/hama penyakit yang menyebabkan buah dan sayur
menjadi busuk/tidak layak konsumsi
ð Kerusakan
yang disebabkan oleh tikus/binatang yang memakan sayur/buah tersebut
( Soemardi.
1986 )
BAB III
METEOLOGI
3.1 Alat Bahan dan
Fungsi
Alat
dan fungsi
Kulkas
: sebagai alat pendingin dan
alat simpat bahan pada saa penelitian
Berlangsung
Plastik : sebagai alat bungkus atau sebagai
alat agar yang dibungkus
tidak berinteraksi dengan udara.
Strovom : sebagai alat pembungkus dan pelindung bahan yang di
perlakukan proses paska panen
Bahan
dan fungsi
Buncis
: sebagai bahan penelitian
Sawi
: sebagai bahan
penelitian
3.2 Cara Kerja
Siapkan alat dan Bahan
|
Bahan dicuci dan
di keringkan
|
Pengemasan
dengan menggunakan plastik dan strofom
|
Pengemasan
dengan menggunakan strofom tanpa di bungkkus plastik
|
Penyimpanan
di suhu dingin
|
Penyimpanan
di suhu ruang
|
Penyimpanan
di suhu dingin
|
Penyimpanan
di suhu ruang
|
PENGAMATAN
|
TULIS DI BUKU
PENGAMATAN
|
MEMBUAT
LAPORAN PENELITIAN
|
PENGAMATAN
|
3.3 Pelaksanaan
Siapkan alat dan bahan , setelah itu bahan di cuci sampai
bersi dan di lanjutkan dengan pengeringan, proses ini menggunakan perlakuan
pengeringan dan pencucian. Selanjutnya dilakukan dua perlakuan penelitian yang
pertama yaitu dengan perlakuan bahan di bungkus atau di kemas tanpa tersentu
udara. Yang kedua dengan perlakuan bahan tidak dibungkus tetapi Cuma di beri alas
berupa sterofom. Sesua itu dilakukanlah proses penyimpanan, proses penyimpanan
ini dibagi menjadi dua tempat/bagian, penyimpanan pertama di suhu dingin dan
penempatan keduan di simpan di dalam suhu dingin dengan suhu dingi friser. Kegiatan
penelitian ini yang paling penting yaitu proses pengamatan yang di lakukan
dalam 10 hari dari mulai penanganna dan di lanjutkan dengan proses penulisan
laporan yang di sesuaikan dengan fakta.
Dari pengamatan kelompok lain di proleh hasil yang sama
seperti yang didapatkan oleh kelompok kami, jadi pengamatan yang di proleh
hasilnya sama
Perbandingan
dengan literatur:
Penanganan pasca panen pada komoditas tanaman pangan yang berupa
biji-bijian (cereal/grains), ubi-ubian dan kacangan yang umumnya dapat tahan
agak lama disimpan, bertujuan mempertahankan komoditas yang telah dipanen dalam
kondisi baik serta layak dan tetap enak dikonsumsi. Penanganannya dapat berupa
pemipilan/perontokan, pengupasan, pembersihan, pengeringan (curing /drying),
pengemasan, penyimpanan, pencegahan serangan hama dan penyakit, dll.
Penanganan pasca panen hasil hortikultura yang umumnya dikonsumsi segar
dan mudah “rusak” (perishable), bertujuan mempertahankan kondisi segarnya dan mencegah
perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki selama penyimpanan, seperti
pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar, batang bengkok, buah keriput, polong alot,
ubi berwarna hijau (greening), terlalu matang, dll. Perlakuan dapat berupa:
pembersihan, pencucian, pengikatan, curing, sortasi, grading, pengemasan,
penyimpanan dingin, pelilinan, dll
4.3
Gejala-gejala kerusakan
a. warna
pada setia perlakuan pada hari pertama dan kedua warna tidak
mengalami perubahan baik yang tanaman sawi dan kacang buncis. Itu di karenakan
tanaman masih segar dan kandungan air masih cukup banyak.
