ILMU BAHAN MAKANAN
BUAH DAN SAYURAN
SIRSAK
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2011
Sekilas tentang Sirsak
Tanaman sirsak
atau yang dikenal dengan nama kantong asam memiliki nama ilmiah Annona muricata Linn., merupakan salah
satu tanaman yang berasal dari kelas Dicotyledone, keluarga Annonaceae, dan
genus Annona5. Sirsak merupakan tanaman buah tropis yang
diperkenalkan pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada abad ke-19, tetapi buah
ini bukan tanaman asli kawasan Eropa. Tanaman ini berasal dari daerah tropis di
Benua Amerika, yaitu Hutan Amazon (Amerika Selatan), Karibia, dan Amerika
Tengah5. Walaupun pesona sirsak belum terlalu dikenal di Indonesia,
tetapi buah ini sangatpenting dan bergengsi di tempat asalnya2.
Sirsak memiliki
banyak sebutan yang berbeda-beda di berbagai belahan dunia, antara lain :
·
soursop
di Inggris
·
graviola
di Portugal
·
paw
paw di Brazil
·
guanabana
di Spanyol
·
ang
mo lau di leen
Cina
·
durian
belanda di Malaysia
·
aathakka
pazham di India
Sedangkan untuk kawasan dalam
negeri, sirsak memiliki julukan :
·
nangka sebrang atau
nangka landa di Jawa
·
nangka walanda di Sunda
·
nangka buris di Madura
·
srikaya jawa di Bali
·
deureuyan belanda di
Aceh
·
durio ulondro di Nias
·
durian betawi di
Minangkabau
·
jambu landa di Lampung
Bermacam-macam sebutan sirsak
tersebut menunjukkan bahwa tanaman yang tergolong buni berganda ini sudah
mendunia. Hal ini dapat dibuktikan pada peta penyebaran tumbuhnya pohon sirsak
di berbagai belahan dunia, terutama di wilayah yang beriklim tropis.
Jenis-jenis Sirsak
Sirsak yang
sering kita temukan di pasar ternyata terdiri dari berbagai jenis sirsak yang
telah tercampur2. Pada dasarnya tanaman berduri mirip durian ini
dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
a.
Sirsak Ratu
Disebut
sirsak ratu karena daerah penyebaran sirsak ini adalah di Pelabuhan Ratu,
Sukabumi, Jawa Barat. Sirsak ratu memiliki ukuran yang bermacam-macam, mulai
dari yang kecil hingga besar. Kulitnya licin dan memiliki duri, daging buahnya
bertepung kering dan manis. Sirsak ini cocok dikonsumsi dalam keadaan segar
atau dalam bentuk minuman.
Contoh
sirsak ratu
b. Sirsak
Biasa
Dapat
ditemukan di seluruh pelosok Indonesia dengan ciri-ciri bentuk buah hampir
mirip dengan sirsak ratu, tetapi tekstur buahnya yang bertepung memiliki kadar
air yang lebih tinggi dan rasanya asam manis dibandingkan dengan sirsak ratu.
Sirsak jenis ini dapat dikonsumsi dengan terlebih dahulu diolah menjadi
minuman, wajik, dodol, selai, jelly,
dan sirup. Contoh
sirsak biasa
c. Sirsak
Bali
Sirsak
yang sering ditemukan di daerah Pulau Dewata, Bali, ini biasa disebut sirsak
gundul, sirsak sabun, sirsak mentega, atau sirsak irian.
Sirsak
bali memiliki ukuran yang lebih kecil dari sirsak pada umumnya dengan berat
sekitar 200-300 gram per buah. Memiliki ciri kulit buah yang licin, tidak
berduri, dan daging buahnya manis. Cocok dikonsumsi dalam keadaan segar atau
diolah menjadi minuman.
Contoh sirsak bali
d. Sirsak
Mandalika
Daerah
penyebaran sirsak mandalika adalah seluruh wilayah nusantara. Penampilan fisik
sirsak jenis ini mirip dengan buah nona yakni berbentuk bulat, memiliki daging
buah berwarna kuning, berbiji banyak, rasa yang manis, dan duri yang terdapat
pada kulit lebih jarang. Sirsak ini cocok dikonsumsi apabila diolah menjadi
makanan atau minuman terlebih dahulu.
Contoh sirsak mandalika
Kandungan Zat Gizi pada
Buah Sirsak
Buah sirsak
terdiri atas 67% daging sirsak yang dapat dikonsumsi, 20% kulit, 8,5% biji, dan
4,5% poros tengah buah5. Sirsak memiliki kandungan gula yang cukup
tinggi yaitu sebesar 68% dari seluruh bagian padat daging buah. Daging buah
sirsak yang berwarna putih dan lunak memiliki banyak serat dan vitamin.
