Pertanian Adalah penompang hidup bagi umat manusia buku tentang durian | Pertanian

Pages

Sunday 13 April 2014

buku tentang durian

PENDAHULUAN

Buah durian umumnya dikonsumsi segar yaitu langsung dikonsumsi, dibuat sari buah atau ditambahkan ke dalam es krim. Untuk memperpanjang masa simpan dan penganekaragaman produk, durian dapat pula diolah melalui serangkaian pengolahanpengolahan. Pengolahan daging durian dapat dikategorikan sebagai pengolahan yang melibatkan mikroba atau diproses secara mikrobiologi (fermentasi) dan pengolahan secara fisika kimia (non-fermentasi). Pengolahan secara mikrobiologi merupakan proses pengolahan yang melibatkan bakteri asam laktat atau fermentasi. Produk yang dihasilkan dikenal dengan sebutan tempoyak. Sedangkan produk olahan durian yang tidak melibatkan mikrobiologi umumnya adalah lempok, selai, fruit leather ,dodol, keripik durian dan lainlain.
Pengolahan durian secara fermentasi umumnya dibuat secara industri rumahan memanfaatkan kelebihan durian atau durian yang berkualitas jelek untuk dikonsumsi segar. Pengolahan durian yang dilakukan secara fermentasi tersebut menghasilkan produk yang dikenal dengan nama tempoyak, pikel durian, pekasam atau durian asam.
Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran –an sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam. Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang berupa tanaman liar. Penyebaran durian ke arah Barat adalah ke Thailand, Birma, India dan Pakistan. Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 M. Nama lain durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen (Seram Timur).
Tanaman durian termasuk famili Bombaceae sebangsa pohon kapuk-kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga (genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia. Ada puluhan durian yang diakui keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan disebarluaskan kepada masyarakat untuk dikembangkan. Macam varietas durian tersebut adalah: durian Sukun (Jawa Tengah), Petruk (Jawa Tengah), Sitokong (Betawi), Simas (Bogor), Sunan (Jepara), Montong (Thailand), Kani (Thailand), Sidodol (Kalimantan Selatan), Sijapang (Betawi) dan Sihijau (Kalimantan Selatan).













BUDIDAYA DURIAN

1.    Penyebaran
Tanaman durian masa penjajahan bangsa Eropa di Asia Tenggara, tanaman durian mulai ditanam di Sri Lanka, Malaya, Thailand dan Indonesia, dalam bentuk penanaman masal di perkebunan.

2. Persyaratan Tumbuh
Durian sebagai tumbuhan tropis, cocok ditanam pada zona antara 15o LS dan 15o LU, dengan curah hujan cukup tinggi yaitu >2 000mm/tahun, hingga 4 000 mm/tahun, yang terbagi dalam 100 – 150 hari hujan. Pembagian hari hujan dan waktu turunnya sangat mempengaruhi produksi durian. Ketinggian tempat optimal ialah 200 – 600 m dpl, dengan suhu antara 25o – 35o C. Durian dapat tumbuh hampir pada semua jenis tanah, namun yang optimal ialah tanah dengan
drainase baik, remah namun dapat menahan air, pH berkisar antara 4,5 – 6,5 dan solum cukup dalam.


3. Lukisan Pohon
Tegakan Durian Pohon Durian dapat mencapai tinggi 10-15 m, kulit berwarna keputihan, kasar dan bergetah.




4. Perbenihan
Bunga mulai muncul setelah akhir musim hujan, dimana daun telah sebagian gugur. Buah terbentuk 2 – 3 minggu kemudian, dan proses pemasakannya terjadi 5 – 6 bulan kemudian. Musim panen berlangsung selama 1,5 bulan. Benih durian termasuk benih rekalsitran,dimana 2 minggu setelah pengunduhan daya kecambahnya dapat turun
hingga 50%. Dalam satu kilogram terdapat 220 biji. Benih yang disimpan dalam karung dipertahankan kesegarannya dengan jalan merendam dalam air bersih selama 4 jam, kemudian benih dikeluarkan dan dikeringanginkan, bila perlu disemprot dengan fungisida Actidione.

5. Persemaian/Pembuatan Bibit
Sebelum disemaikan, benih dapat direndam dalam air dingin selama 48 jam, atau dalam larutan KNO3 0,2% selama 24 jam. Benih disemaikan dalam bedeng semai berisi pasir, yang disiram 2 kali sehari, pagi dan sore.
Setelah 10 – 14 hari akan berkecambah, dan langsung dipindahkan ke bedeng sapih. Bibit hasil semai biasanya tidak langsung ditanam di lapang, melainkan digunakan untuk batang bawah (root stock) dari bibit okulasi. Bibit durian yang baik untuk penanaman di lapang, biasanya ialah bibit hasil okulasi, dengan bagian atasnya berasal dari mata tunas pohon entres, yang merupakan klon unggul. Klon unggul untuk batang bawah diantaranya ialah AVROS 2037, GT 1, PR 288 dsb, sedangkan untuk batang atas ialah AVROS 2037, PR 300, BPM 24 dsb. Bibit batang bawah dapat diokulasi setelah berumur paling sedikit 3 bulan. Pohon entres mulai dapat diambil mata tunasnya setelah berumur 3 bulan. Setelah okulasi berumur 3 minggu, diperiksa apakah okulasi berhasil ataukah gagal. Bibit okulasi ditanam dalam bentuk okulasi stum mata tidur, stum tinggi, stum mini atau dalam poli bag.


