MATERI
PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN
Definisi
:
- panen adalah kegiatan
mengumpulkan hasil usaha tani dari lahan budidaya. Istilah ini paling
umum dipakai dalam kegiatan bercocok tanam dan menandai berakhirnya kegiatan di
lahan. (Anonymous,2012)
- panen adalah pemungutan hasil pertanian yang telah cukup
umur dan sudah saatnya diambil hasilnya. (sutriono,2003)
-panen adalah mengumpulkan komoditas dari lahan penanaman,
pada taraf kematangan yang tepat, dengan kerusakan yang minimal, dilakukan
secepat mungkin dan dengan biaya yang
“rendah”. (anonymous,2012)
“rendah”. (anonymous,2012)
-penanganan pascapanen adalah tindakan yang disiapkan atau
dilakukan pada tahapan pascapanen agar hasil pertanian siap dan aman digunakan
oleh konsumen dan atau diolah lebih lanjut oleh industri ( Anonim, 2012)
-pasca panen adalah kegiatan produksi yang dilakukan setelah
memanen hasil pertanian sampai dikonsumsi oleh konsumen (Rusmono,2002)
Kriteria Panen:
Beberapa
kriteria untuk tanaman yang siap dipanen sebagai berikut:
ü Warna daun sudah berwarna hijau
tua, tetapi tidak terlalu tua.
ü Ukuran daun sudah berukuran /
berkembang penuh / berukuran besar.
ü Ukuran batang sudah mulai
membesar.
ü Pada tanaman sayuran saat
berkembang penuh tapi belum berbunga,
“kematangan” yang tepat dan saat panen setelah berbunga akan terasa
pahit.
v
Menentukan
waktu panen yang tepat. Yaitu menentukan “ kematangan” yang tepat dan saat
panen yang sesuai.
Beberapa
Metode Dalam Menentukan Kemasakan Buah Dan Sayuran:
INDIKATOR
|
KRITERIA
|
Visual
|
ü Paling banyak dipergunakan,
baik pada komoditas buah maupun sayuran
ü Berdasarkan perubahan warna,
ukuran, dan lain-lain.
ü Sifatnya sangat subjektif,
keterbatasan dari indra penglihatan manusia.
|
Fisik
|
ü Sering digunakan, khususnya
pada beberapa komoditas buah.
ü Berdasarkan mudah tidaknya buah
dilepaskan dari tangkai buah, uji ketegaran buah (penetrometer).
ü Uji ketegaran buah lebih
obyektif, karena dapat dikuantitatifkan.
ü Prinsip: buah ditusuk dengan
suatu alat, besarnya tekanan yang diperlukan untuk menusuk buah menunjukan
ketegaran.
ü Semakin besar tekanan yang
diperlukan: buah akan semakin tegar, proses pengisian buah sudah maksimal
atau masak fisiologis dan siap di panen.
|
Fisiologis
|
ü Indikator utama: laju respirasi
ü Sangat baik diterapkan pada
komoditas yang bersifat klimakterik (kurang cocok pada komoditas yang non
klimaterik)
ü Saat komoditas mencapai masak
fisiologis, respirasinya mencapai klimakterik (paling tinggi).
ü Dapat disimpulkan saat laju
respirasi suatu komoditas sudah mencapai klimaterik, maka komoditas siap
panen.
|
Analisis Kimia
|
ü Terbatas pada perusahaan besar
(relatif mahal), lebih banyak dipergunakan pada komoditas buah.
ü Pengamatan: kandungan zat padat
terlarut, kandungan asam, kandungan pati, dan kandungan gula.
ü Metode analisis kimia lebih
objektif daripada visual, karena terukur.
ü Pada dasarnya dalam buah
terjadi perubahan biokimia selama proses pemasakan.
ü Perubahan yang sering terjadi:
pati menjadi gula, menurunnya kadar asam, meningkatkan zat padat terlarut.
|
Komputasi
|
ü Yang dihitung : jumlah dari
suhu rata-rata harian selama satu siklus hidup tanaman (derajad harian) mulai
dari penanaman sampai masak fisiologis.
ü Pada dasarnya: adanya korelasi
positif antara suhu lingkungan dan pertumbuhan tanaman.
ü Dapat diterapkan baik pada
komoditas buah maupun sayuran.
|
Melakukan penanganan panen yang baik.