Kandungan gizi yang terdapat pada buah sirsak dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel
1. Kandungan Zat Gizi pada Buah Sirsak (setiap 100 gram)
Komponen
Zat Gizi
|
Jumlah
|
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Fosfor
Serat
Besi
Vitamin A
Vitamin B1
Vitamin B2
Vitamin C
Niasin
|
65 Kcal
1 gram
0,3 gram
16,3 gram
14 mg
27 mg
2 gr
0,6 mg
1 RE
0,07 mg
0,04 mg
20 mg
0,7 mg
|
Sumber
: Departemen Kesehatan RI, 1996
Selain
mengandung beraneka ragam zat gizi penting, daging buah sirsak juga mengandung
senyawa sitotoksin yaitu acetogenins. Senyawa acetogenins adalah senyawa
bioaktif yang mampu berperan sebagai sitotoksin dalam tubuh manusia. Senyawa
sitotoksik adalah senyawa yang dapat bersifat toksik maupun sebagai obat.
Syarat Umum Tanaman
Sirsak
Secara umum,
tanaman sirsak memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Pohon sirsak memiliki
ketinggian kurang lebih 3 hingga 10 meter, memiliki cabang rendah dan ranting
pada batangnya tergolong ranting yang mudah rapuh.
2. Daun
sirsak berbentuk bulat telur dengan ujung meruncing pendek, permukaan atas daun
berwarna hijau tua, dan permukaan bawah daun berwarna hijau muda.
3. Buah
sirsak memiliki duri lunak. Dalam kondisi muda, duri ini berwarna hijau dan
berjarak rapat. Tetapi apabila sudah tua, buah sirsak berwarna agak kehitaman
dan durinya merenggang.
4. Daging
buah sirsak berwarna putih gading dengan tekstur lunak dan memiliki biji yang
banyak.
5.
Bunga
sirsak berwarna kuning dan berbentuk kerucut tidak beraturan.
Daun sirsak
Pohon sirsak
Bunga sirsak
Hasil Olahan Sirsak
Sirsak merupakan
buah yang mudah diperoleh di pasaran karena merupakan salah satu komoditas
buah-buahan yang selalu ada di sepanjang tahun. Namun, kesadaran masyarakat
tentang pentingnya menjaga keawetan sirsak belum tinggi sehingga sering ditemui
banyak sirsak busuk di saat masa panen. Hal tersebut tentu saja sangat
disayangkan mengingat betapa banyaknya manfaat yang dapat diambil dari kantong
asam ini. Berikut ini adalah hasil olahan sirsak sehingga konsumen dapat
mengonsumsi buah tropis dengan berbagai variasi dan tanpa bosan.
1.
Jus Buah atau Sari Buah
Jus
buah merupakan produk olahan sirsak yang paling digemari di berbagai kalangan.
Selain menyegarkan dan mudah dibuat, jus sirsak memiliki berbagai khasiat bagi
kesehatan tubuh. Mengonsumsi jus atau sari buah merupakan salah satu cara untuk
membersihkan pencernaan dalam tubuh sehingga tubuh dapat lebih mudah mencerna
sari sirsak.
Jus
atau sari buah sirsak dapat dinikmati melalui proses penggilingan buah
menggunakan alat mekanis sehingga tebentuk cairan kental putih yang kasar dan
harus disaring terlebih dahulu agar diperoleh cairan agak kental dengan
partikel halus.
Tahap
pembuatan sari buah atau jus buah :
a. Daging
buah sirsak yang masih segar dikupas dan dibersihkan dulu dari kulit dan
kotoran yang menempel.
b. Daging
buah yang sudah bersih dihancurkan dan dipres.
c. Daging
buah sirsak yang sudah dihancurkan diberi air supaya encer dengan perbandingan
air dan sari buah adalah 3:1.
d. Campuran
air dan sirsak tersebut kemudian diendapkan.
e. Dilakukan
penambahan natrium benzoat 0,05% (0,5 gram per liter), asam sitrat 0,1% (1 gram
per liter), CMC 0,3% (3 gram per liter), dan gula pasir 13% (130 gram per
liter).
f. Larutan
sirsak tersebut dipanaskan pada suhu 85o C selama 5 menit.
g. Larutan
yang telah dipanaskan tersebut dimasukkan ke dalam botol untuk dilakukan exhausting dan sterilisasi hingga
terbentuklah sari buah dalam botol.
2.
Dodol Sirsak
Bahan
baku pembuatan dodol sirsak adalah buah sirsak matang yang masih segar dan
sudah dibersihkan dari biji serta kulitnya.
Tahapan
membuat dodol sirsak :
a. Campurkan
daging buah yang sudah dibersihkan dengan santan, tepung, dan gula aren,
kemudian aduk rata.
b. Masak
adonan sambil terus diaduk hingga matang, tambahkan asam benzoat sambil terus
diaduk.
c. Angkat
adonan setelah setengah jam lalu dinginkan di loyang.
d. Kemas
adonan yang telah dingin ke dalam plastik, dodol sirsak siap disantap.
