PENDAHULUAN
Buah
durian umumnya dikonsumsi segar yaitu langsung dikonsumsi, dibuat sari buah
atau ditambahkan ke dalam es krim. Untuk memperpanjang masa simpan dan
penganekaragaman produk, durian dapat pula diolah melalui serangkaian pengolahanpengolahan.
Pengolahan daging durian dapat dikategorikan sebagai pengolahan yang melibatkan
mikroba atau diproses secara mikrobiologi (fermentasi) dan pengolahan secara
fisika kimia (non-fermentasi). Pengolahan secara mikrobiologi merupakan proses
pengolahan yang melibatkan bakteri asam laktat atau fermentasi. Produk yang
dihasilkan dikenal dengan sebutan tempoyak. Sedangkan produk olahan durian yang
tidak melibatkan mikrobiologi umumnya adalah lempok, selai, fruit leather ,dodol,
keripik durian dan lainlain.
Pengolahan
durian secara fermentasi umumnya dibuat secara industri rumahan memanfaatkan
kelebihan durian atau durian yang berkualitas jelek untuk dikonsumsi segar. Pengolahan
durian yang dilakukan secara fermentasi tersebut menghasilkan produk yang dikenal
dengan nama tempoyak, pikel durian, pekasam atau durian asam.
Durian
merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal dari istilah
Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran –an sehingga menjadi durian.
Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam.
Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang berupa
tanaman liar. Penyebaran durian ke arah Barat adalah ke Thailand, Birma, India
dan Pakistan. Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 M. Nama
lain durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen
(Seram Timur).
Tanaman
durian termasuk famili Bombaceae sebangsa pohon kapuk-kapukan. Yang lazim
disebut durian adalah tumbuhan dari marga (genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia
dan Coelostegia. Ada puluhan durian yang diakui keunggulannya oleh Menteri
Pertanian dan disebarluaskan kepada masyarakat untuk dikembangkan. Macam
varietas durian tersebut adalah: durian Sukun (Jawa Tengah), Petruk (Jawa
Tengah), Sitokong (Betawi), Simas (Bogor), Sunan (Jepara), Montong (Thailand),
Kani (Thailand), Sidodol (Kalimantan Selatan), Sijapang (Betawi) dan Sihijau
(Kalimantan Selatan).
BUDIDAYA DURIAN
1.
Penyebaran
Tanaman
durian masa penjajahan bangsa Eropa di Asia Tenggara, tanaman durian mulai
ditanam di Sri Lanka, Malaya, Thailand dan Indonesia, dalam bentuk penanaman
masal di perkebunan.
2.
Persyaratan Tumbuh
Durian
sebagai tumbuhan tropis, cocok ditanam pada zona antara 15o LS dan 15o LU,
dengan curah hujan cukup tinggi yaitu >2 000mm/tahun, hingga 4 000 mm/tahun,
yang terbagi dalam 100 – 150 hari hujan. Pembagian hari hujan dan waktu
turunnya sangat mempengaruhi produksi durian. Ketinggian tempat optimal ialah
200 – 600 m dpl, dengan suhu antara 25o – 35o C. Durian dapat tumbuh hampir
pada semua jenis tanah, namun yang optimal ialah tanah dengan
drainase
baik, remah namun dapat menahan air, pH berkisar antara 4,5 – 6,5 dan solum
cukup dalam.
3.
Lukisan Pohon
Tegakan
Durian Pohon Durian dapat mencapai tinggi 10-15 m, kulit berwarna keputihan,
kasar dan bergetah.
4.
Perbenihan
Bunga
mulai muncul setelah akhir musim hujan, dimana daun telah sebagian gugur. Buah
terbentuk 2 – 3 minggu kemudian, dan proses pemasakannya terjadi 5 – 6 bulan
kemudian. Musim panen berlangsung selama 1,5 bulan. Benih durian termasuk benih
rekalsitran,dimana 2 minggu setelah pengunduhan daya kecambahnya dapat turun
hingga
50%. Dalam satu kilogram terdapat 220 biji. Benih yang disimpan dalam karung
dipertahankan kesegarannya dengan jalan merendam dalam air bersih selama 4 jam,
kemudian benih dikeluarkan dan dikeringanginkan, bila perlu disemprot dengan
fungisida Actidione.
5.
Persemaian/Pembuatan Bibit
Sebelum
disemaikan, benih dapat direndam dalam air dingin selama 48 jam, atau dalam
larutan KNO3 0,2% selama 24 jam. Benih disemaikan dalam bedeng semai berisi
pasir, yang disiram 2 kali sehari, pagi dan sore.