6. Penanaman

Pemilihan Lokasi
Tapak dibersihkan dari tanaman lain, dibuat teras menurut garis kontur dan ditanami tanaman penutup tanah (jenis legume). Ajir kemudian dipasang dengan jarak tanam bervariasi, yaitu 7 x 3 m, 8 x 2,5 m atau 7,14 x 3,33 m. Lobang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm atau 80 x 80 x 80 cm. Dua minggu sebelum tanam, lobang tanamdiberi pupuk TSP 100 gram/lobang.

Penanaman
Bibit siap tanam ditanam dalam lobang. Apabila akar terlalu panjang,maka akar dapat dipotong terlebih dahulu. Apabila bibit masih kecil (stum mini, poli bag, stum mata tidur) maka pada potongan akar dioleskan Rooton F. Penanaman dilakukan pada musim hujan (bulan Nopember-Desember). Pada lahan bervegetasi, bibit dapat langsung ditanam setelah jalur dan lobang tanam siap. Pada lahan terbuka, penanaman dilakukan setelah pohon peneduh berumur 3 tahun, yaitu telah cukup naungan yang diberikan. Pada sekitar lobang tanam, tanaman gulma dibersihkan dalam piringan berdiameter 1m.
.

7. Pemeliharaan

Pemeliharaan Bibit
Di persemaian pemeliharaan meliputi penyiraman, penyulaman, penyiangan dan pemupukan. Pupuk yang digunakan ialah 5 – 16 g ZA/Urea 2,5 – 8 g, ditambah dengan TSP 3 – 4 g, dan KCl 2 g, tergantung jenis klon. Pupuk diberikan tiap 3 bulan sekali, ditanam dalam parit sedalam 5 – 7 cm sekeliling batang. Bila bibit terkena cendawan, maka diberi asap belerang cirrus atau fungisida lainnya.

Pemeliharaan Tanaman di Lapang
Pemeliharaan dalam hal ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sebelum tanaman menghasilkan, dan sesudah menghasilkan. Sebelum menghasilkan dilakukan penyulaman, pemberantasan gulma, pemangkasan cabang yang terletak kurang dari 3 m dari permukaan tanah, dan perangsangan cabang pada tajuk. Pemupukan dengan ZA, Urea, TSP dan ZK/KCl dilakukan setiap 6 bulan dengan dosis semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umur, yaitu sampai 57 bulan. Setelah tanaman menghasilkan, dipupuk 2 kali setahun, yaitu pada awal musim hujan dan awal musim kemarau, sama dengan dosis terakhir, berkisar 600 g ZA/280 g Urea, 133 g TPS, 180 g ZK/KCl per pohon. Penjarangan dilakukan dengan membuang tanaman yang kerdil, tidak subur atau rendah hasilnya hingga mencapai kerapatan 350 – 300 pohon per ha.


8. Perlindungan

Durian mempunyai hama dan penyakit cukup banyak. Hama dapat berupa serangga, yaitu rayap (Coptotermes curvignatus), yang dapat dikendalikan dengan insektisida, kemudian hewan mamalia berupa kera, babi hutan dan rusa, serta keong/bekicot (Achatina fulica). Penyakit durian jauh lebih banyak dibanding hama, seperti penyakit akar yang disebabkan
oleh jamur akar putih, jamur akar merah, dan cendawan akar coklat. Penyakit pada batang yaitu oleh jamur ustulina, penyakit kanker batang, kanker bercak, kanker bekuan, penyakit mouldyrot, penyakit kulit coklat dan jamur upas. Penyakit pada daun berupa powdery mildew, gugur daun oleh cendawan gloeosporium, cendawan corynespora, cendawan phytophthora, bercak daun, dan rapuh daun. Cendawan dapat dibasmi dengan fungisida


9. Daur dan Produksi

Tergantung pada pertumbuhannya, durian dapat mulai disadap setelah berumur 5 – 6 tahun, yaitu berdiameter 45 cm pada tinggi 100 cm diatas tanah atau okulasi. Penyadapan dilakukan pagi hari, bila tidak hujan.

Perbanyakan tanaman:
· Durian dapat diperbanyak dengan generatif (dengan biji) atau dengan cara vegetatif.
· Bila diperbanyak dengan biji, keunggulan sifat induk tidak dapat dipertahankan sedangkan bila diperbanyak dengan cara vegetatif keunggulan sifat induk dapat dipertahankan.

Pengolahan tanah:
· Tanah dibersihkan dari rerumputnan, dibajak, dicangkul dan batang serta kayu yang ada disekitarnya dikumpulkan.
· Bila drainase kurang baik, dibuat paritparit drainase di sekitar kebun.
· Dilakukan menjelang atau sebelum musim hujan.

Penanaman di lapangan:
· Jarak tanah 10-12 m x 10-12 m.
· Lubang tanam digali dengan ukuran 80 x 80 x 70 cm atau 70 x 70 x 60 cm.
· Siapkan lubang tanam 2-4 minggu sebelum tanam.
· Tanah galian lapisan atas lebih kurang 20 cm ditempatkan di sisi lubang secara terpisah dari lapisan bawah, lalu dicampur kompos/pupuk kandang + 30 kg/lubang dan dibiarkan 2-3 minggu.
· Bibit diletakkan di tempat lubang tanam sejajar dengan permukaan tanah dan keranjang di buka berhati-hati.
· Lubang tanam ditutup dengan tanah lapisan atas dan lapisan bawah kemudian dipadatkan dan diratakan.
· Penanaman dilakukan pada awal muism hujan, pada waktu penanaman bibit sebaiknya kita beri naungan untuk menghindari sengatan matahari, guyuran hujan yang lebat juga utnuk melindungi tanaman muda dari terjangan angin kencang.
· Tanah di sekitar tanaman sebaiknya ditutupi dengan jerami kering agar kelembaban tanah tetap stabil.
· Naungan bisa dibongkar setelah tanaman berumur + 3-5 bulan.