Yaitu menekan kerusakan yang dapat terjadi. Dalam suatu usaha pertanian
(bisnis) cara-cara panen yang dipilih perlu diperhitungankan, disesu aikan
dengan kecepatan atau waktu yang diperlukan (sesingkat mungkin) dan dengan
biaya yang rendah.
Untuk menetukan waktu panen mana atau
kombinasi cara mana yang sesuai untuk menentukan kematangan su atu komoditas,
kita harus meng etahui proses
pertumbuhan dan kematangan dari bagian tanaman yang akan dipanen.
Contoh :
1) Tomat dan Cabai :
Tomat dan
Cabai adalah sayuran buah, proses pertumbuhannya dari buah terbentuk, buah
kecil, membesar sampai suatu ketika ukurannya tidak bertambah lagi, kemudian
baru terjadi perubahan warna buah yang dapat terlihat sebaga i kriteria matang.
Perubahan warna pada tomat dari hijau -
hijau kekuningan - kuning kemerahan - merah merata.
Pada cabai :
buah warna hijau - hijau kemerahan – merah merata -
merah tua.
2) Kentang :
Kentang
adalah umbi batang. Umbi dalam tanah dapat mulai terbentuk pada umur tanaman 3
minggu . Pembes aran umbi terjadi selama daun tanaman masih hijau. Pematangan
umbi terjadi setelah daun tanaman menguning dan k ering, kulit yang tadinya
mudah terkelupas akan melekat/ lengket.
Ini merupakan ciri umbi telah tua.
3) Bawang Merah :
Pada bawang
merah, umbi bawang merupakan pembesaran dari pelepah daun, jadi berlapis-lapis.
Pembesaran umbi terjadi selama daun
masih hijau, pema tangan dicirikan dari pertumbuhan yang terhenti, kemudian
“leher” mengecil/lunak/menutup. Lapisan paling luar akan mengering dan
berfungsi sebagai kulit yang melindungi
bagian dalam
dari umbi.
4) Jagung :
Jagung dapat
dipanen sebagai jagung semi (baby corn = bunga betina yang belum
terserbuki), jagung putri, jagung sayur,
jagung biji kering dan jagung untuk benih. Ciri-ciri kematangan dari
masing-masing sesuai dengan stadia pertumbuhan buah.
Menentukan
waktu panen atau ke matangan yang tepat juga terga ntung dari komoditas dan
tujuan/ jarak pemasarannya atau untuk tujuan disimpan. Untuk serealia (biji-bijian),
hasil tanaman dipanen saat biji sudak tua dan mengering. Pada buah-buahan, untuk pemasaran jarak dekat,
komoditas dapat dipanen saat sudah matang benar dan ini umu mnya tidak sulit
untuk ditentu kan, tapi untuk pemasaran jarak jauh atau untuk dapat disimpan
lama, kita harus mempertimbangkan jarak atau waktu tersebut dengan proses
kematangan yang terjadi dari tiap komoditas.
Bila panen terlalu awal, kuali tas hasil akan rendah, begitu juga bila
panen terlambat, komoditas tidak tahan lama disimpan.
Melakukan penanganan panen yang baik.
Yaitu menekan kerusakan yang dapat terjadi. Dalam suatu usaha pertanian
(bisnis) cara-cara panen yang dipilih perlu diperhitungankan, disesu aikan
dengan kecepatan atau waktu yang diperlukan (sesingkat mungkin) dan dengan
biaya yang rendah.
Untuk menetukan waktu panen mana atau
kombinasi cara mana yang sesuai untuk menentukan kematangan su atu komoditas,
kita harus meng etahui proses
pertumbuhan dan kematangan dari bagian tanaman yang akan dipanen.
Contoh :
1) Tomat dan Cabai :
Tomat dan
Cabai adalah sayuran buah, proses pertumbuhannya dari buah terbentuk, buah
kecil, membesar sampai suatu ketika ukurannya tidak bertambah lagi, kemudian
baru terjadi perubahan warna buah yang dapat terlihat sebaga i kriteria matang.
Perubahan warna pada tomat dari hijau -
hijau kekuningan - kuning kemerahan - merah merata.
Pada cabai :
buah warna hijau - hijau kemerahan – merah merata -
merah tua.