3. Selai
Sirsak
Selai
sirsak dibuat dari daging buah sirsak yang sudah dibersihkan bijinya.
Tahapan
membuat selai sirsak :
a. Daging
buah sirsak yang sudah dibersihkan dihancurkan sampai halus.
b. Panaskan
daging buah sirsak yang sudah hancur sambil ditambahkan gula dan pektin.
c. Aduk
campuran tersebut lalu tambahkan asam sitrat.
d. Masak
larutan tersebut hingga mendidih, tambahkan asam benzoat, lalu masak hingga
terbentuklah gel.
e. Buang
busa yang muncul pada permukaan selai.
f. Selai
sirsak telah matang dan siap untuk dikemas.
4. Sirup
Sirsak
Sirup
sirsak merupakan hasil olahan sirsak yang berasal dari sari buah dengan
beberapa tambahan.
Tahapan
membuat sirup sirsak :
a. Buah
sirsak yang telah matang diambil daging buahnya kemudian dihancurkan lalu
disaring hingga terbentuklah sari buah sirsak. Tambahkan putih telur pada sari
buah tersebut.
b. Campuran
putih telur dan sari buah tersebut kemudian direbus hingga mendidih.
c. Hasil
rebusan tadi disaring dan diisikan ke dalam botol.
d. Botol
yang berisi sirup tadi kemudian dipasteurisasi, sirup sirsak siap disajikan.
Manfaat Buah Sirsak
Sirsak memang
buah yang berbeda dengan buah lain karena hampir semua bagian dari sirsak dapat
dimanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna3. Berikut ini akan dibahas
mengenai bagian-bagian sirsak yang bermanfaat bagi tubuh manusia.
1.
Buah
Secara
fisiologi buah sirsak tidak memiliki bentuk yang tetap. Ada yang bulat,
lonjong, bahkan ada yang berbentuk mirip ginjal. Buah sirsak yang sudah matang
sering dikomersialkan orang-orang dalam bentuk jus sirsak. Jus sirsak yang
memiliki kadar antioksidan tinggi dipercaya dapat membuang racun dalam tubuh
serta menambah stamina. Selain itu buah sirsak juga menjadi obat awet muda yang
ampuh karena kandungan antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas sebagai
salah satu faktor penyebab penuaaan.
Daging
buah sirsak yang berwarna putih gading juga dipercaya dapat mengobati dan
mencegah penyakit batu empedu, asam urat, disentri, batu ginjal, osteoporosis,
anti sembelit, dapat meningkatkan nafsu makan, dan dapat merangsang produksi
ASI pada mamalia. Sirsak juga sering digunakan sebagai obat demam di Haiti dan
diabetes melitus di daerah Peru.
2. Daun
Hingga
saat ini belum banyak masyarakat yang mengetahui manfaat dari daun sirsak yang
memiliki bau menyengat ini. Padahal daun sirsak memiliki banyak manfaat yang
berguna bagi kesehatan, seperti untuk menyembuhkan penyakit hati (lever),
kejang (obat antispasme atau antikejang), batuk dan radang (anti-inflamasi),
serta beberapa penyakit lain, yaitu radang sendi, rematik, dan neuralgia (rasa
nyeri pada satu atau lebih sel saraf). Bahkan daun sirsak telah digunakan
secara tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit di penjuru dunia. Daun
sirsak memiliki kandungan acetogenins yang dapat berperan sebagai pengganti
kemoterapi bagi penderita kanker. Kandungan acetogenins tertinggi terdapat
dalam daun yang berumur sedang. Pada daun muda acetogenins belum terbentuk
sempurna sedangkan pada daun yang tua, kadar acetogenins sudah mulai berkurang karena
mengalami kerusakan.
Jika
digunakan sebagai tanaman obat, sebaiknya ambil daun sirsak dari pekarangan
rumah atau kebun yang cenderung memiliki tingkat polusi atau timbal lebih
rendah daripada pohon sirsak yang ditanam di pinggir jalan.
3. Biji
Biji
buah sirsak merupakan biji tunggal yang saling berhimpitan dan dipisahkan oleh
daging buah. Dalam satu buah sirsak terdapat sekitar 20 hingga 200 biji. Biji
sirsak yang berwarna hitam mengkilap ini ternyata mengandung senyawa bioaktif
yang dapat berfungsi sebagai pestisida alami yaitu untuk membunuh ngengat dan
kecoa. Selain sebagai pestisida, ternyata biji sirsak juga bermanfaat bagi kesehatan.
Masyarakat sering menggunakan biji sirsak sebagai obat anticacing (vermifuge)
terhadap parasit internal dan eksternal.