Setelah
10 – 14 hari akan berkecambah, dan langsung dipindahkan ke bedeng sapih. Bibit
hasil semai biasanya tidak langsung ditanam di lapang, melainkan digunakan
untuk batang bawah (root stock) dari bibit okulasi. Bibit durian yang baik
untuk penanaman di lapang, biasanya ialah bibit hasil okulasi, dengan bagian
atasnya berasal dari mata tunas pohon entres, yang merupakan klon unggul. Klon
unggul untuk batang bawah diantaranya ialah AVROS 2037, GT 1, PR 288 dsb,
sedangkan untuk batang atas ialah AVROS 2037, PR 300, BPM 24 dsb. Bibit batang
bawah dapat diokulasi setelah berumur paling sedikit 3 bulan. Pohon entres
mulai dapat diambil mata tunasnya setelah berumur 3 bulan. Setelah okulasi
berumur 3 minggu, diperiksa apakah okulasi berhasil ataukah gagal. Bibit
okulasi ditanam dalam bentuk okulasi stum mata tidur, stum tinggi, stum mini
atau dalam poli bag.
6.
Penanaman
Pemilihan
Lokasi
Tapak
dibersihkan dari tanaman lain, dibuat teras menurut garis kontur dan ditanami
tanaman penutup tanah (jenis legume). Ajir kemudian dipasang dengan jarak tanam
bervariasi, yaitu 7 x 3 m, 8 x 2,5 m atau 7,14 x 3,33 m. Lobang tanam berukuran
60 x 60 x 60 cm atau 80 x 80 x 80 cm. Dua minggu sebelum tanam, lobang
tanamdiberi pupuk TSP 100 gram/lobang.
Penanaman
Bibit
siap tanam ditanam dalam lobang. Apabila akar terlalu panjang,maka akar dapat
dipotong terlebih dahulu. Apabila bibit masih kecil (stum mini, poli bag, stum
mata tidur) maka pada potongan akar dioleskan Rooton F. Penanaman dilakukan
pada musim hujan (bulan Nopember-Desember). Pada lahan bervegetasi, bibit dapat
langsung ditanam setelah jalur dan lobang tanam siap. Pada lahan terbuka,
penanaman dilakukan setelah pohon peneduh berumur 3 tahun, yaitu telah cukup
naungan yang diberikan. Pada sekitar lobang tanam, tanaman gulma dibersihkan
dalam piringan berdiameter 1m.
.
7.
Pemeliharaan
Pemeliharaan
Bibit
Di
persemaian pemeliharaan meliputi penyiraman, penyulaman, penyiangan dan
pemupukan. Pupuk yang digunakan ialah 5 – 16 g ZA/Urea 2,5 – 8 g, ditambah
dengan TSP 3 – 4 g, dan KCl 2 g, tergantung jenis klon. Pupuk diberikan tiap 3
bulan sekali, ditanam dalam parit sedalam 5 – 7 cm sekeliling batang. Bila
bibit terkena cendawan, maka diberi asap belerang cirrus atau fungisida
lainnya.
Pemeliharaan
Tanaman di Lapang
Pemeliharaan
dalam hal ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sebelum tanaman menghasilkan, dan
sesudah menghasilkan. Sebelum menghasilkan dilakukan penyulaman, pemberantasan
gulma, pemangkasan cabang yang terletak kurang dari 3 m dari permukaan tanah,
dan perangsangan cabang pada tajuk. Pemupukan dengan ZA, Urea, TSP dan ZK/KCl
dilakukan setiap 6 bulan dengan dosis semakin bertambah seiring dengan
bertambahnya umur, yaitu sampai 57 bulan. Setelah tanaman menghasilkan, dipupuk
2 kali setahun, yaitu pada awal musim hujan dan awal musim kemarau, sama dengan
dosis terakhir, berkisar 600 g ZA/280 g Urea, 133 g TPS, 180 g ZK/KCl per
pohon. Penjarangan dilakukan dengan membuang tanaman yang kerdil, tidak subur
atau rendah hasilnya hingga mencapai kerapatan 350 – 300 pohon per ha.
8.
Perlindungan
Durian
mempunyai hama dan penyakit cukup banyak. Hama dapat berupa serangga, yaitu
rayap (Coptotermes curvignatus), yang dapat dikendalikan dengan
insektisida, kemudian hewan mamalia berupa kera, babi hutan dan rusa, serta keong/bekicot
(Achatina fulica). Penyakit durian jauh lebih banyak dibanding hama,
seperti penyakit akar yang disebabkan
oleh
jamur akar putih, jamur akar merah, dan cendawan akar coklat. Penyakit pada
batang yaitu oleh jamur ustulina, penyakit kanker batang, kanker bercak, kanker
bekuan, penyakit mouldyrot, penyakit kulit coklat dan jamur upas. Penyakit pada
daun berupa powdery mildew, gugur daun oleh cendawan gloeosporium, cendawan
corynespora, cendawan phytophthora, bercak daun, dan rapuh daun. Cendawan dapat
dibasmi dengan fungisida
9.
Daur dan Produksi
Tergantung
pada pertumbuhannya, durian dapat mulai disadap setelah berumur 5 – 6 tahun,
yaitu berdiameter 45 cm pada tinggi 100 cm diatas tanah atau okulasi.