2) Kentang :
Kentang
adalah umbi batang. Umbi dalam tanah dapat mulai terbentuk pada umur tanaman 3
minggu . Pembes aran umbi terjadi selama daun tanaman masih hijau. Pematangan
umbi terjadi setelah daun tanaman menguning dan k ering, kulit yang tadinya
mudah terkelupas akan melekat/ lengket.
Ini merupakan ciri umbi telah tua.
3) Bawang Merah :
Pada bawang
merah, umbi bawang merupakan pembesaran dari pelepah daun, jadi berlapis-lapis.
Pembesaran umbi terjadi selama daun
masih hijau, pema tangan dicirikan dari pertumbuhan yang terhenti, kemudian
“leher” mengecil/lunak/menutup. Lapisan paling luar akan mengering dan
berfungsi sebagai kulit yang melindungi
bagian dalam
dari umbi.
4) Jagung :
Jagung dapat
dipanen sebagai jagung semi (baby corn = bunga betina yang belum
terserbuki), jagung putri, jagung sayur,
jagung biji kering dan jagung untuk benih. Ciri-ciri kematangan dari
masing-masing sesuai dengan stadia pertumbuhan buah.
Menentukan
waktu panen atau ke matangan yang tepat juga terga ntung dari komoditas dan
tujuan/ jarak pemasarannya atau untuk tujuan disimpan. Untuk serealia
(biji-bijian), hasil tanaman dipanen saat biji sudak tua dan mengering.
Pada buah-buahan, untuk pemasaran jarak
dekat, komoditas dapat dipanen saat sudah matang benar dan ini umu mnya tidak
sulit untuk ditentu kan, tapi untuk pemasaran jarak jauh atau untuk dapat
disimpan lama, kita harus mempertimbangkan jarak atau waktu tersebut dengan
proses kematangan yang terjadi dari tiap komoditas. Bila panen terlalu awal, kuali tas hasil akan
rendah, begitu juga bila panen terlambat, komoditas tidak tahan lama
disimpan.
Di
bawah ini contoh patokan-patokan yang dapat dipakai untuk menentukan waktu
panen dengan tujuan penyimpanan.
a) Pada tomat : ukuran buah sudah tidak membesar lagi dan
perubahan warna mulai terjadi (kuning).
b) Pada cabai :
Perubahan warna sudah terjadi, untuk mendapatkan warna merah yang baik,
pemanenan harus dilakukan bila warna merahnya lebih dari 50%.
c) Pada kentang : Panen dilakukan bila daun / tanaman
telah mengering lebih dari 75% kemudian
dibiarkan 4 – 7 hari, baru digali.
d) Pada bawang merah : daun tanaman harus sudah mengering
lebih dari 70%, leher batang lunak dan kulit umbi sudah terbentuk (berwarna
merah).
e) Pada jagung pipil : pada biji sudah terbentuk
“Black-layer”, biji keras, kelobot kering atau daun menguning
f) Pada kedelai
dan kacang hijau: polong sudak mengering.
Penanganan Panen yang Baik
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan pada penanganan panen :
1). Lakukan
persiapan panen dengan baik . Siapkan alat-alat yang dibutuhkan, tempat
penampungan hasil dan wadah-wadah panen, serta pemanen yang terampil dan tidak
ceroboh.
2). Pada pemanenan, hindari kerusa kan mekanis
dengan melakukan panen secara hati-hati. Panen sebaiknya dilakukan dengan
tangan atau menggunakan alat bantu yang sesuai. Misal tomat dan cabai dipetik
dengan tangan, bawang merah dicabut dan
pada kentang, tanah di sek itar tanaman dibongkar dengan menggunakan cangkul
atau kored dan umbi di keluarkan dari dalam tanah. Hindari kerusakan/luka pada umbi saat pembongkaran tanah.
3) Memperhatikan bagian tanaman yang
dipanen.
Contoh :
Tomat dipanen tanpa tangkai untuk
menghindari luka yang dapat ter jadi karena tangkai buah yang mengering menusuk
buah yang ada di atasnya. Cabai dipetik
dengan tangkainya, bawang merah dicabut dengan
menyertakan daunnya yang mengering, kentang dipanen umbinya, dilepaskan
dari tangkai yang masih menempel. Jagung sayur dipanen berikut klobotnya.