Hari ketika warna pada tanaman perlakuan 1 dan 2 masih tetap
segar tetapi tanaman pada perlakuan 3 dan 5 mengalami perubahan warnaatau
menguning.
Hari ke empat tanaman pada perlakuan 1 masih hijau segar, sedangkan tanaman pada
perlakuan 2 mengalami perubahan warna menjadi hijau tidak segar perlakuan 3
warna menjadi lebih menguning dan pada perlakuan ke empat warna menjadi
menguning.
Hari ke lima pada perlakuan 1 dan 2 warna tidak mengalami
perubahan atau tetap sama seperti hari ke empat, dan perlakuan 3 mengalami
perubahan warna kemabali menjadi kuning mencoklat dan perlakuan yang ke 4 tetap
menguning.
Hari ke enam warna
untuk perlakuan 1 an 2 tetap tidak mengalami perubahan seperti warna pada hari
ke lima , hari ke 3 dan ke 4 warna semakin berubah derastis .
Hari ke tujuh pada
perlakuan 1 tetap segar perlakuan 2 hijau sedikit menguning hperlakuan ke 3
warna berubah coklat dan per;lakuan ke 4 warna berubah menguning tajam.
Hari ke delapan warna
untuk perlakuan 1 tetap segar , perlakuan 2 tetap hijjau sedikit menguning,
perlakuan ke 3 warna tetap coklat dan perlakuan ke 4 warna berubah menjadi
kuning kecoklatan.
Hari ke sembilan perlakuan ke 1 tanaman tetap hijau segar,
perlakuan kedua warna hijau agak menguning dan perlakuan ke 3 coklat kehitaman
dan perlakuan ke 4 kuning ke coklatan.
Hari ke sepuluh untuk perlakuan 1 warna tetap hijau segar,
perlakuan ke dua hijau agak menguning, perlakuan ke 3 coklat kehitaman dan
perlakuan ke 4 coklat.
c. Bau
pada setia perlakuan pada hari pertama dan kedua bau tidak
mengalami perubahan baik yang tanaman sawi dan kacang buncis. Itu di karenakan
tanaman masih segar dan kandungan air masih cukup banyak.
Hari ketika warna pada tanaman perlakuan 1 dan 2 masih tetap
tetapi tanaman pada perlakuan 3 dan 5 mengalami perubahan agak busuk.
Hari ke empat tanaman pada perlakuan 1 dan 2 masih segar, sedangkan tanaman
pada perlakuan 3 bau menjadi lebih agak
busuk dan pada perlakuan ke empat masih
segar.
Hari ke lima pada perlakuan 1 dan 2 bbau tidak mengalami
perubahan atau tetap, dan perlakuan 3 mengalami perubahan bau kemabali menjadi busuk dan perlakuan yang ke
4 sedikit busuk
Hari ke enam samapi hari delapan sama bau untuk perlakuan 1 an 2 tetap tidak
mengalami perubahan seperti bau pada hari ke lima , hari ke 3 busuk dan perlakuan ke 4 bau sedikit busuk .
Hari ke sembilan dan ke 10 perlakuan ke 1 dan 2 tanaman
tetap segar , perlakuan ke 3 sangat busuk dan perlakuan ke 4 sedikit busuk..
c.
lendir
pada setia perlakuan pada hari pertama dan kedua lendir tidak ada perubahan baik yang tanaman sawi
dan kacang buncis. Itu di karenakan tanaman masih segar dan kandungan air masih
cukup banyak.
Hari ketika lendir pada tanaman perlakuan 1, 2 dan 4 masih
tetap segar tetapi tanaman pada perlakuan 3 mengalami timbul lendir
sedikit
Hari ke empat lendir pada tanaman perlakuan 1, 2 dan 4 masih
tetap segar tetapi tanaman pada perlakuan 3 mengalami timbul agak banyak
Hari kelima, ke enam, ke tujuh dan ke delapan lendir pada
tanaman perlakuan 1, 2 dan 4 masih tetap segar tetapi tanaman pada perlakuan 3
mengalami timbul banyak
Hari sembilan dan ke
sepuluh lendir pada tanaman perlakuan 1, 2 dan 4 masih tetap segar tetapi
tanaman pada perlakuan 3 mengalami timbul
sangat banyak
d.