Penyadapan dilakukan pagi hari, bila tidak hujan.
Perbanyakan
tanaman:
·
Durian dapat diperbanyak dengan generatif (dengan biji) atau dengan cara
vegetatif.
·
Bila diperbanyak dengan biji, keunggulan sifat induk tidak dapat dipertahankan
sedangkan bila diperbanyak dengan cara vegetatif keunggulan sifat induk dapat
dipertahankan.
Pengolahan
tanah:
·
Tanah dibersihkan dari rerumputnan, dibajak, dicangkul dan batang serta kayu
yang ada disekitarnya dikumpulkan.
·
Bila drainase kurang baik, dibuat paritparit drainase di sekitar kebun.
·
Dilakukan menjelang atau sebelum musim hujan.
Penanaman
di lapangan:
·
Jarak tanah 10-12 m x 10-12 m.
·
Lubang tanam digali dengan ukuran 80 x 80 x 70 cm atau 70 x 70 x 60 cm.
·
Siapkan lubang tanam 2-4 minggu sebelum tanam.
·
Tanah galian lapisan atas lebih kurang 20 cm ditempatkan di sisi lubang secara
terpisah dari lapisan bawah, lalu dicampur kompos/pupuk kandang + 30 kg/lubang
dan dibiarkan 2-3 minggu.
·
Bibit diletakkan di tempat lubang tanam sejajar dengan permukaan tanah dan
keranjang di buka berhati-hati.
·
Lubang tanam ditutup dengan tanah lapisan atas dan lapisan bawah kemudian
dipadatkan dan diratakan.
·
Penanaman dilakukan pada awal muism hujan, pada waktu penanaman bibit sebaiknya
kita beri naungan untuk menghindari sengatan matahari, guyuran hujan yang lebat
juga utnuk melindungi tanaman muda dari terjangan angin kencang.
·
Tanah di sekitar tanaman sebaiknya ditutupi dengan jerami kering agar
kelembaban tanah tetap stabil.
·
Naungan bisa dibongkar setelah tanaman berumur + 3-5 bulan.
6.
Pemeliharaan
Penyiraman
:
·
Pada awal pertumbuhan dilakukan setiap hari tergantung cuaca.
·
Selanjutnya dilakukan 1-3 kali seminggu di musim kemarau, terutama ketika
tanaman berbuah.
·
Kekurangan air akan mengakibatkan kerontokan buah.
Penyiangan:
·
Penyiangan dilakukan ketika tanaman sudah ditumbuhi rerumputan di sekitar
batang tanaman.
·
Penyiangan pada tanaman muda harus dilakukan dengan hati-hati.
Pemupukan:
·
Pada umur 1 tahun diberi 500 g NPK. Jumlah pupuk meningkat setiap tahun, 1 kg
NPK pada umur 2 tahun, 1,5 kg NPK pada umur 3 tahun, 2 kg NPK pada umur 4
tahun.
·
Pupuk ditempatkan dalam rorakan (selokan) melingkari tanaman dengan kedalaman
10-15 cm.
·
Lingkaran berubah mengikuti pertumbuhan tanaman dan tajun pohon.
·
Pupuk ditabur merata ke rorakan dan ditutup kembali dengan tanah.
Pengendalian
hama dan penyakit:
·
Hama seperti penggerek buah, penggerek batang dan perusak daun dikendalikan
dengan menggunaan Sumithion 50 cc atau Thodan 35 EC dengan dosis 2 cc/liter
air.
·
Pada tanaman dewasa dilakukan dengan menyuntikkan pestisida ke batang.
7.
Pemanenan
Berbunga:
·
Bunga pertama muncl pada usia + 8 tahun.
·
Musim berbunga jatuh pada musim kemarau, sekitar bulan Juni-September. Berbuah:
·
+ 4-5 bulan setelah berbunga, buah sudah matang.
·
Buah yang matang akan jatuh sendiri.
·
Buah yang dipetik lansung, dianginkan 1-2 hari, kemudian diperam.
MACAM MACAM DURIAN
INDONESIA
1. Aspar
Asalnya
dari Pelaman Mabah, Kalimantan Barat. Pohon induknya setinggi 35m dengan lebar
tajuk 20m. Bentuknya menyerupai payung sampai kerucut. Ukuran buah rata-rata
besar. Setiap buah memiliki 5 juring dan masingmasing berisi 18—22 pongge.

2.
Asoe Kaya
Namanya
jarang terdengar di Jawa. Namun, bagi masyarakat Aceh Besar, ini merupakan
durian kebanggaan mereka. Bibit Asoe Kaya belum ada di pasar, sehingga bagi
yang berminat terpaksa langsung datang ke Aceh Besar. Hubungi: BPSB TPH XII, DI
Aceh, Jl. Panglima Byak Makam No. 30, Blang Pineung, Banda Aceh 23125.
3.