6. Pemeliharaan

Penyiraman :
· Pada awal pertumbuhan dilakukan setiap hari tergantung cuaca.
· Selanjutnya dilakukan 1-3 kali seminggu di musim kemarau, terutama ketika tanaman berbuah.
· Kekurangan air akan mengakibatkan kerontokan buah.
Penyiangan:
· Penyiangan dilakukan ketika tanaman sudah ditumbuhi rerumputan di sekitar batang tanaman.
· Penyiangan pada tanaman muda harus dilakukan dengan hati-hati.


Pemupukan:
· Pada umur 1 tahun diberi 500 g NPK. Jumlah pupuk meningkat setiap tahun, 1 kg NPK pada umur 2 tahun, 1,5 kg NPK pada umur 3 tahun, 2 kg NPK pada umur 4 tahun.
· Pupuk ditempatkan dalam rorakan (selokan) melingkari tanaman dengan kedalaman 10-15 cm.
· Lingkaran berubah mengikuti pertumbuhan tanaman dan tajun pohon.
· Pupuk ditabur merata ke rorakan dan ditutup kembali dengan tanah.



Pengendalian hama dan penyakit:
· Hama seperti penggerek buah, penggerek batang dan perusak daun dikendalikan dengan menggunaan Sumithion 50 cc atau Thodan 35 EC dengan dosis 2 cc/liter air.
· Pada tanaman dewasa dilakukan dengan menyuntikkan pestisida ke batang.


7. Pemanenan

Berbunga:
· Bunga pertama muncl pada usia + 8 tahun.
· Musim berbunga jatuh pada musim kemarau, sekitar bulan Juni-September. Berbuah:
· + 4-5 bulan setelah berbunga, buah sudah matang.
· Buah yang matang akan jatuh sendiri.
· Buah yang dipetik lansung, dianginkan 1-2 hari, kemudian diperam.



MACAM MACAM DURIAN INDONESIA

1. Aspar
Asalnya dari Pelaman Mabah, Kalimantan Barat. Pohon induknya setinggi 35m dengan lebar tajuk 20m. Bentuknya menyerupai payung sampai kerucut. Ukuran buah rata-rata besar. Setiap buah memiliki 5 juring dan masingmasing berisi 18—22 pongge.
2. Asoe Kaya
Namanya jarang terdengar di Jawa. Namun, bagi masyarakat Aceh Besar, ini merupakan durian kebanggaan mereka. Bibit Asoe Kaya belum ada di pasar, sehingga bagi yang berminat terpaksa langsung datang ke Aceh Besar. Hubungi: BPSB TPH XII, DI Aceh, Jl. Panglima Byak Makam No. 30, Blang Pineung, Banda Aceh 23125.



3. Bakul
Asal Desa Pirang Belarik, Kecamatan Perwakilan Ujan Mas,  Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Buahnya jarang ditemukan di pasar karena habis diserbu pembeli sejak masih ada di pohon. Produktivitas tinggi terbukti dari hasil panen 300— 500 butir buah pada umur 50 tahun. Informasi bibit hubungi: BPSB TPH IX, Jl. Kol. H. Barlian Km.6, Kotak Pos 110, Palembang 30001.



4. Bantalmas
Ia ditemukan pertama kali di De s a Tanjung Be r ingin, Kecamatan Kikim dan Des a Telekud, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat , Sumater a Selatan. Ponggenya berbentuk lonjong seperti bantal dengan warna daging kuning menyala. Bentuk itulah yang membuatnya dijuluki si bantalmas. Durian ini sangat populer di Sumatera Selatan karena rasanya manis, tidak berserat dengan tekstur halus. Jarang ditemukan di pasar karena pembeli harus antri sejak di pohon. Bantalmas tumbuh bagus di tanah berbatu dengan solum tidak terlalu dalam. Iklim setempat basah. Curah hujan cukup tinggi. Informasi bibit hubungi: BPSB TPH IX Sumatera Selatan (lihat Bakul).


5. Bokor
Bibit durian yang dirilis pada 1993 ini dapat dibeli di beberapa penangkar durian, walaupun jumlahnya terbatas sekali. Si Bokor berasal dari Desa Sukahaji, Majalengka. Dari tempat asal itu dapat diduga ia menyukai iklim basah. Usia pohon induk durian bokor tidak terdata. Warna buahnya hijau kekuningan, duri besar dan jarang, serta ketebalan kulit sedang. Informasi bibit hubungi: BPSB TPH I, Jl. Ciganitri Kotak Pos 4, Dayeuh Kolot, Bandung 40258.


6. Hepe
Durian hepe asal Desa Bendungan, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor ini sudah tersebar luas. Bibitnya mudah diperoleh di para penangkar. Kulit buah berwarna kuning kecokelatan dengan ketebalan 8mm—10mm. Sesuai namanya (hepe = kempes), sebagian bijinya kempes. Hanya 2—3 butir biji saja yang berbentuk sempurna. Desa Bendungan beriklim basah. Curah hujan tinggi.

7. Kalapet
As a l De s a Ka y u t a n am,  Kalimantan Barat. Pohon induk yang ditemukan di sana berusia 60 tahun dan berisi 150 200 butir buah. Waktu ditemukan tingginya 30m dengan lebar tajuk 20m. Percabangan rapat mulai ketinggian 1m. Setiap buah terdiri dari 5 juring berisi 15— 18 pongge. Teksturnya halus, agak kering, manis gurih dan harum. Kulit buah hijau kekuningan. Informasi bibit dapat diperoleh di Loka PSB TPH I, Kalimantan Barat (lihat Aspar).