Minyak
hasil ekstrasi dari biji sirsak dapat dipakai sebagai pembunuh kutu kepala dan
dapat menjadi racun penangkap ikan secara tradisional. Bahkan minyak biji
sirsak ini juga dapat digunakan sebagai kosmetik, yaitu sebagai pembersih
permukaan kulit yang kotor.
4. Akar
Akar
tunggang yang dimiliki sirsak juga merupakan akar yang bermanfaat bagi
kesehatan. Akar sirsak sipercaya dapat digunakan sebagai obat penenang yaitu
untuk menenangkan fungsi syaraf, sebagai antikejang, dan penurun tekanan darah.
Masyarakat biasa mengonsumsi akar sirsak dalam bentuk teh. Akan tetapi secara
tradisional, akar sirsak sering dipergunakan sebagai racun penangkap ikan.
Berbeda halnya dengan masyarakat Amazonia Peru yang menggunakan akar buah ini
sebagai obat antidiabetes melitus, pembasmi kutu kulit, dan penangkal racun.
Dewasa ini akar sirsak sudah jarang diolah karena dapat mematikan tanaman dan
sulit unttuk diperoleh.
5. Kulit
Batang
Kulit
batang sirsak yang berkayu keras dan bercabang sedikit ternyata juga memiliki
kandungan acetogenins yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, bahkan telah
menjadi obat tradisional yang sudah mendunia. Akan tetapi pengobatan
menggunakan kulit batang sirsak umumnya tidak lazim karena tidak praktis. Di
daerah Amazzonia Peru, kulit batang sirsak biasa dipakai untuk menyembuhkan
atau melawan diabetes, sebagai penenang, dan antikejang. Sedangkan Suku Asli
Guyana mempergunakan kulit batang sirsak sebagai tonik, obat penenang, dan obat
jantung. Lain halnya di Jamaika yang menggunakan kulit batang sirsak sebagai
obat asma dan hipertensi. Rebusan kulit batang sirsak diyakini oleh masyarakat
Haiti dapat menyembuhkan dan memperbaiki kerja jantung. Di berbagaai
negara lain biasa mempergunakan kulit
batang sirsak untuk menghangatkan tubuh, mengobati flu, mengatasi kesulitan
persalinan, dan sebagai antiparasit. Kulit batang sirsak biasa dikonsumsi dalam
bentuk teh atau direbus.
6. Bunga
Bunga
sirsak yang memiliki aroma tidak enak ini telah digunakan oleh suku asli Brazil
untuk mengobati saluran pernafasan (mengobati bronchitis) dan mengombinasikan
daun serta bunga sirsak sebagai obat untuk menyembuhkan sakit di dada.
Sekilas Tentang
Acetogenins
Senyawa
bermanfaat pada tanaman sirsak tidak hanya terdapat dalam buahnya, melainkan
terletak hampir di seluruh bagian tanaman sirsak. Hampir seluruh bagian sirsak
memiliki khasiat yang luar biasa. Bagian paling banyak terdapat dalam daun
sirsak. Daun sirsak mengandung senyawa bioaktif yaitu sitotoksin yang bersifat
racun terhadap penyakit. Senyawa sitotoksin tersebut biasa disebut dengan
annonaceous acetogenins5.
Senyawa
annonaceous acetogenins hanya dapat ditemukan pada keluarga annonaceae yang
awalnya dikenal sebagai pestisida dan antiparasit. Senyawa sitotoksin adalah
senyawa yang dapat bersifat toksik maupun sebagai obat untuk menghambat dan
menghentikan pertumbuhan sel kanker dan sel tumor yang ada di dalam tubuh.
Acetogenins
adalah senyawa poliketida dengan struktur C-34 atau C-37 rantai karbon tidak
bercabang yang terikat pada gugus 2-propanol pada C-2 untuk membentuk suatu
lakton. Senyawa ini memiliki 350 senyawa turunan yang ditemukan pada keluarga
Annonacea5. Ada b2 senyawa turunan acetogenins yang terdapat dalam
buah sirsak.
Banyak sekali
hasil penelitian ilmiah yang mengatakan bahwa kandungan sitotoksin terdapat
dalam berbagai jenis tanaman. Fakta lain yang mencengangkan adalah bahwa
senyawa ini dapat membunuh penyakit ganas seperti tumor dan kanker serta
penyakit lain yang disebabkan oleh toksik atau racun. Hingga saat ini senyawa
acetogenins telah terbukti sebagai senyawa sitotoksin terbesar dalam membunuh
sel kanker. Bahkan annonaceous acetogenins sering disebut sebagai inhibitor I
atau penghambat pertumbuhan sel kanker yang paling kuat.
Kekuatan
sitotoksin (LC50) pada suatu bahan dihitung dalam aktivitas
sitotoksin yang dihitung dalam satuan µg/ml. Kemampuan sitotoksin diartikan
sebagai kemampuan menghambat pengangkutan ATP di dalam sel kanker. Alhasil, sel
kanker tidak mendapat sumber energi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang biak
sehingga akan mati5.