Bakul

4. Bantalmas
Ia
ditemukan pertama kali di De s a Tanjung Be r ingin, Kecamatan Kikim dan Des a Telekud,
Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat , Sumater a Selatan.
Ponggenya
berbentuk lonjong seperti bantal dengan warna daging kuning menyala. Bentuk
itulah yang membuatnya dijuluki si bantalmas. Durian ini sangat populer di
Sumatera Selatan karena rasanya manis, tidak berserat dengan tekstur halus.
Jarang ditemukan di pasar karena pembeli harus antri sejak di pohon. Bantalmas
tumbuh bagus di tanah berbatu dengan solum tidak terlalu dalam. Iklim setempat
basah. Curah hujan cukup tinggi. Informasi bibit hubungi: BPSB TPH IX Sumatera Selatan
(lihat Bakul).

5. Bokor

6. Hepe


As
a l De s a Ka y u t a n am, Kalimantan Barat. Pohon induk yang ditemukan
di sana berusia 60 tahun dan berisi 150 200 butir buah. Waktu ditemukan
tingginya 30m dengan lebar tajuk 20m. Percabangan rapat mulai ketinggian 1m.
Setiap buah terdiri dari 5 juring berisi 15— 18 pongge. Teksturnya halus, agak kering,
manis gurih dan harum. Kulit buah hijau kekuningan. Informasi bibit dapat
diperoleh di Loka PSB TPH I, Kalimantan Barat (lihat Aspar).
8. Kani

Pertama
kali masuk tahun 1960-an sebagai cinderamata Ratu Sirikit pada pemerintah
Indonesia. Cocok ditanam di pekarangan karena bertajuk sempit. Daya adaptasinya
tinggi karena bisa tumbuh di daerah beriklim basah durian varietas lain untuk berbunga
dan berbuah. Bibit durian ini banyak dijual di penangkar bibit. Atau kering. Ia
pun tidak memerlukan
9. Lalong
Kabupaten
Luwu di Sulawesi Selatan menjadi tempat asal varietas Lalong. Lacakan Trubus
ke para penangkar bibit di seputar Jabotabek, tak ada satu pun yang
menyediakan bibitnya. Untuk memperoleh bibit, Anda dapat menghubungi Balai Pengawasan
Sertifikasi Benih (BPSB) TPH VI, Jl. DR. Ratulangi No.19, Maros Ujungpandang
90511.
10. Lai Mansau
Seluruh
durian yang dirilis termasuk keluarga Durio zibethinus, kecuali Lai
Mansau Durio kutejensis. Pohon induk Lai Mansau berumur 50 tahun. Ia
ditemukan di Desa Nanga Pinoh, Kalimantan Barat. Warna kulit buah kuning. Kalau
dibelah, tampak lima juring berisi 14—17 pongge. Iklim di tempat asalnya basah
dengan curah hujan tinggi. Informasi bibit hubungi Loka PSB TPH I Kalimantan

11. Mas
Durian
yang dirilis pada 1984 ini berasal dari Desa Rancamaya, Bogor, sebuah daerah
beriklim basah. Curah hujan tinggi sekali. Bibit si mas mudah dibeli di para
penangkar karena sudah diperbanyak melalui tekni k okulasi. Warna kulit buah
kuning kemerahan dengan ketebalan kulit 5mm—10mm.
12. Matahari
Warna
dagingnya kuning c e r a h s e h i n g g a i a d i s e b u t matahari. Varietas
ini berasal dari Desa Cimahpar, Kecamatan Kedunghalang, Bogor. Iklim di tempat
asalnya basah. Curah hujan tinggi sekali. Warna kulit buah hijau kekuningan.
Setelah dibelah, akan tampak 5 juring berisi 10—20 pongge. Beberapa penangkar bibit
selalu menyediakan bibit durian ini.
PELUANG AGRIBISNIS
Hingga
saat ini produksi buah durian lokal masih belum cukup untuk memenuhi permintaan
pasar dalam negeri. Hal ini dapat dilihat dari data Direktorat Jendral
Hortikultura, bahwa volume impor durian pada tahun 2008 sebanyak 24.679,376 ton
sedangkan nilai ekspor hanya 32, 615 ton.
Kondisi
demikian menjadikan potensi pemasaran durian dapat berkembang dengan baik,
namun faktanya, durian Bangkok lebih mendominasi pasar swalayan daripada durian
lokal. Durian lokal dengan rasa enak selalu habis di sekitar lokasi tempat
tumbuhan tanaman.
Hal
ini dikarenakan jumlah pohon induk durian unggul lokal masih terbatas dan belum
banyak dikembangkan. Hal tersebut disampaikan Lutfi Bansir,SP.MP dalam Ujian
Disertasinya berjudul "Pengembangan Potensi Durian (Durio zibethinus L.)