8. Kani
Dia merupakan introduksi dari Thailand dan dirilis pada 1987.
Pertama kali masuk tahun 1960-an sebagai cinderamata Ratu Sirikit pada pemerintah Indonesia. Cocok ditanam di pekarangan karena bertajuk sempit. Daya adaptasinya tinggi karena bisa tumbuh di daerah beriklim basah durian varietas lain untuk berbunga dan berbuah. Bibit durian ini banyak dijual di penangkar bibit. Atau kering. Ia pun tidak memerlukan

9. Lalong
Kabupaten Luwu di Sulawesi Selatan menjadi tempat asal varietas Lalong. Lacakan Trubus ke para penangkar bibit di seputar Jabotabek, tak ada satu pun yang menyediakan bibitnya. Untuk memperoleh bibit, Anda dapat menghubungi Balai Pengawasan Sertifikasi Benih (BPSB) TPH VI, Jl. DR. Ratulangi No.19, Maros Ujungpandang 90511.


10. Lai Mansau
Seluruh durian yang dirilis termasuk keluarga Durio zibethinus, kecuali Lai Mansau Durio kutejensis. Pohon induk Lai Mansau berumur 50 tahun. Ia ditemukan di Desa Nanga Pinoh, Kalimantan Barat. Warna kulit buah kuning. Kalau dibelah, tampak lima juring berisi 14—17 pongge. Iklim di tempat asalnya basah dengan curah hujan tinggi. Informasi bibit hubungi Loka PSB TPH I Kalimantan
Barat (lihat Aspar).

11. Mas
Durian yang dirilis pada 1984 ini berasal dari Desa Rancamaya, Bogor, sebuah daerah beriklim basah. Curah hujan tinggi sekali. Bibit si mas mudah dibeli di para penangkar karena sudah diperbanyak melalui tekni k okulasi. Warna kulit buah kuning kemerahan dengan ketebalan kulit 5mm—10mm.



12. Matahari
Warna dagingnya kuning c e r a h s e h i n g g a i a d i s e b u t matahari. Varietas ini berasal dari Desa Cimahpar, Kecamatan Kedunghalang, Bogor. Iklim di tempat asalnya basah. Curah hujan tinggi sekali. Warna kulit buah hijau kekuningan. Setelah dibelah, akan tampak 5 juring berisi 10—20 pongge. Beberapa penangkar bibit selalu menyediakan bibit durian ini.















PELUANG AGRIBISNIS

Hingga saat ini produksi buah durian lokal masih belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri. Hal ini dapat dilihat dari data Direktorat Jendral Hortikultura, bahwa volume impor durian pada tahun 2008 sebanyak 24.679,376 ton sedangkan nilai ekspor hanya 32, 615 ton.
Kondisi demikian menjadikan potensi pemasaran durian dapat berkembang dengan baik, namun faktanya, durian Bangkok lebih mendominasi pasar swalayan daripada durian lokal. Durian lokal dengan rasa enak selalu habis di sekitar lokasi tempat tumbuhan tanaman.
Hal ini dikarenakan jumlah pohon induk durian unggul lokal masih terbatas dan belum banyak dikembangkan. Hal tersebut disampaikan Lutfi Bansir,SP.MP dalam Ujian Disertasinya berjudul "Pengembangan Potensi Durian (Durio zibethinus L.) Lokal: Eksplorasi, Identifikasi Persilangan dan Perbanyakan Vegetatif," Kamis (26/5) di Lantai 3 Gedung Pasca UB. Lebih lanjut Lutfi yang saat ini tercatat menjadi pegawai di Dinas Pertanian Kab. Bulungan, Kalimantan Timur menjelaskan kondisi industri durian yang tidak stabil tersebut dikarenakan beberapa hal, diantaranya adalah mutu genetik pohon yang tidak baik dan intensitas perawatan yang sangat kurang. Ini diakibatkan pengetahuan budidaya petani durian yang masih belum memuaskan. Kebanyakan petani tidak membuat kebun durian secara masal hanya menanamnya di pekarangan dengan skala kecil. Salah satu daerah sentra buah yang penting di daerah Malang berada di Kecamatan Kasembon.
Keragaman buah durian di lokasi tersebut diperoleh saat musim durian yang biasanya jatuh pada bulan Januari-April. Penelitian Lutfi yang dimulai sejak tahun 2007 itu dilakukan dengan cara pengamatan morfologi dan biokimia. Pengamatan dilakukan pada jenis durian seperti Durian Cikrak, Jingga, Manalagi, Gentaru, ORRI, Sumber, Arab, Kunir, SP.Musim, Salak, Belimbing dan Bajul. Dari hasil pengamatan morfologi didapatkan keberagaman jenis durian yang cukup tinggi. Hal ini dilihat dari jenis bentuk buah, warna daging, bentuk daun, kadar gula, tebal daging, cita rasa dan edible portion (jumlah bagian yang bisa dimakan).

MANFAAT TANAMAN DURIAN
Manfaat durian selain sebagai makanan buah segar dan olahan lainnya, juga terdapat manfaat dari bagian lainnya, yaitu:
1. Tanamannya sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring.
2. Batangnya untuk bahan bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu durian setaraf dengan kayu sengon sebab kayunya cenderung lurus.
3. Bijinya yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai alternatif pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur daging buahnya).
4. Kulit dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan. cara dijemur sampai kering dan dibakar sampai hancur.