Perlu diketahui
bahwa nilai LC50 yang rendah justru memiliki kemampuan sitotoksin
yang tinggi karena ekstrak yang digunakan untuk membunuh sel kanker dan menjadi
menjadi bersifat toksik jumlahnya sedikit.
Tabel
2. Kekuatan Sitotoksik dari Beberapa Tanaman Keluarga Annonaceae
Nama Spesies
|
Bagian Pohon
|
Sitotoksin (LC50µg/ml)
|
Annona
muricata
|
Daun
|
7,8 ± 0,3
|
Desmopsis
panamensis
|
Daun
|
111,0 ± 7,3
|
Pseudimalniea
boyacana
|
Batang
|
196,0 ± 9,8
|
Rollinia
exsucca
|
Batang
|
39,0 ± 2,0
|
Rollinia
pittieri
|
Daun
|
170,5 ± 7,0
|
Rollinia
pittieri
|
Daun
|
56,5 ± 2,1
|
Rollinia
pittieri
|
Daun
|
81,5 ± 2,1
|
Rollinia
pittieri
|
Batang
|
14,5 ± 1,3
|
Rollinia
pittieri
|
Batang
|
115,5 ± 6,7
|
Xylopia
aromatic
|
Daun
|
100,0 ± 6,4
|
Sumber : Journal of Ethnopharmacology Volume 111
Berdasarkan
tabel di atas dketahui bahwa kandungan ekstrak daun sirsak memiliki aktivitas
sitotoksik terbesar dan paling kuat saat ini. Nilai LC50 pada daun
sirsak yang rendah menunjukkan kekuatan sitotoksik acetogenins yang tinggi
sudah tidak diragukan lagi dalam menyerap radikal bebas di dalam tubuh dengan
cepat. Karena itu, acetogenins sangat berkhasiat sebagai racun yang menghambat
pertumbuhan sel abnormal penyebab berbagai penyakit.
Kandungan
acetogenins di setiap daerah dirasa tidak sama. Hal ini tergantung pada
ketinggian wilayah yang menyebabkan perbedaan intensitas paparan sinar
matahari. Di daerah rendah memiliki paparan sinar matahari yang lebih tinggi
dibandingkan dengan dataran tinggi. Karena itu, pohon sirsak yang mendapatkan
sinar matahari dalam jumlah cukup dapat melakukan proses fotosintesis sempurna
dan lebih banyak zat aktif yang akan terbentuk.
Fungsi
acetogenins antara lain adalah :
ü Acetogenins
hanya akan membunuh sel kanker yang ada dalam tubuh, sedangkan sel normal tidak
akan diserang dan akan tetap hidup.
ü Acetogenins
dalam daun sirsak dapat membunuh sel kanker 10.000 kali lebih kuat dibandingkan
dengan adriamcyn (obat kemoterapi).
ü Kemoterapi
dapat menyebabkan dan menimbulkan efek samping berupa rasa mual, bobot atau
berat badan turun, dan rambut rontok. Sebaliknya, acetogenins tidak menimbulkan
efek samping tersebut.
ü Acetogenins
dapat melindungi sistem kekebalan tubuh dan mencegah infeksi yang mematikan.
ü Pasien
yang melakukan pengobatan menggunakan acetogenins akan merasa lebih kuat dan
lebih sehat selama proses perawatan dan penyembuhan, serta memiliki penampilan
fisik yang baik.
Ketika sel
kanker tahan terhadap kemoterapi, keadaan ini menjelaskan bahwa sel kanker
semakin kuat untuk mengembangkan sifat resisten atau kebal terhadap obat-obatan
kemoterapi. Fenomena ini disebut dengan multi-drug resistans (MDR) atau tahan
obat kemoterapi.
Peneliti Purdue
melaporkan bahwa acetogenins dipersiapkan untuk membunuh sel kanker yang tahan
terhadap obat dengan menghalangi transfer ATP. Sebuah sel tumor membutuhkan energi
untuk tumbuh dan berkembang biak, menjalankan pompa dan mengusir agen penyerang
dalam jumlah yang lebih banyak. Saat acetogenins memblokir atau menghancurkan
ATP, sumber energi sel tumor tidak cukup untuk mempertahankan diri dari waktu
ke waktu. Pada akhirnya sel kanker tidak lagi memiliki energi yang cukup untuk
mengoperasikan proses mempertahankan diri dan akan mati.
Kendala Budidaya
Tanaman Sirsak
Produksi sirsak
di Indonesia tergolong rendah bila dibandingkan dengan tanaman buah lain
seperti jeruk, mangga, pisang, durian, dan manggis. Hingga saat ini penyebab
utamanya adalah para petani belum tertarik untuk membudidayakan tanaman sirsak.