Lokal: Eksplorasi, Identifikasi Persilangan dan Perbanyakan Vegetatif,"
Kamis (26/5) di Lantai 3 Gedung Pasca UB. Lebih lanjut Lutfi yang saat ini
tercatat menjadi pegawai di Dinas Pertanian Kab. Bulungan, Kalimantan Timur
menjelaskan kondisi industri durian yang tidak stabil tersebut dikarenakan
beberapa hal, diantaranya adalah mutu genetik pohon yang tidak baik dan
intensitas perawatan yang sangat kurang. Ini diakibatkan pengetahuan budidaya
petani durian yang masih belum memuaskan. Kebanyakan petani tidak membuat kebun
durian secara masal hanya menanamnya di pekarangan dengan skala kecil. Salah
satu daerah sentra buah yang penting di daerah Malang berada di Kecamatan
Kasembon.
Keragaman
buah durian di lokasi tersebut diperoleh saat musim durian yang biasanya jatuh
pada bulan Januari-April. Penelitian Lutfi yang dimulai sejak tahun 2007 itu
dilakukan dengan cara pengamatan morfologi dan biokimia. Pengamatan dilakukan
pada jenis durian seperti Durian Cikrak, Jingga, Manalagi, Gentaru, ORRI,
Sumber, Arab, Kunir, SP.Musim, Salak, Belimbing dan Bajul. Dari hasil
pengamatan morfologi didapatkan keberagaman jenis durian yang cukup tinggi. Hal
ini dilihat dari jenis bentuk buah, warna daging, bentuk daun, kadar gula,
tebal daging, cita rasa dan edible portion (jumlah bagian yang bisa dimakan).
MANFAAT TANAMAN DURIAN
Manfaat
durian selain sebagai makanan buah segar dan olahan lainnya, juga terdapat
manfaat dari bagian lainnya, yaitu:
1.
Tanamannya sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring.
2.
Batangnya untuk bahan bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu durian setaraf
dengan kayu sengon sebab kayunya cenderung lurus.
3.
Bijinya yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai
alternatif pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur daging buahnya).
4.
Kulit dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan. cara dijemur sampai
kering dan dibakar sampai hancur.
ANALISIS
PERSAINGAN
Seorang
pengusaha harus dapat melihat dan memanfaatkan peluang yang ada sehingga usaha
yang dijalankannya tidak mengalami kegagalan ditengah jalan. Persaingan dengan
usaha lain akan dapat diatasi dengan langkah-langkah yang terencana denan baik
dan matang yang diantaranya adalah melakukan efisiensi dan peningkatan kualitas
produk yang kita buat, yang dalam hal ini proses produksi keripik biji durian,
dilakukan dengan cepat tanpa mengabaikan rasa dan rupa dari keripik biji durian
tersebut. Efisiensi dapat dilakukan dengan cara menggunakan tenaga terampil
atau tenaga yang telah dilatih dalam hal pembuatan keripik biji durian.
Mulai
dari penyiapan bahan baku hingga pengirisan yang dilanjutkan dengan
penggorengan. Dalam produksi bahan makanan sangat perlu diperhatikan cita rasa
dan rupa. Cita rasa yang tinggi tanpa memperhatikan rupa, akan kurang berhasil,
begitupun sebaliknya. Dalam hal ini untuk meningkatkan cita rasa dari keripik
biji durian tersebut maka keripik tersebut dicampur dengan bumbu balado pada tingkat
pedas yang berbeda. Pada produk keripik biji durian ini akan dikemas secara
elagan dan unik sehingga akan member nilai jual tersendiri. Dalam kenyataan,
kebanyakan produk yang dikemas, hampir 40% biaya produksi adalah untuk kemasan,
sedangkan sisanya adalah untuk bahan baku dan tenaga kerja. Bermunculannya
produsen jenis makanan ringan juga akan memberikan persaingan tersendiri
walaupun dari segmen produksi yang berbeda, tetapi untuk segmen makanan ringan
pada hal ini akan sangat memanaskan persaingan.
SEGMENTASI
PASAR YANG DIMASUKI
Segmen
pasar yang diincar adalah kalangan bawah hingga atas, dimana keripik biji
durian dapat dimakan oleh siapapun, tidak terkecuali kalangan atas. Produk yang
dihasilkan berupa keripik biji durian bumbu balado pada tingkat pedas yang
berbeda akan dipasarkan dengan cara penitipan ke pengecer (berupa warung atau
toko makanan maupun toko biasa). Selain itu keripik biji durian yang dihasilkan
dapat dipasarkan melalui door to door langsung ke konsumen akhir.
Keripik biji durian dapat juga dipasarkan dengan dengan cara order pemesanan.
Hal
ini biasanya untuk pemesanan partai yang agak besar, dalam hal ini dilakukan
oleh distributor. Lebih jauh lagi, dengan pengemasan yang berstandar tinggi,
produk keripik biji durian ini dapat menembus pemasaran di super market ataupun
bahkan skala ekspor ke luar negeri. Dengan kemasan yang dibuat sedemikian rupa
hingga dapat terlihat elegan, maka kalangan atas yang biasanya mempertimbangkan
gengsi, tidak akan ragu untuk membeli keripik biji durian yang bersangkutan
walaupun harga jualnya jadi akan lebih membengkak.
