PAPER
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

Disusun oleh:
Kelompok 1
M. Jamaludin 125040100111101
Lina Triyani 125040100111105
M. Rizki Rafiqo 125040100111113
Ike Clara D.A. 125040100111116
Kelas D
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
PEMBIBITAN

Pesemaian itu harus disiapkan dan dikerjakan dengan baik,
maksudnya agar diperoleh bibit yang baik, sehingga pertumbuhannya akan baik
pula. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan persemaian sebagai
berikut:
A. Memilih Tempat Pesemaian
Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus
diperhatikan agar diperoleh bibit yang baik.
- Tananya
harus yang subur, banyak mengandung humus, dan gembur.
- Tanah
itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga
sinar matahari dapat diterima dan dipergunakan sepenuhnya.
- Dekat
dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak
membutuhkan air. Sedanggkan pesemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan
air untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.
- Apabila
areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan pesemaian tidak
berkumpul menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar. Hal itu untuk
menghemat biaya atau tenaga pengangkutannya.
B.
Mengerjakan Tanah Untuk Pesemaian
Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih
50 hari sebelum penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan
ppadi kering, maka tanah pesemaian juga dapat dibedakan atas pesemaian basah
dan pesemaian kering.
• Pesemaian Basah
Dalam membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang
betul-betul subur. Rumput-rumput dan jerami yang masih tertinggal harus
dibeersihkan lebih dulu. Kemudian sawah digenangi air, maksud digenagi air ini
agar tanag menjadi klunak, rumpput-rumputan yang akan tumbuh menjadi
mati, dan bermacam-macam serngga yang dapat merusak bibit mati pula. Selanjutnya,
apabila tanah sudah cukup lunak lalau dibajak/digaru dua kali atau tanah
menjadi halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat petakan-petakan dan
memperbaiki pematang. Sebagai ukuran dsar luas pesemaian yang harus dibuat
kurang lebih 1/20 dari araeal sawa yang akan ditanamai. Jadi apabila sawwah
yang akan ditanami seluas 1Ha, maka luas pesemaian yang harus dibuat adalah
1/20 x 10.000 m² = 500 m². Adapun biji yang dibutuhkan adalah
kurang lebih 75 gram biji setiap 1 m², atau sebanyak kurang lebih 40 kg.
• Pesemaian Kering
Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian
basah. Rumpu-rumput dan sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih
dahulu. Tanah dibolak-balik dengan bajak dan digaru, atau bisa dan halus.
juga memakai cangkul yang terpenting tanah menjadi gembur. Setelah tanah
menjadi halus, diratakan dan dibuat bedenganbedengan. Adapun ukuran bedengan
sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang 500-600 cm.
Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30
cm sebagai selokan yang dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji,
pengairan, pemupukan, penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.
C. Penaburan Biji
Untuk memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus direndam dalam air. Biji-biji yang bernas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji yang hampa akan terapung. Dan biji-biji yang terapaung bisa dibuang. Maksud perendaman selain memilih biji yang bernas, biji juga agar cepat berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian bijhi diambil dari rendaman lalu di peram dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dibiarkan selama 8 jam.
Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka
biji disebar ditempat pesemaian. Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak
terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat
akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah, tetapi penyebaran
yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih tidak merata.raan
D. Pemeliharaan Pesemaian
• Pengairan
Pada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan terus digenangi
air selama 24 jam, baru dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji yang
disebar tidak berkelompok-kelompok sehingga dapat merata. Adapun pengeringan
setelah penggenangan selama 24 jam itu dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan
mempercepat pertumbuhaan.
Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air
rembesan. Air dimasukan dalam selokan antara bedengan-bedengan, sehingga
bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan benih akan tumbuh tanpa
mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan dilakukan
dengan melihat keadaan. Pada bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput,
perlu digenagi aiar. Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka penggenangan
air hanya kalau memerlukan saja.
• Pengobatan
Untuk menjaga kemungkinan serangan penyakit, pesemaian perlu
disemprot dengan Insektisida 2 kali, yaitu 10 hari setelah penaburan dan
sesudah pesemaian berumur 17 hari.
• Pemupukan
• Pemupukan
PENGOLAHAN
TANAH
A. Cara Mengolah Tanah
Pengolahan tanah untuk penanaman padi harus sudah disiapkan
sejak dua bulan penanaman. Pelaksanaanya dapat dilakukan dengan dua macam cara
yaitu dengan cara tradisional dan cara modern.
·
Pengolahan
tanah sawah dengan cara tradisional, yaitu pengolahan tanah sawa dengan
alat-alat sederhana seperti sabit, cangkul, bajak dan garu yang semuaya
dilakukan oleh nusia atau dibantu ooleh binatang misalnya, kerbau dan sapi.
·
Pengolahan
tanah sawah dengan cara modern yaitu pengolahaan tanah sawa yang dilaukan
dengan mesin. Dengan traktor dan alat-alat pengolahan tanah yang serba dapat
kerja sendiri.
1. Pembersihan
Sebelum tanah sawa dicangkul harus dibersihkan lebih dahulu
dari jerami-jerami atau rumput-rumput yang ada. Dikumpulkan di satu tempat atau
dijadikan kompos. Sebaiknya jangan dibakar, sebab pembakaran jerami itu akan
menghilangkan zat nitrogen yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
2. Pencangkulan
Sawah yang akan dicangkul harus digenagi air terlebih dahulu
agar tanah menjjadi lunak dan rumput-rumputnya cepat membusuk. Pekerjaan
pencangkulan ini dilanjutkan pula dengan perbaikan pematang-pematang yang
bocor.
3. Pembajakan
Sebelum pembajakan, sawah sawah harus digenangi air lebih
dahulu. Pembajakan dimulai dari tepi atau dari tengah petakan sawah yang
dalamnya antara 12-20 cm. tujuan pembajakan adalah mematikan dan membenamkan
rumput, dan membenamkan bahan-bahan organis seperti : pupuk hijau, pupuk
kandang, dan kompos sehingga bercampur dengan tanah. Selesai pembajakan sawah
digenagi air lagi selama 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa
tanaman dan melunakan bongkahan-bongkahan tanah.
4. Penggaruan
Pada waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi.
Sehingga cukup hanyya untuk membasahi bongkahan-bongkahan tanah saja.
Penggaruan dilakukan berrulang-ulang sehingga sisa-sisa rumput terbenam dan
mengurangi perembesan air ke bawah.
Setelah penggaruan pertama selesai, sawah digenagi air lagi
selama 7-10 hari, selang beberapa hari diadakan pembajakan yyang kedua.
Tujusnnya yaitu: meratakan tanah, meratakan pupuk dasar yang dibenamkan, dan
pelumpuran agar menjadi lebih sempurna.
PENANAMAN
A. Pemilihan Bibit
Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan
bibit di pesemaian. Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur
25-40 hari (tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3
hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan memudahkan pencabutan.
Caranya, 5
sampai 10 batang bibit kita pegang menjadi satu kemudian ditarik ke arah badan
kita, usahakan batangnya jangan sampai putus. Ciri-ciri bibit yang baik antara
lain:
a. Umurnya tidak lebih dari 40 hari
b.
Tingginya
kurang lebih dari 40 hari
c.
Tingginya
kurang lebih 25 cm
d.
Berdaun
5-7 helai
e.
Batangnya
besar dan kua
f.
Bebas
dari hama dan penyakit
Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan besar
untuk memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus segera ditanam,
jangan sampai bermalam.
Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dank e kiri dengan jjarak 20 x 20 cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan secara merata.
Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dank e kiri dengan jjarak 20 x 20 cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan secara merata.
Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan
kanan menanam, tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4
cm. usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring. Usahakan penanaman
bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal. Bibit yang ditanam terlalu
dalam akan menghambat pertumbuhan akar dan anakannya sedikit.
Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah
reba atau hanyut oleh aliran air. Dengan demiikian jelas bahwa penanaman bibit
yang terlalu dalam maupun terlalu dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi.
PEMELIHARAAN
A.
Pengairan
Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi
sawah. Masalah pengairan bagi tanaman padi sawah merupakan salah satu factor
penting yang harus mendapat perhatian penuh demi mendapat hasil panen yang akan
datang.
Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah adalah
air yang berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur dan
kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan tanaman.
Air yang berasal dari mata air kurang baik untuk pengairan sawah, sebab air itu
jernih, tidak mengandung lumpur dan kotoran.
Memasukan air kedalam sawah dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
Air
yang dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air yang berasal dari saluran
sekunder. Air dimasukan ke petakan sawah melalui saluran pemasukan, dengan
menghentikan lebih dahulu air pada saluran sekunder.
Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan sawah itu tetap, jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan lubang pembuangan tidak boleh dibuat lurus.
Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Apabila lubang pemasukan dan lubang pembuangan itu dibuat luru, maka air akan terus mengalir tanpa adanya pengendapan.
Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air
harus diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air
hendaknya diatur dengan cara sebagai berikut:
- Tanaman
yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.
- Tanaman
yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20 cm.
- Tanaman
padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air dapat
ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.
- Sepuluh
hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak
bersama-sama.
B. Penyiangan dan Penyulaman
Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus
segera diganti (disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila
penggantian bibit baru jangan sampai lewat 10 hhari sesudah tanam.
Selain penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan
agar rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh
banyak dan mengambil zat-zat makanan yang dibutuhkan ttanaman padi. Penyiangan
dilakukan dua kali yang pertama setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua
setelah padi berumur 6 minggu.
C. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur
makanan yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman padi, pupuk
yang digunakan antara lain:
1.
Pupuk
alam, sebagai pupuk dasar yang diberikan 7-10 hari sebelum tanaman dapat
digunakan pupuk-pupuk alam, misalnya: pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos.
Banyyaknya kira-kira 10 ton / ha.
2.
Pupuk buatan diberikan sesudah tanam,
misalnya: ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Adapun manfaat pupuk tersebut sebagai
berikut:
ü ZA/Urea : menyuburkan tanah,
mempercepat tumbuhnya anakan, mempercepat tumbuhnya tanaman, dan menambah
besarnya gabah.
ü DS/TS : mempercepat tumbuhnya
tanaman, merangsang pembungaan dan pembentukan buah, mempercepat panen.
ü ZK : memberikan ketahanan tanaman
terhadap hama / penyakit, dan mempercepat pembuatan zat pati.
D. Pemberantasan Hama / Penyakit
1.
Burung,
banyak yang menyerang padi sedang menguning, gunakan benda-benda untuk
menghalaunya.
2.
Walang
sangit, penyerangan dilakukan saat padi masih muda, walang sangit dapat diberantas
dengan disemprot menggunakab DDT atau disuluh (dipasang lampu).
3.
Tikus,
hewan yang satu ini dapat merugikan petani dengan jumlah besar kerena mereka
dapat merusak areal yang cukup luas dengan waktu yang tidak lama. Tikus dapat
diberantas dengan gropyokan atau dengan member umpan yang berupa ketela,
jagung dan sebagainya yang dicampur dengan phospit.
4.
Ulat
serangga, serangga-serang itu bertelur pada daun, apabila menetas ulatnya
merusak batang dan daun. Cara pemberantasannya harus disemprot dengan obat-obat
insektisida, misalnya : DDT, Aldrin, Endrin, Diazinon dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
0 comments:
Post a Comment