ANALISIS PERSAINGAN

Seorang pengusaha harus dapat melihat dan memanfaatkan peluang yang ada sehingga usaha yang dijalankannya tidak mengalami kegagalan ditengah jalan. Persaingan dengan usaha lain akan dapat diatasi dengan langkah-langkah yang terencana denan baik dan matang yang diantaranya adalah melakukan efisiensi dan peningkatan kualitas produk yang kita buat, yang dalam hal ini proses produksi keripik biji durian, dilakukan dengan cepat tanpa mengabaikan rasa dan rupa dari keripik biji durian tersebut. Efisiensi dapat dilakukan dengan cara menggunakan tenaga terampil atau tenaga yang telah dilatih dalam hal pembuatan keripik biji durian.
Mulai dari penyiapan bahan baku hingga pengirisan yang dilanjutkan dengan penggorengan. Dalam produksi bahan makanan sangat perlu diperhatikan cita rasa dan rupa. Cita rasa yang tinggi tanpa memperhatikan rupa, akan kurang berhasil, begitupun sebaliknya. Dalam hal ini untuk meningkatkan cita rasa dari keripik biji durian tersebut maka keripik tersebut dicampur dengan bumbu balado pada tingkat pedas yang berbeda. Pada produk keripik biji durian ini akan dikemas secara elagan dan unik sehingga akan member nilai jual tersendiri. Dalam kenyataan, kebanyakan produk yang dikemas, hampir 40% biaya produksi adalah untuk kemasan, sedangkan sisanya adalah untuk bahan baku dan tenaga kerja. Bermunculannya produsen jenis makanan ringan juga akan memberikan persaingan tersendiri walaupun dari segmen produksi yang berbeda, tetapi untuk segmen makanan ringan pada hal ini akan sangat memanaskan persaingan.




SEGMENTASI PASAR YANG DIMASUKI

Segmen pasar yang diincar adalah kalangan bawah hingga atas, dimana keripik biji durian dapat dimakan oleh siapapun, tidak terkecuali kalangan atas. Produk yang dihasilkan berupa keripik biji durian bumbu balado pada tingkat pedas yang berbeda akan dipasarkan dengan cara penitipan ke pengecer (berupa warung atau toko makanan maupun toko biasa). Selain itu keripik biji durian yang dihasilkan dapat dipasarkan melalui door to door langsung ke konsumen akhir. Keripik biji durian dapat juga dipasarkan dengan dengan cara order pemesanan.
Hal ini biasanya untuk pemesanan partai yang agak besar, dalam hal ini dilakukan oleh distributor. Lebih jauh lagi, dengan pengemasan yang berstandar tinggi, produk keripik biji durian ini dapat menembus pemasaran di super market ataupun bahkan skala ekspor ke luar negeri. Dengan kemasan yang dibuat sedemikian rupa hingga dapat terlihat elegan, maka kalangan atas yang biasanya mempertimbangkan gengsi, tidak akan ragu untuk membeli keripik biji durian yang bersangkutan walaupun harga jualnya jadi akan lebih membengkak.





ESTIMASI KELANCARAN USAHA

Kelancaran suatu usaha tidak hanya ditentukan dari lancarnya penjualan, tetapi juga ditentukan oleh proses produksi follow-up-nya. Dengan lancarnya penjualan secara otomatis juga memerlukan proses produksi yang juga tidak terhambat. Kelancaran produksi bisa ditentukan oleh penggunaan permesinan yang dapat menghemat upah tenaga kerja dengan tingkat produksi yang juga tinggi.
Selain ditentukan oleh penggunaan permesinan, kelancaran produksi juga dapat ditentukan oleh tenaga produksi yang telah terampil dan mampu berdisiplin hingga bisa mencapai target produksi sesuai dengan order penjualan.
Kelancaran produksi tidak akan terlepas dari kelancaran suplai bahan baku. Dalam hal ini bahan baku yang digunakan adalah berupa biji durian yang sangat mudah untuk diperoleh yaitu diperoleh dari industri rumah tangga pengolah makanan yang hanya mengolah daging buah duriannya saja dan bijinya tidak dimanfaatkan oleh industri tersebut. Selain itu bahan baku biji durian juga bisa diperoleh secara gratis karena bahan baku tersebut masih bersifat limbah (belum ada yang memanfaatkan secara komersial). Sebagai penunjang kelancaran usaha, khususnya dalam hal proses produksi, kelancaran suplai bahan baku ini sangat perlu untuk diperhatikan. Cadangan bahan baku perlu dipertimbangkan untuk proses produksi hingga paling tidak 5 hari.
Hal ini untuk menjaga jika terjadi hambatan dalam penyediaan bahan baku. Untuk menjaga agar produksi tidak berhenti, maka perlu dipikirkan untuk melakukan kerjasama dengan pengusaha industri rumah tangga pengolah makanan yang bersedia untuk menyediakan bahan baku biji durian yang sesuai dengan kesepakatan bersama antara penyedia bahan baku dengan pelaku usaha.
Karena biji durian merupakan bahan yang dapat busuk, maka perlu dijaga dan diketahui batas kualitas biji durian yang baik untuk dijadikan bahan baku. Kantung plastik, alumunium foil, atau bahkan foam-box yang biasa digunakan untuk kemasan makanan, kadang hanya berupa kemasan standar dan kurang sesuai untuk digunakan dalam mengemas jenis produk seperti keripik biji durian. Untuk itu dilakukan cara pengadaan kemasan yang disesuaikan dengan produk keripik biji durian yang dihasilkan atau juga dengan cara pengadaan kemasan dibuat sendiri secara unik dan kreatif sehingga kemasan tersebut lain dari yang lain.