ESTIMASI
KELANCARAN USAHA
Kelancaran
suatu usaha tidak hanya ditentukan dari lancarnya penjualan, tetapi juga
ditentukan oleh proses produksi follow-up-nya. Dengan lancarnya
penjualan secara otomatis juga memerlukan proses produksi yang juga tidak
terhambat. Kelancaran produksi bisa ditentukan oleh penggunaan permesinan yang
dapat menghemat upah tenaga kerja dengan tingkat produksi yang juga tinggi.
Selain
ditentukan oleh penggunaan permesinan, kelancaran produksi juga dapat
ditentukan oleh tenaga produksi yang telah terampil dan mampu berdisiplin
hingga bisa mencapai target produksi sesuai dengan order penjualan.
Kelancaran
produksi tidak akan terlepas dari kelancaran suplai bahan baku. Dalam hal ini
bahan baku yang digunakan adalah berupa biji durian yang sangat mudah untuk
diperoleh yaitu diperoleh dari industri rumah tangga pengolah makanan yang
hanya mengolah daging buah duriannya saja dan bijinya tidak dimanfaatkan oleh
industri tersebut. Selain itu bahan baku biji durian juga bisa diperoleh secara
gratis karena bahan baku tersebut masih bersifat limbah (belum ada yang
memanfaatkan secara komersial). Sebagai penunjang kelancaran usaha, khususnya
dalam hal proses produksi, kelancaran suplai bahan baku ini sangat perlu untuk
diperhatikan. Cadangan bahan baku perlu dipertimbangkan untuk proses produksi
hingga paling tidak 5 hari.
Hal
ini untuk menjaga jika terjadi hambatan dalam penyediaan bahan baku. Untuk
menjaga agar produksi tidak berhenti, maka perlu dipikirkan untuk melakukan
kerjasama dengan pengusaha industri rumah tangga pengolah makanan yang bersedia
untuk menyediakan bahan baku biji durian yang sesuai dengan kesepakatan bersama
antara penyedia bahan baku dengan pelaku usaha.
Karena
biji durian merupakan bahan yang dapat busuk, maka perlu dijaga dan diketahui
batas kualitas biji durian yang baik untuk dijadikan bahan baku. Kantung
plastik, alumunium foil, atau bahkan foam-box yang biasa
digunakan untuk kemasan makanan, kadang hanya berupa kemasan standar dan kurang
sesuai untuk digunakan dalam mengemas jenis produk seperti keripik biji durian.
Untuk itu dilakukan cara pengadaan kemasan yang disesuaikan dengan produk
keripik biji durian yang dihasilkan atau juga dengan cara pengadaan kemasan
dibuat sendiri secara unik dan kreatif sehingga kemasan tersebut lain dari yang
lain.
PENETAPAN
HARGA JUAL
Penetapan
harga jual dilakukan dengan cara memperhitungkan harga bahan baku, upah
pekerja, proses produksi, pengemasan, pemasaran dan jika perlu diperhitungkan
pula biaya promosi dan transportasi. Semua harga yang telah teridentifikasi
dapat dihitung hingga bisa didapat harga satuan minimal (modal yang digunakan).
Selanjutnya kita dapat menentukan harga jual setalah diperhitungkan dengan
keuntungan yang ingin kita peroleh.
Penetapan
harga ini sangat perlu dilakukan untuk standarisasi penjualan, sehingga tidak
akan terjadi kesenjangan yang signifikan antara harga produk yang harus dibayar
konsumen secara langsung dengan harga produk setelah melalui distributor atau
agen.
Dalam
penetapan harga jual ini, juga harus realistis. Jika ditentukan terlalu tinggi
maka konsumen akan mempertimbangkan kembali untuk membeli produk kita dan lebih
jauh lagi mereka akan lari ke produk lain yang sejenis. Agar hal tersebut tentu
tidak ingin terjadi, maka perlu diperhitungkan harga jual produk dari produsen
lain.
PENYAKIT PADA DURIAN

Faktor Lingkungan
Kanker
batang dan bercak daun hanyalah dua dari 21 penyakit paling berbahaya yang
terdata menyerang durian: akar, batang, daun, dan buah. Angka ini belum termasuk
risiko serangan hama yang jumlahnya juga tak kalah banyak. Apalagi jika
ditambah dengan kelainan fisiologis, seperti kekurangan nutrisi, buah matang sebelah,
atau buah berair. Kebun durian tadi berubah menjadi “kuburan” karena
terganggunya keseimbangan antara inang, patogen, dan lingkungan. Ini memang
teori karena toh, tak ada satu pun kebun durian yang pernah disambangi Trubus,
bebas 100% dari serangan penyakit. Bagi pekebun profesional , serangan penyakit
boleh datang, asal intensitasnya tidak terlalu merugikan. Untuk itu, sejumlah perlakuan
diterapkan. Prinsip ini yang membedakan kebun durian yang dirawat intensif
dengan kebun t radi s ional .