Alasan utama
petani adalah hasil panen yang belum dapat diprediksi dan masa simpan buah yang
relatif singkat. Di sisi lain para pedagang juga mengeluhkan hal yang sama
yakni sulitnya menyimpan sirsak karena waktu penyimpanan sirsak sulit
diprediksi.
Bahkan sejak
tahun 207, produksi sirsak di Indonesia mengalami penurunan. Salah satu
penyebabnya adalah kurangnya peremajaan pohon sirsak yang sudah berusia tua.
Akibatnya produksi tanaman sirsak mengalami penurunan lagi di tahun 2008.
Secara
geografis, sirsak dapat tumbuh dengan baik di dataran Indonesia karena negara
Indonesia merupakan negara ynag subur dan beriklim tropis sehingga sesuai
dengan kondisi iklim yang dibutuhkan untuk menanam sirsak. Namun sangat
disayangkan, pada kenyataannya produksi sirsak di Indonesia masih hanya sebatas
kalangan regional saja dan belum dapat memenuhi kebutuhan ekspor karena
berbagai kondisi, seperti jumlah produksi yang belum memenuhi permintaan ekspor
serta teknologi untuk mengatasi kendala waktu simpan buah yang sangat singkat
belum dapat dikembangkan di Indonesia.
Selain kesadaran
dari petani, ternyata juga terdapat hama yang mengganggu tumbuhnya tanaman
sirsak3. Hama yang mengganggu tanaman sirsak antara lain :
1.
Kutu Perisai
Kutu
perisai merupakan salah satu hama yang paling sering menyerang sirsak. Hama ini
hidup menggerombol dalam jumlah banyak. Cara membasmi perkembangbiakkan hama
ini adalah dengan memangkas atau memotong bagian tanaman yang terkena kutu
perisai yang sudah dalam kondisi berat.
Kutu
ini dapat musnah pada musim penghujan. Namun apabila melampaui ambang batas,
kutu perisai dapat menyebabkam kerugian secara ekonomi. Maka untuk
mengendalikan hama ini diperlukan penyemprotan menggunakan insektisida
Perfhektion 400 EC dengan konsentrasi 0,2 %.
2. Lalat
Buah (Bractocera dorsalis)
Lalat
buah adalah hama yang cukup ganas karena dapat melubangi atau memakan buah
sirsak. Untuk mengendalikan hama ini dilakukan dengan cara membungkus buah
sirsak yang hampir matang dengan kertas semen. Selain itu juga dapat dilakukan
dengan menjaga sanitasi lingkungan dan menyemprotkan pestisida dari ekstrak
daun sirsak.
3. Ulat
Penggerek Buah (Phiralidae)
Perubahan
iklim atau perbedaan wilayah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
munculnya hama yang menyebabkan buah berlubang hitam dan busuk. Ulat penggerek
buah menimbulkan alur-alur hitam pada permukaan buah sehingga permukaan buah
menjadi berlubang dan lubang tersebut dipenuhi oleh kotoran larva berwarna
hitam.
Hama
ini dapat dikendalikan dengan menjaga sanitasi lingkungan yang baik,
pembungkusan buah, pengasapan kebun, dan penggunaan perangkap sex pheromone (netil eugenol). Jika
sudah melampaui ambang batas ekonomi, disarankan untuk melakukan penyemprotan
insektisida Perfhektion 400 konsentrasi 0,2 %.
4. Ulat
Penggerek Batang (Indarbela disciplaya)
Hama
yang menyerang tanaman sirsak ini harus diberantas karena bersifat mematikan.
Larva ulat ini akan menyerang tanaman sirsak dengan cara melubangi batangnya.
Pada kasus yang sangat parah, tanaman sirsak dapat berlubang-lubang dan
mengering atau bahkan mati.
Hama
ulat penggerek batang dapat dibasmi dengan cara membersihkan kotoran yang
menutupi lubang gerekan, memotong dan memusnahkan batang yang telah mengalami
kerusakan parah, melakukan dan menjaga sanitasi kebun, dan menyumbatkan kapas
yang telah diberi atau direndam menggunakan insektisida Diazinon atau Bayrusil
ke dalam lubang batang yang digerek. Penyemprotan Curacron 500 EC konsentrasi
0,2 % pada batang yang terserang dapat dilakukan apabila sudah melebihi batas
ambang ekonomi.
5. Ulat
Daun Bercula Satu
Hama
ini berasal dari kupu-kupu Meganotron
rufrscens dan Papilo agamemnon dan sering dijumpai memakan daun sirsak. Ulat ini
berukuran cukup besar dan panjang serta memiliki tanduk dan cula berwarna
hijau.