PENETAPAN HARGA JUAL

Penetapan harga jual dilakukan dengan cara memperhitungkan harga bahan baku, upah pekerja, proses produksi, pengemasan, pemasaran dan jika perlu diperhitungkan pula biaya promosi dan transportasi. Semua harga yang telah teridentifikasi dapat dihitung hingga bisa didapat harga satuan minimal (modal yang digunakan). Selanjutnya kita dapat menentukan harga jual setalah diperhitungkan dengan keuntungan yang ingin kita peroleh.
Penetapan harga ini sangat perlu dilakukan untuk standarisasi penjualan, sehingga tidak akan terjadi kesenjangan yang signifikan antara harga produk yang harus dibayar konsumen secara langsung dengan harga produk setelah melalui distributor atau agen.
Dalam penetapan harga jual ini, juga harus realistis. Jika ditentukan terlalu tinggi maka konsumen akan mempertimbangkan kembali untuk membeli produk kita dan lebih jauh lagi mereka akan lari ke produk lain yang sejenis. Agar hal tersebut tentu tidak ingin terjadi, maka perlu diperhitungkan harga jual produk dari produsen lain.







PENYAKIT PADA DURIAN
Kebun seluas 5 hektar itu berisi pohon-pohon durian setinggi 5—6 m. Umurnya diperkirakan sekitar 7—8 tahun. Kebanyakan tak berbuah, walaupun terlihat beberapa pentil sebesar kepalan tangan bergelantungan di beberapa pohon. Jika batangnya dicermati, tampaklah nekrosis basah dekat lekukan batang. Trubus mengorek kulit pohon itu sehingga terlihat batang cokelat kemerahan. Ciri khas serangan penyakit kanker batang. Daun pohon tersebut banyak yang mengerut dan berubah bentuk. Pada permukaan ada bercak mengering berwarna cokelat terang; tepinya cokelat gelap. Beberapa ranting terlihat mati dan belum dipangkas. Bercak daun Rhizoctonia diduga sebagai penyebabnya. Hampir seluruh pohon di kebun itu hidupnya merana. Jika tidak terserang penyakit, percabangannya tak keruan. Kerimbunan tajuk kelak pasti mengundang kedatangan biangkeladi penyakit. Cepat atau lambat pohon sehat akan terinfeksi patogen dan akhirnya mati. Itulah potret sebuah kebun durian yang tak terurus.




 Faktor Lingkungan
Kanker batang dan bercak daun hanyalah dua dari 21 penyakit paling berbahaya yang terdata menyerang durian: akar, batang, daun, dan buah. Angka ini belum termasuk risiko serangan hama yang jumlahnya juga tak kalah banyak. Apalagi jika ditambah dengan kelainan fisiologis, seperti kekurangan nutrisi, buah matang sebelah, atau buah berair. Kebun durian tadi berubah menjadi “kuburan” karena terganggunya keseimbangan antara inang, patogen, dan lingkungan. Ini memang teori karena toh, tak ada satu pun kebun durian yang pernah disambangi Trubus, bebas 100% dari serangan penyakit. Bagi pekebun profesional , serangan penyakit boleh datang, asal intensitasnya tidak terlalu merugikan. Untuk itu, sejumlah perlakuan diterapkan. Prinsip ini yang membedakan kebun durian yang dirawat intensif dengan kebun t radi s ional .
Di kebun tradisional seluruhnya diserahkan pada kemurahan hati alam. Jadi, kerugian akibat serangan penyakit tak dihiraukan. Berdasarkan pengalaman para pekebun, serangan penyakit umumnya diatasi dengan 3 cara. Pertama tindakan preventif berupa pemilihan batang bawah, pemupukan, pembentukan tajuk, dan pemangkasan rutin. Kedua pemakaian pestisida dan terakhir eradikasi alias pemusnahan. Tindakan pertama dan ketiga relatif lebih mudah dilakukan oleh pekebun. Tindakan kedua, yakni pemakaian pestisida kerapkali membuat repot. Penerapan teknik itu memerlukan pengetahuan khusus tentang ciriciri
penyakit yang menyerang. Berdasarkan pengetahuan itulah maka dapat ditentukan pestisida yang cocok untuk menanggulanginya. Repotnya ciri akibat serangan patogen (virus, bakteri, cendawan, protozoa, nematoda) banyak yang mirip dengan gejala penyakit nonpatogen. Kasus yang sering muncul untuk nonpatogen ialah: keracunan herbisida, stres air, kekurangan nutrisi, pencahayaan ekstrim, dan suhu. Untuk memastikan penyebab serangan, berikut disajikan 10 hama dan penyakit paling berbahaya di kebun durian beserta ciri, penyebab, dan penanggulangannya.