Di
kebun tradisional seluruhnya diserahkan pada kemurahan hati alam. Jadi,
kerugian akibat serangan penyakit tak dihiraukan. Berdasarkan pengalaman para
pekebun, serangan penyakit umumnya diatasi dengan 3 cara. Pertama tindakan preventif
berupa pemilihan batang bawah, pemupukan, pembentukan tajuk, dan pemangkasan
rutin. Kedua pemakaian pestisida dan terakhir eradikasi alias pemusnahan. Tindakan
pertama dan ketiga relatif lebih mudah dilakukan oleh pekebun. Tindakan kedua,
yakni pemakaian pestisida kerapkali membuat repot. Penerapan teknik itu
memerlukan pengetahuan khusus tentang ciriciri
penyakit
yang menyerang. Berdasarkan pengetahuan itulah maka dapat ditentukan pestisida
yang cocok untuk menanggulanginya. Repotnya ciri akibat serangan patogen
(virus, bakteri, cendawan, protozoa, nematoda) banyak yang mirip dengan gejala
penyakit nonpatogen. Kasus yang sering muncul untuk nonpatogen ialah: keracunan
herbisida, stres air, kekurangan nutrisi, pencahayaan ekstrim, dan suhu. Untuk memastikan
penyebab serangan, berikut disajikan 10 hama dan penyakit paling berbahaya di kebun
durian beserta ciri, penyebab, dan penanggulangannya.
Kanker batang

Bekas
korekan dioles fungisida. Yang bisa dipakai, antara lain Previcur N dengan
dosis 2 ml/l atau Melody Duo 2 g/l. Pilihan lain Ridomil 3—5 ml/l. Pengalaman
Soetanto menunjukkan, olesan fungisida cukup efektif. Bercak tidak berkembang
dan bekas kerokan tertutup kembali. Sodik, mandor kebun durian hepe milik Mushadi
di Jonggol, mengatasinya dengan menempelkan kapas yang basah karena sebelumnya
dicelup ke Tamaron. Di Thailand dan Malaysia durian dilindungi dari penyakit
ini dengan olesan di batang. Pekebun di sini bisa mengoleskan bubur bordo atau TB—192
ke batang pohon.
Bubur
bordo dibuat sendiri dari 150 g terusi, 150 g kapur tohor/gamping, dan 10 l
air. Terusi dan kapur ditumbuk kemudian dilarutkan. Larutan ini masih harus
diencerkan dalam 10 l air sebelum dioleskan ke batang pohon. Cara lain yang
dianjurkan Reza ialah mencari durian spesifik lokasi. Durian yang besar dan
bagus ini ditanam untuk dijadikan batang bawah. Teknik top working yang dilakukan
Bernard Sadhani (Trubus edisi Desember 2000) juga menjadi salah satu
solusi.
Busuk buah Phytophthora
Phytophthora
palmivora juga menyerang buah. Pekebun di Malaysia
dan Indonesia sama-sama repot menanggulanginya. Serangan muncul ketika musim
hujan tiba. Buah muda maupun yang sudah matang menjadi sasaran. Kalau terkena
buah pasti tidak laku dijual.
Tingkat
kerugian bisa mencapai 40%. Serangan dimulai dengan muncul bercak di kulit
buah. Mula-mula warnanya cokelat, kemudian perlahanlahan menjadi hitam.
Pembusukan kulit ini lama-kelamaan masuk ke daging buah. Seluruh fungisida yang
dipakai mengatasi kanker batang juga cocok untuk menanggulangi serangannya di buah.
Tanaman terserang disemprot dan diulang 3—4 hari kemudian kalau cuaca mendung dan
hujan. Sejumlah 4—5 pohon di sekitarnya juga ikut disemprot. Untuk pencegahan
rutin, frekuensi penyemprotan 1—2 minggu sekali.
Karat daun
Serangan
Rhizoctonia solani menimbulkan kerusakan berat pada daun, baik di
tingkat pembibitan maupun kebun. Bibit durian bisa mati kalau terserang.
Pada tanaman dewasa serangannya menyebabkan gugur daun, mematikan
cabang dan ranting sehingga menurunkan produksi buah. Tak ada satu pun
kebun durian yang lolos dari serangannya. Penyakit ini penular-annya
cepat sekali. Bibit channee paling mudah terserang, apalagi kalau
daun saling bertumpuk. Kehadiran cendawan Rhizoctonia diawali dari
adanya bercak kecil

Kapang
Kapang
Trentepohlia hanyalah pertanda bahwa kebun itu terlalu lembap. Warnanya
oranye kalau kena sinar matahari. Kalau ternaungi berwarna
putih kehijauan. Ia tidak menimbulkan efek negatif.