4) Gunakan tempat / wadah panen y ang sesuai dan
bersih, tidak meletakkan hasil panen di
atas tanah atau di lantai dan usahakan
tidak menumpuk hasil panen terlalu tinggi.
5) Hindari tindakan kasar pada pe wadahan dan usahakan
tidak ter lalu banyak melakukan
pemindahan wadah. Pada tomat,
hindari memar atau lecet dari buah karena terjatuh, terjadi gesekan atau
tekanan antar buah ata u antar buah dengan wadah. Meletakan buah dengan
hati-hati, tidak dengan cara dilempar-lempar.
PENANGANAN
SEGERA SETELAH PANEN
Pada penanganan hasil tanaman, ada beberapa tindakan
yang harus dilakukan segera setelah panen, tindakan tersebut bila tidak
dilakukan segera, akan menurunkan kualitas dan mempercepat kerusakan sehingga
komoditas tidak tahan lama disimpan. Perlakuan tersebut antara lain:
a)
Pengeringan (drying) bertujuan mengurangi kadar ai r dari
komoditas. Pada biji-bijian pengeringan dilakukan sampai kadar air tertentu
agar dapat disimpan lama. Pada bawang merah pengeringan hanya dilakukan sampai
kulit mengering.
b)
Pendinginan pendahuluan (precooling) untuk buah-buahan dan sayuran
buah. Buah setelah dipanen segera disimpan di tempat yang dingin/sejuk, tidak
terkena sinar matahari, agar panas yang terbawa dari kebun dapat segera
didinginkan dan mengurangi penguapan, sehingga kesegaran buah dapat bertahan lebih lama. Bila fasilitas tersedia, precooling ini
sebaiknya dilakukan pada temperatur rendah (sekitar 10°C) dalam waktu 1 – 2 jam.
c)
Pemulihan (curing) untuk ubi, umbi dan rhizom. Pada
bawang merah, jahe dan kentang dilakukan pemulihan dengan cara dijemur selama 1
– 2 jam sampai tanah yang menempel pada umbi kering dan mudah dilepaskan/ umbi
dibersihkan, telah itu juga segera disimpan di tempat yang dingin / sejuk dan kering.
Untuk kentang segera disimpan di
tempat gelap (tidak ada penyinaran) ! Curing juga berperan menutup luka yang
terjadi pada saat panen.
d)
Pengikatan (bunching) dilakukan pada sayuran daun, umbi
akar (wortel) dan pada buah yang bertangkai seperti rambutan, lengkeng dll.
Pengikatan dilakukan untuk memudahkan penanganan dan mengurangi kerusakan.
e)
Pencucian (washing) dilakukan pada sayuran daun yang
tumbuh dekat tanah untuk membersihkan kotoran yang menempel dan memberi
kesegaran. Selain itu dengan pencucian juga dapat mengurangi residu pestisida
dan hama penyakit yang terbawa. Pencucian disarankan menggunakan air yang bersih, penggunaan
desinfektan pada air pencuci sangat dianjurkan. Kentang dan ubi jalar tidak disarankan untuk dicuci. Pada
mentimun pencucian berakibat buah tidak tahan simpan, karena lapisan lilin pada
permukaan buah ikut tercuci. Pada pisang pencucian dapat menunda kematangan.
f)
Pembersihan ( cleaning, trimming)
yaitu membersihkan dari kotoran atau benda asing lain, mengambil bagian-bagian
yang tidak dikehendaki seperti daun, tangkai atau akar yang tidak dikehendaki.
g)
Sortasi yaitu pemisahan komoditas yang layak pasar (marketable) dengan yang tidak
layak pasar, terutama yang cacat dan terkena hama atau penyakit agar tidak
menular pada yang sehat.
Tujuan
Penanganan Pasca Panen:
ü Meningkatkan mutu hasil pertanian
ü Mengurangi tingkat kehilangan
hasil panen
ü Meningkatkan daya simpan
ü Meningkatkan nilai ekonomis
ü Meningkatkan efisiensi
ü Memenuhi selera konsumen
Tahap Penanganan
Pasca Panen:
a. Grading dan
Standarisasi
Grading adalah pemilahan berdasarkan kelas kualitas.