Jamur
JAMUR pada komoditas
sawi tidak ditemukan adanya jamur pada hari pertama hingga hari terakhir. Hal
ini juga terjadi pada perlakuan 1 , 2, 3, dan 4, Pada komoditas buncis juga
tidak terdapat jamur pada perlakuan 1, 2, 3, 4, Hal ini karena kedua komoditas
tersebut merupakan sayuran yang memiliki kandungan air tinggi sehingga jamur
tidak dapat tumbuh. Jamur dapat tumbuh dalam bahan pangan yang memiliki
kandungan air rendah
c. Bentuk
pada
setia perlakuan pada hari pertama dan kedua bentuk tidak mengalami perubahan
baik yang tanaman sawi dan kacang buncis. Itu di karenakan tanaman masih segar
dan kandungan air masih cukup banyak.
Hari ketika warna pada tanaman perlakuan 1 2 dan 3 masih
tetap segar tetapi tanaman pada perlakuan 3
mengalami perubahan sedikit busuk
Hari ke empat tanaman pada perlakuan 1 masih hijau segar, sedangkan tanaman pada
perlakuan 2 mengalami perubahan bentuk menjadi hijau agak layu perlakuan 3 bentuk
agak mencair dan perlakuan ke 4 bentuk agak kering .
Hari ke lima tanaman pada perlakuan 1 masih hijau segar, sedangkan tanaman pada
perlakuan 2 mengalami perubahan bentuk menjadi layu perlakuan 3 bentuk agak
mencair dan perlakuan ke 4 bentuk agak kering
.
Hari ke enam samapai hari ke sepuluh tanaman pada
perlakuan 1 masih hijau segar, sedangkan
tanaman pada perlakuan 2 mengalami perubahan bentuk menjadi layu perlakuan 3
bentuk agak mencair dan perlakuan ke 4 bentuk mengering .
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari
hasil penelitian paska panen di proleh kesimpulah bahwa sawi dan buncis yang
lebih awet atau tahan lama yanitu pada perlakuan penyimpanan di dalam frise dan
di bungkus dengan PLASTIK/FREEZER. Jadi saya dapat menyipulkan bahwa
jika hasil panen terutama sayuran jika ingin hasil panen lebih tahan lama bis
amenggunakan strategi penyimpana dengan menggunakan PLASTIK dan di simpan di
FREEZER.
4.2 Saran
4.2.1 Saran untuk
praktikum
Saran
dari saya untuk praktikum Dasar Budidaya Pertanian pada saat praktikum paska panen sebaiknya dimulai dari
saat panen supaya para praktikan mengerti alur prosesnya lebih lanjut.
4.2.2 Saran
untuk asisten
Tetap
semangat dan perbanyaklah senyum karna senyum sebagian dari iman.
Dapus
Ali, sakaria.2010 panen yang baik dan
benar.IPB.Bogor
Modul dasr budidaya pertanian.2013.
Universitas Brawijaya. Malang
Purwadana,1994.Penanganan Pasca Panen.
Grasindo. Jakarta
Rahmat,1993.Panen
dan Pasca Panen Serta Cara Khusus Keberhasilan.Setyabook
Bandung
Rumiati,1990.Kiat-kiat
Panen Hortikultura. Cerahya. Yogyakarta
Ruminten b.2001
panen dan paska panen. IPB. Bogor
Setyono,2001.Usaha
Tani dan Penanganan Pasca Panen. Maju Jaya. Bogor
Soemardi,1986.Panen
dan Usaha Tani.Kanisius. Yogyakarta
Sudirman 2000
buah kalimaterik dan non kalimaterik.kanisius.Yokyakarta
0 comments:
Post a Comment