Kanker batang
Inilah momok pekebun durian di Malaysia, Thailand, Filipina, dan Indonesia. Di sini kehadirannya terdeteksi setelah masuknya bibit monthong dari Thailand. Menurut J.K. Soetanto, yang pernah memiliki kebun durian di Sukabumi, penyakit ini sulit dideteksi. Di kebun ia biasa menyerang pohon berumur 5—6 tahun, terutama setelah berbuah. Serangan kanker batang dapat mematikan tanaman sampai 50%. Ir. Moh. Reza Tirtawinata, MS berpendapat, penyakit ini muncul karena perubahan suhu mendadak. Misal, peralihan dari musim kemarau ke hujan. Cendawan tidak aktif di musim kemarau dan mengganas tatkala kelembapan meningkat karena turun hujan. Gejala awal berupa bercak kecil di cabang, kemudi an me l eba r d a n b a s a h k a r e n a mengeluarkan blendok. Phytophthora palmivora ini kemudian merasuk k e b a t a n g . Ka l a u kulitnya dikikis, akan terlihat batang terserang berwarna cokelat tua. Serangan berat di batang menyebabkan daun rontok, ranting kering, sampai akhirnya pohon mati. I r . M i d i a n Simanjuntak, MBA menduga kanker batang has i l “ker jasama” simbiose mutualisma antara hama penggerek batang dan cendawan,  sampai terlihat jaringan kayu yang sehat.
Bekas korekan dioles fungisida. Yang bisa dipakai, antara lain Previcur N dengan dosis 2 ml/l atau Melody Duo 2 g/l. Pilihan lain Ridomil 3—5 ml/l. Pengalaman Soetanto menunjukkan, olesan fungisida cukup efektif. Bercak tidak berkembang dan bekas kerokan tertutup kembali. Sodik, mandor kebun durian hepe milik Mushadi di Jonggol, mengatasinya dengan menempelkan kapas yang basah karena sebelumnya dicelup ke Tamaron. Di Thailand dan Malaysia durian dilindungi dari penyakit ini dengan olesan di batang. Pekebun di sini bisa mengoleskan bubur bordo atau TB—192 ke batang pohon.
Bubur bordo dibuat sendiri dari 150 g terusi, 150 g kapur tohor/gamping, dan 10 l air. Terusi dan kapur ditumbuk kemudian dilarutkan. Larutan ini masih harus diencerkan dalam 10 l air sebelum dioleskan ke batang pohon. Cara lain yang dianjurkan Reza ialah mencari durian spesifik lokasi. Durian yang besar dan bagus ini ditanam untuk dijadikan batang bawah. Teknik top working yang dilakukan Bernard Sadhani (Trubus edisi Desember 2000) juga menjadi salah satu solusi.

 Busuk buah Phytophthora
Phytophthora palmivora juga menyerang buah. Pekebun di Malaysia dan Indonesia sama-sama repot menanggulanginya. Serangan muncul ketika musim hujan tiba. Buah muda maupun yang sudah matang menjadi sasaran. Kalau terkena buah pasti tidak laku dijual.
Tingkat kerugian bisa mencapai 40%. Serangan dimulai dengan muncul bercak di kulit buah. Mula-mula warnanya cokelat, kemudian perlahanlahan menjadi hitam. Pembusukan kulit ini lama-kelamaan masuk ke daging buah. Seluruh fungisida yang dipakai mengatasi kanker batang juga cocok untuk menanggulangi serangannya di buah. Tanaman terserang disemprot dan diulang 3—4 hari kemudian kalau cuaca mendung dan hujan. Sejumlah 4—5 pohon di sekitarnya juga ikut disemprot. Untuk pencegahan rutin, frekuensi penyemprotan 1—2 minggu sekali.

Karat daun
Serangan Rhizoctonia solani menimbulkan kerusakan berat pada daun, baik di tingkat pembibitan maupun kebun. Bibit durian bisa mati kalau terserang. Pada tanaman dewasa serangannya menyebabkan gugur daun, mematikan cabang dan ranting sehingga menurunkan produksi buah. Tak ada satu pun kebun durian yang lolos dari serangannya. Penyakit ini penular-annya cepat sekali. Bibit channee paling mudah terserang, apalagi kalau daun saling bertumpuk. Kehadiran cendawan Rhizoctonia diawali dari adanya bercak kecil






Kapang
Kapang Trentepohlia hanyalah pertanda bahwa kebun itu terlalu lembap. Warnanya oranye kalau kena sinar matahari. Kalau ternaungi berwarna putih kehijauan. Ia tidak menimbulkan efek negatif. Seandainya kapang terlalu tebal ( 3—4 mm) , pemuncul an bakal bunga pada cabang/ batang terhambat. Masalah lain, ia akan ditunggangi oleh cendawan perusak, seperti Phytophthora palmivora. Akibatnya kulit batang menjadi basah. Begitu dikerok, kambium sudah berubah warna menjadi cokelat. Varietas lokal tahan serangan kapang.
Pada montong dan channee, kapang memperpendek umur karena ditunggangi Phytophthora. Menurut Reza Tirtawinata, di kebun buah Mekarsari batang durian disikat sebagai antisipasi. Kalau sudah telanjur muncul kapang, batang digosok dengan larutan algasida atau fungisida yang mengandung benomyl, thiram, atau tembaga. Beda lagi anjuran I r. Yos Sut iyoso. Entomologini menyarankan pemakaian campuran fungisida dan herbi s ida. I a menyebutkan beberapa alternatif, seperti: Derosal, Benlate, atau Dithane dengan dosis 1 g/l. Bisa juga memakai Score 1 cc/l. Salah satu bahan itu dicampur Gesapax 80 WP atau Amitrina dengan dosis 3 g/l. Pemakaiannya disemprotkan atau dikuas, cukup satu kali.