Biasanya dibagi dalam kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan seterusnya, atau kelas A,
kelas B, kelas C dan seterusnya. Pada beberapa komoditas ada kelas super-nya. Tujuan
dari tindakan grading ini adalah untuk memberikan nilai lebih ( harga yang
lebih tinggi) untuk kualitas yang lebih baik.
Standard yang digunakan untuk pemilahan (kriteria )
dari masing-masing kualitas tergantung dari permintaan pasar.
Standarisasi merupakan ketentuan mengenai
kualitas atau kondisi komoditas berikut kemasannya yang dibuat untuk kelancaran
tataniaga/pemasaran. Standarisasi pada dasarnya dibuat atas persetujuan antara
konsumen dan produsen, dapat mencakup kelompok tertentu atau wilayah / negara /
daerah pemasaran tertentu
b. Pengemasan
v
Keuntungan
pengemasan yang baik:
a. Melindungi komoditas dari kerusakan
Melindungi
dari kerusakan mekanis : gesekan, tekanan, getaran
Melindungi
dari pengaruh lingkungan : temperatur, kelembaban, angin Melindungi dari
kotoran / pencemaran : sanitasi
Melindungi
dari kehilangan (pencurian) : memudahkan pengontrolan.
b. Memudahkan penanganan :
Penggunaan
berbagai fasilitas pengemasan memudahkan penanganan Memberikan kesinambungan
dalam penanganan
Mengacu pada
standarisasi wadah / container
c. Meningkatkan pelayanan dalam pemasaran
Praktis
untuk konsumen (pengemasan dalam skala kecil)
Lebih menarik. Dapat untuk menyampaikan informasi produk yang dikemas
Penggunaan label dapat menerangkan cara penggunaan dan cara melindungi produk
yang dikemas.
d. Mengurangi / menekan biaya transportasi / biaya
tataniaga
c. Penyimpanan
Tujuan /
guna penyimpanan:
a) Memperpanjang
kegunaan (dalam beberapa kasus, meningkatkan kualitas)
b) Menampung
produk yang melimpah
c) Menyediakan komoditas tertentu sepanjang tahun
d) Membantu dalam pengaturan pemasaran
e) Meningkatkan
keuntungan finansial bagi produsen
f) Mempertahankan kualiatas dari komoditas yang disimpan
Prinsip dari perlakuan penyimpanan :
a) Mengendalikan
laju transpirasi
b) Mengendalikan repirasi
c) Mengendalikan
/ mencegah serangan penyakit
d) Memcegah
perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki konsumen
d. pengangkutan
Pengangkutan umumnya diartikan sebagai
penyimpanan berjalan. Semua kondisi penyimpanan pada komoditas yang
diangkut harus diterapkan. Faktor
pengangkutan yang perlu diperhatikan adalah:
a) Fasilitas
angkutannya
b) Jarak yang
ditempuh atau lama perjalanan
c) Kondisi
jalan dan kondisi lingkungan selama pengangkutan
d) Perlakuan
“bongkar-muat” yang diterapkan.
e.
Pemberian bahan kimia
Pemberian bahan kimia:
Berbagai tujuan pemberian bahan kimia, antara lain:
a) Insektisida
atau Fungisida untuk mencegah serangan hama dan penyakit setelah panen.
b) Penyerap
etilen (ethylene absorber) untuk mengikat gas etilen yang timbul selama
penyimpanan buah agar pematangan buah
dapat diperlambat.
c) Pemberian
etilen untuk mempercepat pematangan atau untuk pemeraman.
d) Pemberian
zat penghambat pertunasan untuk menekan tumbuhnya tunas
e) Pelilinan
untuk mengganti atau menambah lapisan lilin yang ada dipermukaan buah.
f) Pemberian
kapur pada tangkai kubis (bekas potongan) untuk mencegah pembusukan.
g) Pemberian
senyawa tertentu untuk warna yang lebih baik
PRINSIP DASAR DARI PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK:
Mengenali
sifat biologis hasil tanaman yang akan
ditangani
a) Hasil pertanian yang telah dipanen masih hidup, masih melakukan respirasi, dan transpirasi, sehingga
penanganan pasca panen yang dilakukan harus selalu memperhatikan hal ini.
b) Sifat
biologi setiap hasil pertanian
berbeda, perlakuan pasca panen yang tepat
untuk tiap komoditas akan berbeda.
c) Bagian tanaman yang dimanfaatkan juga berbeda-beda sifatnya (daun, batang,bunga,
buah, akar).
d) Struktur dan komposisi hasil tanaman dari tiap bagian
tanaman berbeda.