Untuk
memberantas hama ini dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi yang baik. Hama
ulat daun ini juga dapat diberantas dengan menyemprotkan insektisida Decis 0,2
% atau Bayrusil 250 EC 0,2 %.
6. Ulat
Atlas (Attacus atlas)
Hama
yang sering disebut ulat keket atau ulat badori ini memiliki ukuran yang sangat
besar, mempunyai duri-duri lemas pada punggungnya, dan berwarna hijau
keputihan. Ulat atlas menyerang daun sirsak dan dapat menghabiskan daun sirsak
hanya dalam waktu semalam.
Untuk
membasmi hama ini dilakukan penyemprotan insektisida biologis (bakteri
pemangsa) berupa Bacillus thuringiensis (Bayrusil)
dengan konsentrasi 0,2 %.
7. Rayap
(Ceptoternus curvignatus)
Hama
rayap sangat merusak batang pohon sirsak.
Untuk
menanggulangi hama ini dapat dilakukan dengan menebang kemudian membakar batang
pohon yang sudah terkena rayap serta menyiram sekeliling batang sirsak
menggunakan larutan insektisida Curacron 500 EC konsentrasi 0,1 %.
8. Kutu
Sisik Putih (Pseudococcus lilacinus)
Kutu
sisik putih merupakan hama yang sering menggerombol di ranting, daun, pucuk,
bunga, dan buah. Mereka menggerombol untuk menghisap cairan sel tanaman. Hama
ini mengeluarkan cairan atau air madu yang nantinya mengundang semut sehingga
mengakibatkan pohon yang diserang oleh hama ini akan menjadi berkerut,
menggulung, abnormal, dan rontok.
Hama
kutu sisik putih dapat ditanggulangi dan disegah dengan cara memangkas bagian
tanaman sirsak yang terserang dalam kondisi berat atau menyemprot dengan
insektisida Perfhektion 400 EC konsentrasi 0,2%.
Selain
hama-hama yang telah disebutkan tadi, populasi sirsak yang menurun juga
diakibatkan oleh kondisi fisik sirsak itu sendiri. Sirsak yang terkena penyakit
akan mengalami penurunan kemampuan untuk menghasilkan buah4. Berikut
ini adalah penyakit-penyakit yang biasa menyerang tanaman sirsak.
1. Mati
Cabang Ranting
Penyakit
ini dapat ditanggulangi dengan cara menjaga sanitasi lingkungan kebun dengan
baik, memangkas bagian tanaman yang sudah terkena berat, perlakuan dan
penanganan pasca panen yang baik dan tepat.
2. Antraknosa
(Colletotrichum gloeosporioides)
Penyakit
antraknosa merupakan penyakit utama dan yang paling sering menyerang pohon
sirsak yang hidup di daerah lembap. Antraknosa menyerang bunga dan buah sirsak
hingga busuk atau keriput. Selain itu antraknosa juga menyerang buah, daun,
batang, dan pematangan buah. Tak jarang tanaman sirsak yang terkena penyakit
ini akan mengalami penyusutan produksi
panen.
Tindakan
pengendalian dapat dilakukan dengan memperbaiki drainase tanah, penjagaan
sanitasi lingkungan kebun, atau penyemprotan
fungisida Cobox konsentrasi 0,2 %.
3. Bercak
Daun
Bercak
daun yang menyerang daun pohon sirsak disebabkan oleh kelembapan yang tinggi
sehingga menyebabkan timbulnya bercak atau jamur.
Untuk
mengurangi bercak daun dapat dilakukan dengan mengurangi kelembapan yang
berasal dari tanaman pelindung. Tanaman pelindung dipangkas pada bagian yang
menghalangi paparan sinar matahari pada pohon sirsak., memangkas daun yang
terserang dan menjaga sanitasi kebun.
4. Karat
Daun
Penyakit
karat daun menyerang daun pohon sirsak. Untuk menanggulanginya dapat dilakukan
dengan pemangkasan bagian daun yang terserang berat serta menjaga sanitasi
lingkungan kebun.
5. Busuk
Akar
Akar
tanaman sirsak yang terkena penyakit busuk akar akan membusuk dan berwarna coklat.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit ini adalah
dengan memperbaiki drainase tanah, membongkar tanaman yang terserang berat
dengan memangkas akar yang busuk (biasanya busuk akar terjadi pada awal tanam),
serta menjaga sanitasi lingkungan kebun.
6. Busuk
Batang (Corticium sp.)
Busuk
batang merupakan penyakit yang paling sering mematikan tanaman. Penyakit ini
menyerang batang dan dahan pada saat suhu terlalu dingin dan lembap. Kulit
batang berwarna abu-abu kehitaman hingga merah jambu dan kecoklatan serta
tampak basah merupakan gejala tanaman terkena penyakit ini. Tanaman yang
terkena busuk batang akan cepat mengering dan mati. Penyakit busuk batang akan
cepat menular pada waktu siang hari dan ketika keadaan kering sehingga spora tertiup
angin.
Penanggulangan
penyakit ini dengan membersihkan lahan menjelang akhir tahun kemarau dan
membakar bagian pohon yang terkena penyakit busuk batang. Tindakan tersebut
dapat membantu mengurangi penyebaran penyakit pada musim berikutnya.
Penanganan Panen pada
Tanaman Sirsak
Buah sirsak
dapat dipanen setelah berumur lebih dari tiga tahun. Musim berbunga pohon
sirsak paling banyak terjadi selama bulan Oktober sampai November dan musim
buahnya jatuh pada bulan Januari serta Februari.
Dari satu pohon
sirsak dapat diperoleh sekitar 2-30 buah sirsak dengan bobot kira-kira 200-1200
gram. Namun produksi sirsak akan mengalami penurunan setelah usia pohon
mencapai 8-10 tahun sehingga dibutuhkan peremajaan3.
Buah sirsak
paling baik dipanen setelah benar-benar matang tetapi masih keras. Ciri-ciri
buah sirsak yang matang antara lain memiliki jarak duri yang telah merenggang
pada kulit buah, melebar, dan ujungnya tumpul, tangkai buah telah menguning.
Dan warna kulit yang tadinya hijau mengilat telah berubah menjadi hijau kusam
atau hijau kekuning-kuningan. Jika ditepuk-tepuk akan terdengar suara seperti
berongga dan tercium bau khas sirsak. Buah sirsak yang matang memiliki daging
buah yang lembek, berwarna putih, dan berserat. Berdasarkan umurnya, buah
sirsak dapat dipanen kurang lebih setelah berumur 2,5 bulan sejak keluarnya
bunga. Apabila sirsak yang dipetik belum cukup matang, maka dapat dipercepat
pematangannya dengan cara mencuci buah sirsak dengan air bersih kemudian
diletakkan di tempat yang lembap selama 3-5 hari hingga buah benar-benar
matang.
Buah sirsak
dapat ditemukan sepanjang tahun pada daerah yang beriklim tidak mengenal musim.
Normalnya sirsak memiliki masa panen 1-3 kali masa panen dengan puncak pada
musim utama. Buah sirsak harus dipetik dengan hati-hati dan selektif,
pemotongan tangkai harus menggunakan pisau yang benar-benar tajam atau gunting
setek. Setelah itu buah sirsak disimpan dalam keranjang bambu yang telah
dialasi bahan yang empuk seperti jerami.
Sirsak merupakan
buah yang mudah rusak dan tidak tahan terhadap proses penyimpanan dalam jangka
waktu lama. Meski sirsak dapat diperam, tetapi hasil peraman tidak akan sama
dengan sirsak yang matang dari pohonnya. Mutu, rasa, dan aroma sirsak hasil
peraman kurang memenuhi syarat untuk dijual di pasaran.
Buah sirsak
tidak dapat dipanen sekaligus karena memiliki tingkat kematangan yang
berbeda-beda. Karena itu diperlukan metode pemetikan “petik pilih” yang
dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan kerusakan. Buah yang telah
dipanen harus diletakkan secara strategis agar memudahkan proses pengangkutan.
Buah sirsak yang
telah matang harus diangkut menggunakan peti atau kotak karton yang kuat. Duri kulit yang lemas dapat dijadikan alat
peredam goncangan. Penumpukan karton tidak boleh terlalu tinggi, maksimal dua
lapis. Penumpukan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan memar yang dapat
mempercepat pembusukan, kecuali bila pembungkusan
menggunakan peti yang kuat dan berventilasi.
Buah sirsak biasa dibeli pemborong dalam
keadaan matang 75 % dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan jus, minuman
segar, dan pembuatan dodol. Buah sirsak juga digunakan oleh pabrik industri
sebagai bahan baku untuk membuak pure (bubur kental). Pure tersebut akan
diekspor ke berbagai negara besar. Namun, Indonesia belum memiliki nilai ekspor
yang cukup baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ashari,
Prof. Ir. Sumeru. 2006. Meningkatkan
Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia. Yogyakarta : C.V. Andi Offset
2.
Santoso, Hieronymus Budi. 2008. Ragam
dan Khasiat Tanaman Obat. Jakarta : PT
Agromedia Pustaka
3. Sunarjono,
Drs. Hendro. 1987. Ilmu Produksi Tanaman
Buah-buahan. Bandung : C.V. Sinar Baru
4. Widyastuti,Yustina
Erna. 1993. Mengenal Buah Unggul
Indonesia. Jakarta : PT Penebar Swadaya
5. Zuhud,
Prof. Dr. Ervival AM. 2011. Bukti
Kedahsyatan Sirsak Menumpas Kanker. Jakarta Selatan : PT Agromedia Pustaka
0 comments:
Post a Comment