Akar putih
Durian yang ditanam di kebun bekas durian atau singkong berisiko terserang Rigidoporus lignosus atau Basidiomycetes. Sebuah kebun durian di Jonggol menghadapi masalah ini karena di sana dahulu perkebunan durian. Ciri serangan cendawan agak sulit dideteksi. Sebab gejala serangan pada daun mirip kekurangan nutrisi. Daun berubah warna menjadi kuning, cokelat, mengerut sampai akhirnya rontok. Akar terserang memang ter l ihat dibel i t oleh rhizomorph putih. Untuk itu tanah perlu dibongkar. Serangan pada akar ini akan menimbulkan kematian jika tidak segera ditanggulangi sejak dini.
Sanitasi lingkungan kunci sukses mencegah serangan cendawan ini. Tanaman inang, seperti durian, singkong, lada, cabai, pepaya, kopi, kentang, albasia, mangga, dan belimbing disingkirkan. Lubang tanam disiram Bayleton 2 ml/l. Penyiraman bisa dilakukan saat tanam atau kepada pohon terserang. Frekuensi penyiraman pada pohon terserang 3—4 hari sekali. Sebagai tindakan preventif, siram 2 minggu sekali.

Ulat penggerek buah
“ T i n g k a t k e h i l a n g a n mencapai 50%—70%,” ujar Reza menggambarkan besarnya kerugian pekebun. Waktu Trubus berkunjung ke sebuah kebun durian di Subang, memang terlihat sejumlah besar durian muda ber-serakan di bawah tajuk. Memang tidak semua buah rontok disebabkan ulat. Ada beberapa varietas yang akan merontokkan buah kalau daya d u k u n g n y a tidak memadai. Perontokan ini d ima k s u d k a n u n t u k mempertahankan diri. Buah rontok gara-gara ulat pasti memiliki ciri khas, yakni ada lubang di buah tersebut. Di Indonesia ulat penggerek buah terpenting ialah Tirathaba ruptilinea. Buktinya, durian yang dilepas sebagai varietas unggul selalu mencantumkan tingkat kerent anan terhdap Tirathaba ruptilinea. Ngengat itu mempunyai larva berbentuk ulat hitam kecokelatan. Ulat menetas dari telur yang diletakkan di kulit buah. Kemudian ia masuk ke daging buah dan mengoroknya sampai busuk.
Ngengat lain ialah Hypoperigea leprostica. Ulatnya berwarna merah ungu dan masuk ke dalam buah dengan meninggalkan lubang pada kulit. Di dalam buah ia masuk terus sampai ke biji dan diam di sana sambil menyantap makanan. Daging buah yang dilewati dibiarkan membusuk. Ia tinggal di situ sampai buah rontok. Begitu buah gugur ia loncat dan berkepompong di tanah sampai berubah lagi jadi ngengat baru. Berkeliaranlah ia mencari durian baru untuk bersarang. Ir. Final Prajnanta, MM dari Aventis menyarankan, ulat disemprot Decis EC atau Buldog EC. Dosisnya 1 ml/l. Frekuensi penyemprotan seperti untuk menanggulangi busuk buah. Semprotan setiap 2 minggu sejak buah masih pentil sampai menjelang panen bisa meminimalkan intensitas serangan. Kalau sudah ada serangan, frekuensi penyemprotan ditingkatkan 3—4 hari sekali. Yang disemprot hanya pohon terserang dan 4—5 pohon di sekitarnya. Tindakan prevent i f ialah mencangkul tanah di bawah tajuk. Dengan demikian kepompong ngengat mati. Buah gugur karena penggerek ini dikumpulkan dan dibakar.


Kutu putih
Pernah melihat bentuk durian yang abnormal, salah satu sisi bengkok, atau tak ada pongge di juring? Itulah akibat serangan kutu putih Pseudococcus pada buah muda. Ia menyerang daun, bunga, dan buah. Kutu putih memang tidak menyebabkan kerusakan total, tetapi sering dijumpai di kebun-kebun. Menurut Reza, kutu putih terutama berkumpul di buah-buah yang bergerombol. Saking rapat jaraknya, duri mereka bersentuhan. Hama ini bekerja sama dengan semut yang menjadi agen.
Karena kutu putih mengeluarkan cairan manis, semut pun berdatangan. Telur kutu putih terinjak-injak dan terbawa kian kemari sehingga menyebar ke buah lain, daun, atau bunga. Hama ini mengisap cairan pada buah muda saat duri dan kulit masih lunak. Akibatnya bentuk buah berantakan, salah satu sisi mulus, yang lain bengkok. Durian kucing titun yang terkenal di Sembahe – jalur jalan Medan—Brastagi—selalu bengkok, kemungkinan besar karena kutu putih. Rasa buah tidak terpengaruh oleh serangan hama ini. Serangan pada buah tua tak menimbulkan efek merugikan. Hanya saja pekebun terpaksa menyikatnya supaya kulit durian menjadi bersih. Penanggulangan kutu putih memakai Decis EC atau Buldok EC dengan dosis 1 ml/l. Frekuensi penyemprotan setiap 3—4 hari sekali pada serangan berat. Sebagai tindakan pencegahan, penyemprotan cukup 2 minggu sekali selama buah masih muda.






















Produk Olahan Durian

http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQtj8hOqLUOap27jNXQNlEhUcpP7Ae9OOyB2HV6-rXRS_orWUeyhttp://koranjitu.com/data/foto_berita/mendem%281%29.jpg
http://panduanwisata.com/files/2012/07/IMG_0102.jpg

http://2.bp.blogspot.com/-tnCn-Lvl9qk/UdNdPZ6waBI/AAAAAAAAASs/yyEhJRwI1So/s679/kopi-k-link.jpghttp://obatnabawi.files.wordpress.com/2012/08/alwadey-madu-asli-durian.jpg

http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTlq3WKl5iJjydj1w_yp1iY82DFT-jLtJc4uUf4T1_bkzEdED9d

















PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam buku ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

1 comments:

  1. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan REFRACTOMETER BRIX untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    ReplyDelete