Perubahan-perubahan
yang terjadi dari bagian tanaman setelah panen.
1).
Perubahan fisik / morfologis :
a) Daun -
menguning
b) Bunga – layu
c) Batang – memanjang atau mengeras
d) Buah matang –
ranum, - “bonyok”
e) Buah muda – jagung manis – biji keriput
f)
Mentimun – keriput atau menguning
g) Polong – alot, menguning
h) Umbi dan ubi – bertunas / berakar
2).
Perubahan komposisi :
a) kadar air – berkurang
b) karbohidrat - pati menjadi gula dan sebaliknya
c) protein – terurai
d) lemak - menjadi tengik
e) vitamin dan mineral – hilang / berkurang
f)
Timbul aroma / bau
Mengetahui jenis kerusakan yang dapat terjadi
a. Kerusakan Fisik – Fisiologis
Perubahan-perubahan
terjadi karena proses fisiologi (hidup) yang terlihat sebagai perubahan
fisiknya seperti perubahan warna, bentuk, ukuran, lunak, keras, alot,
keriput, dll. Juga bisa terjadi timbul
aroma, perubahan rasa, peningkatan zat-zat tertentu dalam hasil tanaman
tersebut.
b. Kerusakan Mekanis
Kerusakan
disebabkan benturan, gesekan, tekanan, tusukan, baik antar hasil tanaman
tersebut atau dengan benda lain. Kerusakan ini umumnya disebabkan tindakan
manusia yang dengan sengaja atau tidak sengaja dila kukan. Atau karena kondisi
hasil tanaman t ersebut (permukaan tidak halus atau merata, berduri, bersisik,
bentuk tidak beraturan, bobot tinggi, kulit tipis, dll.). Kerusakan mekanis
(primer) sering diikuti dengan kerusakan biologis (sekunder)
c. Kerusakan Biologis
Penyebab
kerusakan biologis dari dalam tanaman : pengaruh etilen Penyebab kerusakan
biologis dari luar : Hama dan penyakit.
Melakukan penanganan yang baik
a.
Menggunakan teknologi yang baik dan menyesuaikan dengan tujuan penanganan
b. Hindari kerusakan apapun penyebabnya dalam penanganan pasca
panen.Penanganan harus dilakukan dengan hati -hati dan mengikuti kaidah-kaidah
yang ditentukan
c.
Mempertimbangkan hubungan biaya dan
pemanfaatan.
Faktor yang
berpengaruh pada kerusakan hasil tanaman :
- Faktor biologis : repirasi, transpirasi,
pertumbuhan lanjut, produksi etilen, hama dan
penyakit
- Faktor lingkungan : Temperatur, kelembaban,
komposisi udara, cahaya, angin, tanah/media
Berdasarkan Laju Respirasi
ü
Buah
klimaterik adalah buah yang laju respirasi meningkat terus setelah dipanen
hingga mencapai puncaknya, lalu turun lagi dan setelah itu proses pematangan
dimulai.
ü
Buah non-klimaterik adalah buah laju
respirasinya menurun terus setelah dipanen, tidak mempunyai puncak, dan tidak
disertai dengan proses pematangan.
Tabel
1. Buah-Buahan Tropis Klimakterik dan
Non Klimakterik
Nama
Umum
|
Nama
Ilmiah
|
Klimakterik :
v
Advocad
v
Pisang
v
Nangka
v
Jambu
v
R
mangga
v
Pepaya
v
Markisa
Non Klimakterik :
v
Buah
mete
v
Jeruk
bali
v
Lemon
v
Lychee
v
Orange
v
Nanas
|
v Persea amaricana
v Musa sepientum
v Artocarpus altilis
v Psidium guajava
v Mangivera indica
v Carica papaya
v Passi flira edulis
v Anacardium occidentale
v Citrus paradisi
v Citrus lemonia
v Lichi chinenses
v Citrus cinensis
v Ananas comosus
|
0 comments:
Post a Comment