Seandainya kapang terlalu tebal ( 3—4 mm) , pemuncul an bakal bunga
pada cabang/ batang terhambat. Masalah lain, ia akan ditunggangi
oleh cendawan perusak, seperti Phytophthora palmivora. Akibatnya kulit
batang menjadi basah. Begitu dikerok, kambium sudah berubah warna
menjadi cokelat. Varietas lokal tahan serangan kapang.
Pada
montong dan channee, kapang memperpendek umur karena ditunggangi Phytophthora.
Menurut Reza Tirtawinata, di kebun buah Mekarsari batang durian disikat
sebagai antisipasi. Kalau sudah telanjur muncul kapang, batang digosok
dengan larutan algasida atau fungisida yang mengandung benomyl,
thiram, atau tembaga. Beda lagi anjuran I r. Yos Sut iyoso. Entomologini
menyarankan pemakaian campuran fungisida dan herbi s ida. I a
menyebutkan beberapa alternatif, seperti: Derosal, Benlate,
atau Dithane dengan dosis 1 g/l. Bisa juga memakai Score 1 cc/l.
Salah satu bahan itu dicampur Gesapax 80 WP atau Amitrina dengan
dosis 3 g/l. Pemakaiannya disemprotkan atau dikuas, cukup satu
kali.
Akar putih

Sanitasi
lingkungan kunci sukses mencegah serangan cendawan ini. Tanaman inang, seperti durian,
singkong, lada, cabai, pepaya, kopi, kentang, albasia, mangga, dan belimbing
disingkirkan. Lubang tanam disiram Bayleton 2 ml/l. Penyiraman bisa dilakukan
saat tanam atau kepada pohon terserang. Frekuensi penyiraman pada pohon terserang
3—4 hari sekali. Sebagai tindakan preventif, siram 2 minggu sekali.
Ulat penggerek buah

Ngengat
lain ialah Hypoperigea leprostica. Ulatnya berwarna merah ungu
dan masuk ke dalam buah dengan meninggalkan lubang pada kulit. Di dalam buah ia
masuk terus sampai ke biji dan diam di sana sambil menyantap makanan. Daging
buah yang dilewati dibiarkan membusuk. Ia tinggal di situ sampai buah rontok.
Begitu buah gugur ia loncat dan berkepompong di tanah sampai berubah lagi jadi
ngengat baru. Berkeliaranlah ia mencari durian baru untuk bersarang. Ir. Final
Prajnanta, MM dari Aventis menyarankan, ulat disemprot Decis EC atau Buldog EC.
Dosisnya 1 ml/l. Frekuensi penyemprotan seperti untuk menanggulangi busuk buah.
Semprotan setiap 2 minggu sejak buah masih pentil sampai menjelang panen bisa
meminimalkan intensitas serangan. Kalau sudah ada serangan, frekuensi
penyemprotan ditingkatkan 3—4 hari sekali. Yang disemprot hanya pohon terserang
dan 4—5 pohon di sekitarnya. Tindakan prevent i f ialah mencangkul tanah di
bawah tajuk. Dengan demikian kepompong ngengat mati. Buah gugur karena penggerek
ini dikumpulkan dan dibakar.
Kutu putih
Pernah
melihat bentuk durian yang abnormal, salah satu sisi bengkok, atau tak ada
pongge di juring? Itulah akibat serangan kutu putih Pseudococcus pada
buah muda. Ia menyerang daun, bunga, dan buah. Kutu putih memang tidak menyebabkan
kerusakan total, tetapi sering dijumpai di kebun-kebun. Menurut Reza, kutu
putih terutama berkumpul di buah-buah yang bergerombol. Saking rapat jaraknya,
duri mereka bersentuhan. Hama ini bekerja sama dengan semut yang menjadi agen.
Karena
kutu putih mengeluarkan cairan manis, semut pun berdatangan. Telur kutu putih
terinjak-injak dan terbawa kian kemari sehingga menyebar ke buah lain, daun,
atau bunga. Hama ini mengisap cairan pada buah muda saat duri dan kulit masih lunak.
Akibatnya bentuk buah berantakan, salah satu sisi mulus, yang lain bengkok.
Durian kucing titun yang terkenal di Sembahe – jalur jalan Medan—Brastagi—selalu
bengkok, kemungkinan besar karena kutu putih
.
Rasa buah tidak terpengaruh oleh serangan hama ini. Serangan pada buah tua tak
menimbulkan efek merugikan. Hanya saja pekebun terpaksa menyikatnya supaya
kulit durian menjadi bersih. Penanggulangan kutu putih memakai Decis EC atau
Buldok EC dengan dosis 1 ml/l. Frekuensi penyemprotan setiap 3—4 hari sekali pada
serangan berat. Sebagai tindakan pencegahan, penyemprotan cukup 2 minggu sekali
selama buah masih muda.

Produk Olahan Durian






PENUTUP
Demikian yang dapat
kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam buku ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap
para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
ReplyDeletemenyediakan REFRACTOMETER BRIX untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro