Kacang tanah,
kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole,
kacang banggala (bahasa Yunani:Arachis hypogaea L., bahasa Inggris: peanut, groundnut) merupakan tanaman polong-polongan atau legum dari famili Fabaceae, kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia.[1] Kacang tanah merupakan sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh
secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dan mengeluarkan
daun-daun kecil.[1]
Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis tanaman budidaya
selain kacang bogor, Voandziea subterranea yang
buahnya mengalami pemasakan di bawah permukaan tanah. Jika buah yang masih muda
terkena cahaya, proses pematangan biji terganggu.[1]
Daftar isi
|
Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah
Brazillia, namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis
atau subtropis Masuknya kacang tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan
karena dibawa oleh pedagang-pedagang Spanyol,Cina,atau Portugis sewaktu
melakukan pelayarannya dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597 Pada tahun
1863 Holle memasukkan Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer
memasukkan pula Kacang Tanah dari Mesir Republik Rakyat Cina dan India kini
merupakan penghasil kacang tanah terbesar dunia.
Kacang tanah bermula terpusat di India, China, Nigeria, Amerika
Serikat dan Gombai, kemudian meluas ke negara lain.
Kacang tanah terpusat di Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sulawesi dan
kini telah ditanam di seluruh Indonesia
Kacang tanah yang telah dikeluarkan dari
polongnya
Tanaman Kacang tanah bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak,
sedang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati , minyak dan
lain-lain[2].
Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya yang
kaya protein dan lemak.[3] Biji ini dapat dimakan mentah, direbus (di dalam polongnya),
digoreng, atau disangrai.[3] Di Amerika Serikat, biji kacang tanah diproses menjadi
semacam selai dan merupakan industri pangan yang menguntungkan.[3] Produksi minyak kacang tanah mencapai sekitar 10% pasaran
minyak masak dunia pada tahun 2003 menurut FAO.[1] Selain dipanen biji atau polongnya,
kacang tanah juga dipanen hijauannya (daun dan batang) untuk makanan ternak atau
merupakan pupuk hijau.[3]
Kacang tanah budidaya di Indonesia dibagi menjadi dua tipe
·
Tipe tegak
Jenis Kacang ini tumbuh lurus atau sedikit miring keatas, buahnya
terdapat pada ruas-ruas dekat rumpun, umumnya pendek genjah dan kemasakan
buahnya serempak.
·
Tipe menjalar.
Jenis ini tumbuh kearah samping, batang utama berukuran panjang,
buah terdapat pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah dan umnya berumur
panjang. Tipe menjalar lebih disukai karena memiliki potensi hasil lebih
tinggi.
Kacang tanah dan polongnya
Varietas unggul kacang tanah ditandai dengan karakteristik sebagai
berikut
·
Daya hasil tinggi.
·
Umur pendek (genjah)
antara 85-90 hari.
·
Tahan terhadap penyakit
utama (karat dan bercak daun).
·
Toleran terhadap
kekeringan atau tanah becek.
·
Kacang Brul, berumur
pendek (3-4 bulan).
·
Kacang Cina, berumur
panjang (6-8 bulan).
·
Kacang Holle, merupakan
tipe campuran hasil persilangan antara varietas-varietas yang ada. Kacang Holle
tidak bisa disamakan dengan kacang lain karena memang berbeda varietas.
Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandungi protein yang tinggi,
zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan
K, lesitin, kolin dan kalsium.[3] Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih
tinggi dari daging, telur dan kacang soya.[3] Mempunyai rasa yang manis dan banyak
digunakan untuk membuat beraneka jenis kue[3].
Kacang tanah juga dikatakan mengandung bahan yang dapat membina
ketahanan tubuh dalam mencegah beberapa penyakit.[1] Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali seminggu
dilaporkan dapat mencegah penyakit jantung[1]. Kacang tanah bekerja meningkatkan
kemampuan pompa jantung dan menurunkan resoki penyakit jantung koroner.[1] Memakan segenggam kacang tanah setiap hari terutama pesakit
kencing manis dapat membantu kekurangan zat.[3]
Kacang tanah mengandung Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan Omega 9 yang merupakan lemak tak jenuh tunggal.[3] Dalam 1 ons kacang tanah terdapat 18 gram Omega 3dan
17 gram Omega 9.[3] Kacang tanah mengandung fitosterol yang justru dapat menurunkan kadar kolesterol dan
level trigliserida, dengan cara menahan penyerapan kolesterol dari
makanan yang disirkulasikan dalam darah dan mengurangi penyerapan kembali kolesterol dari hati, serta tetap menjaga HDL kolesterol.[3] Kacang tanah juga mengandung arginin yang dapat merangsang tubuh untuk memproduksi nitrogen monoksida yang berfungsi untuk melawan bakteri
tuberkulosis.[1]
Kajian-kajian menunjukkan kacang tanah dapat sebagai penurun
tekanan darah tinggi dan juga kandungan kolestrol dalam darah, berkesan untuk
melegakan penyakit hemofilia atau kecenderungan mudah berdarah,
penyakit keputihan dan insomnia.[3] Namun Kacang tanah sangat dicegah pada mereka yang
menghadapi penyakit jenis kanker payudara dan yang mempunyai masalah jerawat atau acne juga dinasihatkan berhenti mengonsumsi kacang
tanah.[3]
·
a) Curah hujan yang
sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu
keras akan mengakibatkan rontok dan bunga tidak terserbuki oleh lebah. Selain
itu, hujan yang terus-menerus akan meningkatkan kelembapan di sekitar
pertanaman kacang tanah.
·
b) Suhu udara bagi
tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu udara minimal bagi
tumbuhnya kacang tanah sekitar 28–32 derajat C. Bila suhunya di bawah 10
derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi kerdil
dikarenakan pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
·
c) Kelembapan udara
untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 %. Adanya curah hujan
yang tinggi akan meningkatkan kelembapan terlalu tinggi di sekitar pertanaman.
·
d) Penyinaran sinar
matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah, terutama
kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
·
a) Jenis tanah yang
sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah yang gembur/bertekstur
ringan dan subur.
·
b) Derajat keasaman
tanah yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah pH antara 6,0–6,5.
·
c) Kekurangan air akan
menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Air yang diperlukan
tanaman berasal dari mata air atau sumber air yang ada disekitar lokasi
penanaman. Tanah berdrainase dan berserasi baik atau lahan yang tidak terlalu
becek dan tidak terlalu kering, baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
·
Ketinggian tempat yang
baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah pada ketinggian antara 500 m
dpl. Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu
untuk dapat tumbuh optimal.
Beberapa hama dan penyakit yang dapat menyerang kacang tanah
adalah[2]:
·
Penyakit layu
Penyakit layu disebabkan oleh bakteri Xanthomonas Solanacearum. Pada siang hari waktu sinar matahari terik
tanaman sekonyong-konyong terkulai seperti disimm air panas, tanaman langsung
mati. Cara pengendalian dengan pergiliran tanaman, penyemprotan Streptomycin atau Agrimycin, 1
ha membutuhkan 0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha.[4]
·
Penyakit bercak daun
Penyakit Bercak daun disebabkan oleh fungus Cercospora personata. Bercak yang ditimbulkan pada daun sebelah atas
coklat sedangkan sebelah bawah daun hitam. Ditengah bercak daun kadang-kadang
terdapat bintik hitam dari konidiospora.
Cendawan ini timbul pada tanaman umur 40 -50 hari hingga 70 hari. Cendawan ini
dapat dikendalikan dengan Antmkol atau Dakonil,penyemprotan dilakukan pada
tanaman selesai berbunga, dengan interval penyemprotan 1 minggu atau 10 hari sekali.[4]
·
Penyakit Sclerotium
Penyakit ini disebabkan oleh Sclerotium rolfsii, merusak tanaman pada waktu cuaca lembap. Cendawan
menyerang pada pangkal batang, bagian dari tanaman yang lunak, menimbulkan
bercak-bercak hitam. Tanaman yang terserang akan layu dan mati. Pengendalian : dengan
memperbaiki pengairan, agar air pengairan dapat mengalir.
·
Penyakit karat
Penyakit ini disebabkan oleh Uromyces arachidae, menyerang tanaman yang masih muda menyebabkan daun
berbintik-bintik coklat daun menjadi mengering. Pengendaliannya dengan menanam
varietas yang tahan.
·
Kontaminasi aflatoksin
Kacang tanah yang mengalami kontaminasi oleh kapang Aspergillus flavus dapat menghasilkan aflatoksin.[5] Aflatoksin, terutama B1 diketahui sangat karsinogenik, toksik, hepatotoksin, danmutagenik pada manusia, mamalia, dan unggas.[5] Pada kacang tanah, B1 ditemukan pada polong segar, polong,
kering, biji, dan produk olahan.[5] Untuk mencegah infeksi dapat dilakukan dengan perbaikan
budidaya, terutama pengairan pada periode kritis, pengeringan pasca panen,
pemenuhan kebutuhan gizi, dan pengendalian penyakit daun.[5]
·
Hama Empoasca.
Hama yang penting bagi tanaman kacang tanah adalah hama Empoasca.
Hama ini tidak terlalu merugikan bagi tanaman kacang tanah. Cara
pengendaliannya dengan insektisida yang tersedia.
·
Hama Uret.
Hama yang memakan akar, batang bagian bawah dan polong akhirnya
tanaman layu dan mati. Cara pengendaliannya dengan menanam serempak, penyiangan
intensif, tanaman terserang dicabut dan uret dimusnahkan.
·
Hama Ulat
berwarna
Hama yang merusak daun menjadi terlipat menguning, akhirnya
mengering. Cara pengendalian dengan penyemprotan insektisida Azodrin 15 W5C,
Sevin 85 S atau Sevin 5 D.
·
Hama Ulat
grapyak
Hama yang memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok.
Cara pengendaliannya (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman;
(2) penyemprotan insektisida lannate L, Azodrin 15 W5C.
·
Hama Ulat
jengkal
Hama yang menyerang daun kacang tanah.Cara pengendaliannya dengan
penyemprotan insektisida Basudin 60 EC Azodrin 15 W5C, Lannate L Sevin 85 S.
·
Hama Sikada
Hama yang menghisap cairan daun. Cara pengendaliannya (1)
penanaman serempak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate 25
WP, Lebaycid 500 EC, Sevin 5D, Sevin 85 S, Supraciden 40 EC.
·
Hama Kumbang
daun
Hama yang memakan daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga
makan pucuk bunga. Cara pengendaliannya (1) penanaman serentak; (2)
penyemprotan Agnotion 50 EC, Azodrin 15 W5C, Diazeno 60 EC.
3.
^ a b c d e f g h i j k l m Vyan RH. 2009. Kacang tanah, Manfaat dan
DampaknyaDiakses pada 5 Mei 2010.
4.
^ a b Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan
dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi MIG Corp. Kacang TanahDiakses pada 5 Mei 2010.
0 comments:
Post a Comment