2.1. Pengertian
Produksi adalah pengubahan bahan-bahan
dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat
berupa barang ataupun jasa. Dalam artian tersebut, produksi merupakan konsep
yang lebih luas daripada pengolahan (manufaktur) karena pengolahan hanyalah
sebagai bentuk khusus dari produksi. Dengan demikian pedagang besar, pengecer
dan lembaga-lembaga yang menyediakan jasa juga berkepentingan di dalam
produksi. Sedangkan produktivitas adalah sebuah konsep yang
menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi)
dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi dan sebagainya) yang
dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut.
4.2. Sifat Proses Produksi
Penggolongan proses produksi menurut
sifat ini akan menentukan jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalam pengolahan
suatu produk. Berdasarkan sifatnya, proses produksi dapat dibedakan menjadi 4
macam, yaitu :
a.
Proses ekstraktif Suatu
proses produksi yang mengambil bahan-bahan langsung dari alam. Proses
ekstraktif ini terdapat dalam industri proses produksi dasar. Karena itu,
pertanian dan perikanan juga disebut insdustri ekstraktif.
b.
Proses analitik Suatu
proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa macam barang yang hampir
menyerupai bentuk/jenis aslinya. Termasuk dalam kategori ini adalah penyulingan
minyak.
c. Proses fabrikasi
Proses fabrikasi atau sering disebut
proses pengubahan adalah suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi
beberapa bentuk. Pengubahan bentuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai macam mesin. Contohnya adalah proses pembuatan pakaian, sepatu, mebel
dan sebagainya.
d. Proses sintetik
Proses sintetik menunjukkan metode
pengkombinasian beberapa bahan ke dalam suatu bentuk produk. Dalam pengolahan
baja, gelas/kaca, produk akhirnya sangat berbeda dengan jenis aslinya karena
ada perubahan fisik atau kimia.
4.3.
Jangka Waktu Produksi Beberapa
macam proses produksi dapat ditentukan menurut periode waktu dalam mana
fasilitas produksi digunakan. Dalam hal ini, proses produksi digolongkan
menjadi 2 macam, yaitu:
a. Proses terus-menerus (continous process)
Dilakukan
sebagai proses untuk mengubah bentuk barang-barang. Dalam proses produksi ini
walaupun terjadi perubahan model, susunan dan fungsi alat-alat mesin yang
dipakai tidaklah berubah. Misalnya penggergajian kayu mengubah balok menjadi
papan, karet menjadi ban atau dalam proses perakitan mobil. Walaupun terjadi
perubahan bentuk tapi tidak mengubah susunan dan fungsi alat-alat mesin. Proses
produksi ini menghasilkan produk yang standar.
b. Proses terputus-putus (intermittent process)
Proses produksi ini seringkali terhenti
guna mengubah alat-alat, pengaturan kembali alat-alat dan penyesuaian yang terus-menerus dilakukan
sesuai dengan tuntutan produk yang akan dihasilkan. Proses produksi ini
dilakukan berdasarkan pesanan yang sesuai dengan keperluan pemesan. Contohnya
alat-alat untuk pengecoran logam.
4.4.
Kegiatan Produksi Keputusan-keputusan yang
berkaitan dengan kegiatan dan pengendalian sistem produksi akan menentukan peningkatan efisiensi operasinya,
perencanaan dan pengawasan kuantitas serta kualitas produksinya dan kemampuan
sistem tersebut. Dalam hal ini, masalah-masalah yang dihadapi oleh manajer
produksi adalah:
Ø Perencanaan
produksi
Ø Organisasi
produksi
Ø Pengendalian
produksi
Ø Pemeliharaan
peralatan
Ø Pengawasan
dan pemeriksaan kualitas
Seberapa
jauh manajer produksi dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul sangat
menentukan biaya setiap unit produk yang dihasilkan. Selanjutnya
masalah-masalah di atas akan dibahas berikut ini.
a. Perencanaan produksi
Fungsi
produksi adalah menciptakan barang dan/atau jasa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Karena itu, agar fungsi
produksi dapat berperan dengan baik, perencanaan produksi merupakan hal yang
penting untuk dilaksanakan. Perencanaan produksi meliputi keputusan-keputusan
yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah-masalah pokok yang meliputi:
-
Jenis barang yang akan dibuat
- Jumlah barang yang akan dibuat
- Cara pembuatan
b. Organisasi Produksi
Dalam
perusahaan manufaktur, tanggungjawab untuk memproduksi barang berada pada
Bagian Produksi. Dalam bagian tersebut terdapat para spesialis yang ahli dalam
perencanaan, supervisi atau pelaksanaan tahap-tahap dalam proses produksi. Besarnya
organisasi produksi yang diperlukan dalam kegiatan ini tergantung pada besarnya
perusahaan dan kompleksnya proses pengolahan produk.
c. Pengendalian Produksi
Pengendalian
produksi (production control) merupakan
serangkaian prosedur yang bertujuan mengatur pekerja, mesin, peralatan dan
material agar dapat memberikan hasil dengan gangguan minimum, ongkos terendah
dan waktu tercepat.
d. Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Perusahaan
selalu menghendaki jumlah persediaan yang cukup agar jalannya produksi tidak
terganggu. Kata “cukup” tidak berarti bahwa persediaan bahan harus dalam jumlah
besar. Persediaan dalam jumlah yang besar mengandung banyak resiko, seperti :
- Resiko hilang dan rusak
- Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang
tinggi
- Uang yang tertanam di persediaan terlalu besar
Untuk
mencapai persediaan yang optimal maka perusahaan harus melakukan
pemesanan-pemesanan yang seekonomis mungkin. Jumlah pemesanan yang ekonomis ini
menjadi indikator jumlah persedian yang
tepat. Jumlah pemesanan paling ekonomis dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:
- Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun
- Biaya pemesanan
- Biaya penyimpanan bahan baku
- Harga bahan baku
e. Pemeliharaan Peralatan
Kerugian
yang diderita oleh perusahaan karena kelalaian mengadakan pemeliharaan
peralatan disebabkan antara lain:
- Kerusakan peralatan yang sudah cukup
parah sehingga menyebabkan biaya perbaikan menjadi mahal
- Kerugian karena terhentinya sebagian
atau keseluruhan kegiatan produksi
- Kerugian karena keterlambatan
pengiriman barang kepada konsumen sehingga menyebabkan menurunya pendapatan
- Perusahaan terpaksa harus membayar
klaim karena penyerahan yang tidak tepat
- Menimbulkan keengganan para pelanggan
untuk kembali memesan ke perusahaan karena dianggap tidak menepati janji Pada
prinsipnya, dalam masalah pemeliharaan ini tindakan preventif adalah lebih baik
daripada memperbaiki. Program pemeliharaan peralatan antara lain meliputi:
- Penyusunan perencanaan yang meliputi
penentuan tugas-tugas yang akan dilakukan, prioritasnya dan tenaganya
-
Mengatur jadwal waktu dan beban
pekerjaan sesuai dengan skala prioritas
-
Mengatur kartu perintah kerja dan kartu-kartu pemeliharaan di setiap
peralatan untuk mengawasi pemeliharan suku cadang yang pernah diganti
-
Mengatur program latihan dengan metode-metode yang mungkin dilakukan
dengan maksud meningkatkan keterampilan kerja pekerja
-
Mengatur distribusi waktu kapan peralatan akan diperbaiki dengan
memperhitungkan berbagai kemungkinan kerugian yang akan diderita karena
sebagian atau seluruh kegiatan terhenti, selama perbaikan berlangsung.
f. Pengawasan Kualitas
Yang
dimaksud dengan kualitas disini terletak pada faktor standar yang ditetapkan
misalnya komposisi kimiawi bahan baku, kekerasan, kekuatan, kerataan permukaan,
ketepatan ukuran dan beberapa faktor lain yang bersifat subyektif. Suatu barang
dikatakan baik tidak harus persis dengan standar tapi setidaknya mendekati
karena adanya faktor toleransi.
4.5. Penentuan Lokasi Pabrik
Perencanaan
lokasi perusahaan/pabrik perlu dilakukan sebaik-baiknya karena kesalahan dalam
penentuannya akan berdampak kepada tidak efektif dan efisiennya
operasi/produksi. Faktor-faktor penting yang dipertimbangkan dalam pemilihan
lokasi masing-masing perusahaan berbeda. Bagi suatu perusahaan mungkin faktor
terpenting adalah dekat dengan pasar tetapi mungkin bagi perusahaan lain yang
terpenting adalah faktor kedekatan dengan bahan baku. Jadi, alasan utama
terjadinya perbedaan dalam pemilihan lokasi adalah adanya perbedaan kebutuhan
masing-masing perusahaan. Namun, pada umumnya faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih lokasi perusahaan/pabrik adalah :
1. Lingkungan masyarakat Kesediaan masyarakat
suatu daerah menerima segala konsekuensi positif maupun negatif didirikannya
suatu pabrik merupakan syarat yang penting jika tidak ingin mengalami kerugian
di kemudian hari. Lingkungan masyarakat yang menyenangkan juga memungkinkan
para pekerja bekerja dengan lebih baik.
2. Letak pasar Biaya
distribusi produk ke konsumen sangat penting dalam mempertimbangkan faktor
letak pabrik. Namun, dalam banyak kasus, lokasi suatu pabrik dapat juga lebih
menentukan daerah pasarnya disbanding daerah pasar menentukan lokasi pabrik.
3. Letak sumber tenaga kerja Perlu diperhatikan
bahwa masyarakat dari suatu daerah
tertentu dapat menjadi tenaga kerja yang lebih baik dibanding daerah lain,
seperti tercermin dari tingkat absensi, semangat kerja, tingkat upah yang
berlaku serta persaingan antara perusahaan dalam memperebutkan tenaga kerja yang
berkualitas tinggi.
4. Kedekatan dengan bahan mentah dan
supplier Lebih dengan dengan bahan
mentah dan para supplier memungkinkan suatu perusahaan mendapatkan pelayanan
penyuplaian yang lebih baik dan menghemat biaya pengadaan bahan.
5. Tersedianya fasilitas transportasi Tersedianya fasilitas
transportasi baik lewat darat, udara dan air akan melancarkan pengadaan
faktor-faktor produksi dan penyaluran produk perusahaan ke tangan konsumen.
Kerangka
pemikiran
Dalam prakteknya, proses produksi yang
dilaksanakan akan memperhatikan perubahan atau variasi pada spesifikasi atau
standar. Untuk itu perlu di adakan suatu penggantian mesin agar perubahan atau
varisi biaya yang di keluarkan oleh perusahaan atas pengganti mesin dalam
perusahaan. Selain itu, diperlukan juga teknik dan alat yang tepat untuk
membentuk pelaksanaan pengganti mesin agar dapat berjalan dengan efektif.
0 comments:
Post a Comment